Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bersama Pemprov Kalsel Optimalkan Lahan Rawa

Sabtu, 06 Juli 2024 - 07:40 WIB
loading...
Antisipasi Darurat Pangan,...
Penandatanganan berita acara penyelesaian SID dan kontrak konstruksi dengan Tim Konstruksi Politeknik Negeri Banjarmasin yang merupakan bagian dari upaya optimalisasi lahan rawa di Kalsel. Foto/Istimewa
A A A
BANJARBARU - Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini fokus pada peningkatkan produksi dan produktivitas padi dan jagung melalui Program Upaya Khusus (UPSUS) Antisipasi Darurat Pangan Nasional.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya sinergi dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia. Mentan Amran juga menaruh harapan besar terhadap pemerintah daerah di seluruh Indonesia.



Amran memastikan jika program pompanisasi berjalan dengan baik. Menurutnya, pompanisasi menjadi solusi cepat untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan jumlah produksi padi di tengah ancaman El Nino.

"Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota turun ke lapangan untuk memastikan ketersediaan sumber daya air dan kebutuhan pompa agar program ini dapat berjalan lancar dan tepat sasaran," pinta Mentan Amran dalam keterangannya, Sabtu (6/7/2024).

"Perlunya sinergi untuk pembangunan pertanian. Tanpa Anda sekalian, kami tidak bisa melakukan apa-apa. Kita harus kuat bersama. Kita akan mengguncang dunia dan mencapai mimpi bersama menjadi lumbung pangan dunia," sambung Mentan kembali.

Ditemui secara terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian modern dicirikan dengan pemanfaatan alat-alat mesin pertanian yang saat ini sudah sangat lengkap.

“Karena kita menghadapi musim kemarau, untuk meningkatkan produksi terutama untuk meningkatkan indeks tanah, maka pompanisasi adalah solusi untuk menyediakan air, solusi untuk bisa tanam, solusi untuk meningkatkan IP pertanaman. Selain itu juga solusi untuk meningkatkan luas tanam luas panen dan solusi untuk meningkatkan produksi,” ungkap Dedi.

Sebagai informasi, pada Jumat (5/7/2024) telah dilaksanakan penandatanganan berita acara penyelesaian Survei Investigasi Design (SID) dan kontrak konstruksi dengan Tim Konstruksi Politeknik Negeri Banjarmasin yang merupakan bagian dari upaya optimalisasi lahan rawa di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Sebanyak 10.334 hektare lahan telah dikontrak untuk konstruksi sejak 21 Mei 2024, diikuti oleh 17.633 hektare pada 4 Juli 2024. Selanjutnya, 9.529 hektare akan dikontrak pada 10 Juli 2024, dan sisa 15.511 hektare akan diselesaikan pada 12 Juli 2024. Secara keseluruhan, progres SID mencapai 43.478 hektare atau 93,82% dari target 46.340 hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman mengarahkan agar pemasangan dan pemanfaatan pompa yang telah dikirim segera dipercepat. Syamsir mengatakan pentingnya koordinasi antara konsultan konstruksi dan petugas lapangan untuk menentukan area yang dapat dikerjakan terlebih dahulu.

“Jika ada petani yang tidak dapat diajak bekerja sama, agar dilaporkan kepada kepala desa dan fokus pada area lain yang lebih siap,” ungkapnya.

Syamsir menekankan untuk kabupaten yang realisasinya masih rendah diminta untuk berkoordinasi intensif dengan dinas terkait, bahkan jika perlu dipantau setiap hari. Lahan pasca panen harus segera diolah dan ditanami kembali.

"Kita harus bekerja dengan serius dan cepat. Saya akan melaporkan perkembangan langsung kepada bapak bupati. Jangan sampai kita tertinggal, sementara daerah lain sudah dua atau tiga kali tanam, kita baru sekali," terang Syamsir.

Sebagai tindak lanjut, jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh petugas, Syamsir menginstruksikan agar diadakan rapat segera yang melibatkan semua pihak terkait.

"Rapat merupakan salah satu cara untuk mendorong penyelesaian. Terima kasih atas kerja sama dan partisipasinya. Mohon agar setiap rapat dihadiri oleh semua pihak karena kegiatan ini sangat penting," tambahnya.

Tenaga Ahli Menteri Bidang Akselerasi Standardisasi dan Program Strategis Kementan, Abdul Haris Bahrum menegaskan pentingnya pelaksana konstruksi menyamakan langkah dan energi untuk mencapai target kegiatan UPSUS.

Provinsi Kalsel memiliki potensi lahan yang sangat besar, dengan ribuan hektar yang dapat dioptimalkan melalui manajemen air dan pengerukan sungai. Dari 291.000 hektar luas lahan baku di Kalsel, kita berharap dapat ditingkatkan lagi. Mari kita manfaatkan potensi ini untuk menghadapi darurat pangan tahun 2024.

"Jika berhasil tahun ini, Insya Allah tahun depan pangan kita akan aman," ujar Abdul Haris.

Abdul Haris juga menambahkan bahwa strategi optimalisasi lahan mencakup konstruksi manajemen air dan pemasangan pompa, dengan target 75.000 unit pompa di seluruh Indonesia. Target luas tanam tahunan (LTT) adalah 1 juta hektare tiap bulan, yang dimonitor rutin oleh Menteri Pertanian.

Tumpang sisip juga menjadi strategi penting untuk menambah luas pertanaman padi, mencegah potensi kelaparan, dan mengatasi darurat pangan.



"Kalsel termasuk provinsi dengan luasan lahan yang besar dan potensi yang besar. Kami meminta kerja sama dari semua Kepala Dinas untuk mengejar ketertinggalan dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama selama ini," tutupnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1956 seconds (0.1#10.140)