SYL Merasa Terhina dalam Persidangan: Semestinya Negara Beri Penghargaan Kepada Saya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menilai proses persidangan kasus dugaan penerimaan gratifikasi di Kementan membuat dirinya terhina. Ia pun mengaku telah tertekan dengan adanya proses peradilan tersebut.
Hal itu diungkapkan SYL saat bersaksi untuk terdakwa Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Kementan nonaktif Muhammad Hatta dan Sekretaris Jenderal Kementan nonaktif Kasdi Subagyono di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).
"Saya ingin menyampaikan bahwa saya merasa di persidangan ini begitu terhina, merasa sangat tertekan dengan apa yang ada dari perjalanan persidangan selama 19 kali itu Yang Mulia," tutur SYL.
Dari pengamatan persidangan, SYL merasa heran dengan para terdakwa lainnya, yakni Muhammad Hatta dan Kasdi Subagyono yang sangat baik sebelum adanya perkara itu. "Aneh, karena selama ini mereka begitu dekat saya sebagai bapaknya. Sekarang semua menuding saya Yang Mulia," tutur SYL.
SYL berkata tujuan dirinya datang ke Jakarta untuk mengejar prestasi. Ia pun menilai telah mencapai tujuannya itu."Menurut saya ini sudah dilakukan. Saya menjabarkan perintah presiden dan perintah negara ke seluruh dunia, dan itu juga saya lakukan dengan baik. Itu bantuan Sekjen, bantuan dirjen dirjen," ucap SYL.
"Nah sekarang ini sepertinya saya dalam posisi paling hina dalam kehidupan yang selama 30 tahun saya melakukan ini. Saya berharap ini bagian dari perjuangan saya, tetapi ternyata dari perjalanan ini, seperti ini lah kondisi saya, saya menjadi pencuri, saya orang koruptor, saya disogok-sogok, seperti itu," imbuhnya.
Atas dasar itu, SYL menilai, hukuman atas tudingan itu tak menyasar padanya saja, melainkan juga istri serta anaknya. Untuk itu, SYL meminta keadilan.
"Saya tidak menagih Yang Mulia, tapi mestinya negara memberikan penghargaan kepada saya. Saya complain kepada Jokowi," terang SYL.
Ia menyinggung data BPS terkait kinerja Kementan di bawah kepemimpinannya. Dari data yang dijabarkan, SYL menyebut, Kementan pernah berkontribusi sumbangkan lebih dari Rp15 triliun ke negara per tahunnya.
"Izin Yang Mulia, dari data BPS yang saya miliki, saya tidak pernah berkontribusi di bawah 15 triliun dalam setiap tahun. Bapak cuma cari Rp44 miliar selama empat tahun, terdiri dari parfum dan lain-lain," teranv SYL.
"Saya cuma menuntut keadilan. Enggak usah lah hargai saya. Saya siap masuk tahanan, saya siap masuk penjara. Tapi hargai apa yang disampaikan orang-orang ini," kata SYL.
Hal itu diungkapkan SYL saat bersaksi untuk terdakwa Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Kementan nonaktif Muhammad Hatta dan Sekretaris Jenderal Kementan nonaktif Kasdi Subagyono di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).
"Saya ingin menyampaikan bahwa saya merasa di persidangan ini begitu terhina, merasa sangat tertekan dengan apa yang ada dari perjalanan persidangan selama 19 kali itu Yang Mulia," tutur SYL.
Dari pengamatan persidangan, SYL merasa heran dengan para terdakwa lainnya, yakni Muhammad Hatta dan Kasdi Subagyono yang sangat baik sebelum adanya perkara itu. "Aneh, karena selama ini mereka begitu dekat saya sebagai bapaknya. Sekarang semua menuding saya Yang Mulia," tutur SYL.
SYL berkata tujuan dirinya datang ke Jakarta untuk mengejar prestasi. Ia pun menilai telah mencapai tujuannya itu."Menurut saya ini sudah dilakukan. Saya menjabarkan perintah presiden dan perintah negara ke seluruh dunia, dan itu juga saya lakukan dengan baik. Itu bantuan Sekjen, bantuan dirjen dirjen," ucap SYL.
"Nah sekarang ini sepertinya saya dalam posisi paling hina dalam kehidupan yang selama 30 tahun saya melakukan ini. Saya berharap ini bagian dari perjuangan saya, tetapi ternyata dari perjalanan ini, seperti ini lah kondisi saya, saya menjadi pencuri, saya orang koruptor, saya disogok-sogok, seperti itu," imbuhnya.
Atas dasar itu, SYL menilai, hukuman atas tudingan itu tak menyasar padanya saja, melainkan juga istri serta anaknya. Untuk itu, SYL meminta keadilan.
"Saya tidak menagih Yang Mulia, tapi mestinya negara memberikan penghargaan kepada saya. Saya complain kepada Jokowi," terang SYL.
Ia menyinggung data BPS terkait kinerja Kementan di bawah kepemimpinannya. Dari data yang dijabarkan, SYL menyebut, Kementan pernah berkontribusi sumbangkan lebih dari Rp15 triliun ke negara per tahunnya.
"Izin Yang Mulia, dari data BPS yang saya miliki, saya tidak pernah berkontribusi di bawah 15 triliun dalam setiap tahun. Bapak cuma cari Rp44 miliar selama empat tahun, terdiri dari parfum dan lain-lain," teranv SYL.
"Saya cuma menuntut keadilan. Enggak usah lah hargai saya. Saya siap masuk tahanan, saya siap masuk penjara. Tapi hargai apa yang disampaikan orang-orang ini," kata SYL.
(abd)