2 Fenomena Bencana Melanda Pulau Jawa, Kekeringan di Barat dan Longsor di Timur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dua fenomena bencana melanda Pulau Jawa secara bersamaan. Di wilayah barat terjadi kekeringan, sementara di timur terjadi hujan.
“Nah untuk Jawa, ada dua fenomena ya di sebelah barat itu Bogor, Karawang itu kekeringan tetapi di Timur, Lumajang, itu ada intensitas hujan yang menyebabkan kemudian ada tanah longsor,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Selasa (11/6/2024).
Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan saat ini intensitas curah hujan di wilayah Pulau Jawa sangat signifikan. Namun, kejadian tanah longsor yang diakibatkan oleh adanya curah hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi.
“Jadi meskipun sebenarnya kita lihat untuk secara umum intensitas curah hujan di Jawa itu sudah sangat berkurang sangat signifikan ya,” jelasnya.
“Apalagi nanti kita lihat prediksi Dasarian 2 Juni, tapi sekali lagi bahwa ada kerentanan kawasan, kerentanan wilayah yang sifatnya sangat spesifik, sangat lokal gitu, apakah pada posisi itu tebingnya sangat curam, apakah aktivitas penggalian dan seterusnya sehingga begitu diguyur hujan yang mungkin tidak terlalu signifikan dia longsor dan pada kenyataannya memang longsornya terjadi di kawasan penggalian pasir,” sambungnya.
Sementara itu, Aam mengatakan dalam sepekan terakhir sebanyak 21 kejadian bencana melanda wilayah Indonesia. Di mana kejadian bencana yang masih mendominasi adalah banjir.
“Sepekan kemarin untuk data yang kita tanggal 10 Juni pukul 9. Jadi per hari ini ya, Senin ke Senin itu ada 21 kali kejadian bencana dan masih dominan banjir ya,” katanya.
Aam pun mengungkapkan bahwa dua kejadian tanah longsor yang melanda wilayah Indonesia khususnya di Lumajang, Jawa Timur dan Ende di NTT signifikan merenggut korban jiwa. “Kalau kita lihat dari trend-nya satu minggu ke belakang sebenarnya agak berkurang di sisi frekuensi tetapi dari sisi intensitas dan dampak ada dua kejadian tanah longsor yang dua-duanya merenggut korban jiwa satu di Lumajang dan satu lagi di Ende, Timor Timur.”
“Jadi sekali lagi kalau dari datanya BNPB, tanah longsor di tahun 2024 ini sangat-sangat signifikan dalam konteks korban jiwa. Jadi ini yang benar-benar harus kita perhatikan kondisi-kondisi hujan yang tidak terlalu lama tapi intensitas tinggi dan seterusnya,” pungkasnya.
“Nah untuk Jawa, ada dua fenomena ya di sebelah barat itu Bogor, Karawang itu kekeringan tetapi di Timur, Lumajang, itu ada intensitas hujan yang menyebabkan kemudian ada tanah longsor,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Selasa (11/6/2024).
Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan saat ini intensitas curah hujan di wilayah Pulau Jawa sangat signifikan. Namun, kejadian tanah longsor yang diakibatkan oleh adanya curah hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi.
“Jadi meskipun sebenarnya kita lihat untuk secara umum intensitas curah hujan di Jawa itu sudah sangat berkurang sangat signifikan ya,” jelasnya.
“Apalagi nanti kita lihat prediksi Dasarian 2 Juni, tapi sekali lagi bahwa ada kerentanan kawasan, kerentanan wilayah yang sifatnya sangat spesifik, sangat lokal gitu, apakah pada posisi itu tebingnya sangat curam, apakah aktivitas penggalian dan seterusnya sehingga begitu diguyur hujan yang mungkin tidak terlalu signifikan dia longsor dan pada kenyataannya memang longsornya terjadi di kawasan penggalian pasir,” sambungnya.
Sementara itu, Aam mengatakan dalam sepekan terakhir sebanyak 21 kejadian bencana melanda wilayah Indonesia. Di mana kejadian bencana yang masih mendominasi adalah banjir.
“Sepekan kemarin untuk data yang kita tanggal 10 Juni pukul 9. Jadi per hari ini ya, Senin ke Senin itu ada 21 kali kejadian bencana dan masih dominan banjir ya,” katanya.
Aam pun mengungkapkan bahwa dua kejadian tanah longsor yang melanda wilayah Indonesia khususnya di Lumajang, Jawa Timur dan Ende di NTT signifikan merenggut korban jiwa. “Kalau kita lihat dari trend-nya satu minggu ke belakang sebenarnya agak berkurang di sisi frekuensi tetapi dari sisi intensitas dan dampak ada dua kejadian tanah longsor yang dua-duanya merenggut korban jiwa satu di Lumajang dan satu lagi di Ende, Timor Timur.”
“Jadi sekali lagi kalau dari datanya BNPB, tanah longsor di tahun 2024 ini sangat-sangat signifikan dalam konteks korban jiwa. Jadi ini yang benar-benar harus kita perhatikan kondisi-kondisi hujan yang tidak terlalu lama tapi intensitas tinggi dan seterusnya,” pungkasnya.
(kri)