Paradoks Bali dan Seniman Agus Saputra
loading...
A
A
A
“Bukanlah mistisme pun keelokan Bali yang membuat miris hati Covarrubias, tetapi di masa depan Pulau Dewata akan berantakan dibanjiri wisatawan yang akan berseberangan dengan budaya dan merusak peradaban lokal.”
Covarrubias seniman mural, ilustrator dan pelukis sekaligus seorang sejarawan seni pun etnolog kelahiran Meksiko yang mengenalkan Bali sebagai surga wisata eksotis dunia dengan sebutan Pulau Dewata.
Ia membuat tergila-gila orang-orang New York datang ke Bali, yang saat sama di tahun awal 30-an itu, ia bertemu tokoh ekspatriat seni lukis Bali, Walter Spies. Sang seniman multi-talenta perintis Pita Maha, yang merupakan kumpulan pelukis Bali dan para ekspatriat yang menemukan “modernisasi seni lukis” Bali.
Warisan Walter Spies dan Sabung Ayam
Sejarah kolonial, termasuk gaya pelukis Walter Spies yang “menggubah” paras seni lukis Bali zaman doeloe yang penuh mitos, dan wara cerita rakyat menjadi modern pun jadi sasaran dekonstruksi visual ala Agus.
Gaya Spies yang menggambarkan realitas sehari-hari, juga bentuk terasering persawahan, perawan-perawan telanjang dada serta atsmosfer matahari pagi yang membuncah, mendadak diplesetkan oleh Agus di partisi-partisi berupa lukisan dengan juluk “Taman Becik Pisan (After Spies)”, 2023 – 2024, panel #2 (Cover panel). Dengan cara “menyelundupkan” sosok-sosok tentara Belanda di antara kehidupan persawahan serta di ufuk timur muncul simbol Kincir Angin khas objek dari Belanda.
“Saya menyukai sejak awal membuat pengaburan, bahwa sejarah selalu akan “goyah”. Demikian juga juga seperti ritual tertentu hari ini berubah menjadi objek wisata, seni lukis dalam masa lalu saya plesetkan jadi beban “penjajahan kultural” kolonial,” ujar Agus.
Yang disebut Agus adalah sebuah strategi aproriasi, yakni menirukan ikon seni sang seniman yang melegenda di masa lalu dengan tujuan tertentu, yakni mendialogkan ulang atau memperolok kondisi saat ini.
Bali yang berubah, Bali yang bertransformasi secara drastis memiriskan hati disikapi dengan simbol-simbol visual lebih kaya. Tentunya Agus dengan cermat memaknai sejarah secara jeli dengan juga termasuk memilih memanggungkan ikon jago/ayam jantan di kanvas-kanvas lukisannya.
Covarrubias seniman mural, ilustrator dan pelukis sekaligus seorang sejarawan seni pun etnolog kelahiran Meksiko yang mengenalkan Bali sebagai surga wisata eksotis dunia dengan sebutan Pulau Dewata.
Ia membuat tergila-gila orang-orang New York datang ke Bali, yang saat sama di tahun awal 30-an itu, ia bertemu tokoh ekspatriat seni lukis Bali, Walter Spies. Sang seniman multi-talenta perintis Pita Maha, yang merupakan kumpulan pelukis Bali dan para ekspatriat yang menemukan “modernisasi seni lukis” Bali.
Warisan Walter Spies dan Sabung Ayam
Sejarah kolonial, termasuk gaya pelukis Walter Spies yang “menggubah” paras seni lukis Bali zaman doeloe yang penuh mitos, dan wara cerita rakyat menjadi modern pun jadi sasaran dekonstruksi visual ala Agus.
Gaya Spies yang menggambarkan realitas sehari-hari, juga bentuk terasering persawahan, perawan-perawan telanjang dada serta atsmosfer matahari pagi yang membuncah, mendadak diplesetkan oleh Agus di partisi-partisi berupa lukisan dengan juluk “Taman Becik Pisan (After Spies)”, 2023 – 2024, panel #2 (Cover panel). Dengan cara “menyelundupkan” sosok-sosok tentara Belanda di antara kehidupan persawahan serta di ufuk timur muncul simbol Kincir Angin khas objek dari Belanda.
“Saya menyukai sejak awal membuat pengaburan, bahwa sejarah selalu akan “goyah”. Demikian juga juga seperti ritual tertentu hari ini berubah menjadi objek wisata, seni lukis dalam masa lalu saya plesetkan jadi beban “penjajahan kultural” kolonial,” ujar Agus.
Yang disebut Agus adalah sebuah strategi aproriasi, yakni menirukan ikon seni sang seniman yang melegenda di masa lalu dengan tujuan tertentu, yakni mendialogkan ulang atau memperolok kondisi saat ini.
Bali yang berubah, Bali yang bertransformasi secara drastis memiriskan hati disikapi dengan simbol-simbol visual lebih kaya. Tentunya Agus dengan cermat memaknai sejarah secara jeli dengan juga termasuk memilih memanggungkan ikon jago/ayam jantan di kanvas-kanvas lukisannya.