Peringati Harlah ke-1, IPARI Gelar Aksi Tanam Sejuta Pohon

Kamis, 30 Mei 2024 - 22:21 WIB
loading...
Peringati Harlah ke-1,...
Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) menggelar peringatan Harlah ke-1 dengan gerakan tanam sejuta pohon di Hutan Mangrove, PIK, Jakarta Barat, Kamis (30/5/2024). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) menggelar peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-1. Perayaan tersebut dirangkai dengan gerakan tanam sejuta pohon, zero plastic, serta literasi teologi lingkungan oleh penyuluh agama se-Indonesia.

Harlah yang mengangkat tema "Rawat Bumi, Perkuat Moderasi" ini diselenggarakan di Hutan Mangrove, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Barat, Kamis (30/5/2024).



Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Zayadi mengatakan tema ini menyiratkan tiga aktivitas. Pertama, gerakan edukasi bahwa menanam pohon merupakan salah satu aktivitas penting untuk menjaga lingkungan.

“Tanam sejuta pohon secara serentak se-Indonesia ini adalah bentuk aksi nyata menjaga dan merawat bumi, bahkan mungkin lebih dari satu juta pohon yang ditanam oleh Penyuluh se-Indonesia,” ujar Zayadi.

Aktivitas kedua, lanjut Zayadi, kampanye zero plastic dan teologi lingkungan merupakan korelasi dalam mengaitkan agama dan konsep ekologis. “Ada fungsi keindahan dan juga fungsi kelestarian lingkungan,” imbuhnya.

Ketiga, Zayadi berpesan IPARI sebagai mitra strategis Kemenag harus menjadi organisasi profesi yang mampu menjangkau seluruh masyarakat dalam literasi dan edukasi. Zayadi berharap seluruh pengurus mengenalkan IPARI sebagai organisasi yang bisa sejajar dengan organisasi profesi lainnya, seperti PGRI, IDI, IDAI, dan lainnya.

“Kami optimistis IPARI bisa memaksimalkan dan membuat legacy (kebijakan) sebanyak mungkin, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas kelembagaan IPARI, serta melampaui dalam edukasi kepada masyarakat,” tuturnya.

Sekretaris Umum IPARI, Elvi Anita Afandi menyampaikan IPARI yang berdiri pada 26 Mei 2023 ini tidak hanya fokus pada kegiatan sosial keagamaan, tetapi juga pembangunan lingkungan sekitar sebagai bagian ekosistem manusia.

“Penyuluh agama ini punya tugas yang unik, tidak hanya bimbingan penyuluhan agama dan pembangunan. Karena ada kata pembangunan maka maknanya sangat luas, seperti stunting hingga soal lingkungan prespektif agama,” jelasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1229 seconds (0.1#10.140)