5 Fakta Mantan Danjen Kopassus Yogie S Memet, Jenderal Religius dengan Banyak Jabatan Strategis
loading...
A
A
A
”Yang menarik itu kalau naik mobil dinas, beliau tidak memperkenankan istrinya duduk di depan. Pada waktu itu mobil dinas Komandan Kopassandha Toyota Land Cruiser kanvas. Istrinya tetap tidak diperbolehkan duduk di depan meskipun kursi depan kosong karena Pak Yogie tidak ikut. Menurut beliau, mobil dinas Komandan Kopassus bukan untuk mobil istri komandan,” tulis Prabowo dalam bukunya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.
Pada 17 Agustus 1964, Presiden Soekarno memberikan ultimatum kepada Kodam Hasanuddin untuk segera menangkap Kahar Muzakkar hidup atau mati. Waktu itu, RPKAD (Kopassus) juga mendapat penugasan di bawah Yonif 330/Para Kujang pimpinan Yogie S Memet untuk membantu Kodam Hasanuddin.
Setelah mendengar perintah, Yogie bertekad segera menangkap Kahar. Dia melakukan tirakat khusus agar operasi berjalan sukses.
Kisahnya ini dituliskan dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit karya Atmadji Sumarkidjo. Jadi, waktu itu Yogie S Memet berpuasa jauh-jauh hari sebelum bulan puasa (Ramadan) karena prihatin tekad mereka belum terpenuhi.
Setelah itu, operasi penangkapan sukses besar. Pasukan Yon 330/Para Kujang berhasil menemukan tempat persembunyian Kahar Muzakkar.
Sebuah penggerebekan kilat dilakukan saat subuh dengan pasukan yang dikomandoi Kolonel Solichin GP (kepala staf operasi). Setelah terjadi baku tembak, Kahar Muzakkar dinyatakan tewas.
Setelah pensiun militer, Yogie berkarier sebagai birokrat. Dia pernah menjadi Gubernur Jawa Barat periode 1985-1993 hingga Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden Soeharto (1993-1998).
Pada akhir hayatnya, Yogie S Memet meninggal dunia di RS Advenia Bandung pada 7 Juni 2007.
Lihat Juga: 8 Mayjen TNI Bersiap Pensiun usai Mutasi Akhir Oktober 2024, Nomor Terakhir Eks Pangdam XVIII/Kasuari
4. Tirakat Khusus Tangkap Kahar Muzakkar
Mengenai sepak terjangnya, Yogie S Memet pernah menjadi Danyon 330/Kujang Kodam Siliwangi. Di era kepemimpinannya, Yon 330 dipercaya menumpas gerombolan DI/TII Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.Pada 17 Agustus 1964, Presiden Soekarno memberikan ultimatum kepada Kodam Hasanuddin untuk segera menangkap Kahar Muzakkar hidup atau mati. Waktu itu, RPKAD (Kopassus) juga mendapat penugasan di bawah Yonif 330/Para Kujang pimpinan Yogie S Memet untuk membantu Kodam Hasanuddin.
Setelah mendengar perintah, Yogie bertekad segera menangkap Kahar. Dia melakukan tirakat khusus agar operasi berjalan sukses.
Kisahnya ini dituliskan dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit karya Atmadji Sumarkidjo. Jadi, waktu itu Yogie S Memet berpuasa jauh-jauh hari sebelum bulan puasa (Ramadan) karena prihatin tekad mereka belum terpenuhi.
Setelah itu, operasi penangkapan sukses besar. Pasukan Yon 330/Para Kujang berhasil menemukan tempat persembunyian Kahar Muzakkar.
Sebuah penggerebekan kilat dilakukan saat subuh dengan pasukan yang dikomandoi Kolonel Solichin GP (kepala staf operasi). Setelah terjadi baku tembak, Kahar Muzakkar dinyatakan tewas.
5. Jadi Birokrat Setelah Pensiun
Perjalanan panjang Yogie S Memet di militer telah mencatatkan banyak kisah heroik dan menarik. Dia pensiun dengan pangkat akhir Letnan Jenderal.Setelah pensiun militer, Yogie berkarier sebagai birokrat. Dia pernah menjadi Gubernur Jawa Barat periode 1985-1993 hingga Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden Soeharto (1993-1998).
Pada akhir hayatnya, Yogie S Memet meninggal dunia di RS Advenia Bandung pada 7 Juni 2007.
Lihat Juga: 8 Mayjen TNI Bersiap Pensiun usai Mutasi Akhir Oktober 2024, Nomor Terakhir Eks Pangdam XVIII/Kasuari
(jon)