5 Fakta Mantan Danjen Kopassus Yogie S Memet, Jenderal Religius dengan Banyak Jabatan Strategis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Yogie S Memet merupakan salah satu tokoh militer Indonesia yang cukup terkenal. Sepanjang aktif di militer, pria kelahiran Cirebon, 16 Mei 1929 ini sudah banyakmenduduki posisi penting.
Pengalaman dan catatan kariernya yang mentereng membuat Yogie S Memet disegani banyak orang. Untuk mengenalnya lebih jauh, berikut ini rangkuman fakta menarik Letjen (Purn) Yogie S Memet.
Saat menjadi Danjen Kopassandha, Yogie S Memet memiliki kisah menarik. Dia ditunjuk menjabat Pangdam Siliwangi oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf.
Pangkatnya naik menjadi jenderal bintang dua. Belum selesai, beberapa waktu berikutnya Yogie diangkat sebagai Pangkowilhan II. Naik pangkat lagi menjadi Letjen, dia pun tetap ditugaskan pula sebagai Danjen Kopassandha sekaligus Pangdam Siliwangi.
Artinya, Yogie waktu itu mengemban tiga jabatan sekaligus. Sosoknya pun tertulis dalam sejarah sebagai perwira tinggi (Pati) TNI yang memegang tiga jabatan strategis secara bersamaan.
Prabowo mengenal Yogie S Memet pertama kali saat baru lulus dari latihan komando di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), Batujajar, Bandung. Waktu itu, dia yang masih berpangkat Letda melakukan Korps Lapor kepada Komandan Kopassandha Brigjen TNI Yogie S Memet.
Pada pertemuan pertamanya, Prabowo kagum dengan ajakan Yogie untuk selalu menghormati kedua orang tua. Belum lagi, dia juga menjadi satu sosok yang mulai menghentikan kehidupan ‘nakal’ di kalangan pasukan Korps Baret Merah.
”Beliau memang religius, rajin ke masjid. Beliau jugalah yang mulai menghentikan kehidupan nakal di kalangan pasukan tempur Korps Baret Merah,” tulis Prabowo dalam bukunya yang dikutip, Rabu (5/15/2024).
Misalnya, penggunaan mobil dinas. Yogie tidak pernah mengizinkan mobil dinas digunakan untuk kepentingan istrinya. Sikap dan tindakan inilah yang kemudian menjadi teladan bagi anak buahnya.
”Yang menarik itu kalau naik mobil dinas, beliau tidak memperkenankan istrinya duduk di depan. Pada waktu itu mobil dinas Komandan Kopassandha Toyota Land Cruiser kanvas. Istrinya tetap tidak diperbolehkan duduk di depan meskipun kursi depan kosong karena Pak Yogie tidak ikut. Menurut beliau, mobil dinas Komandan Kopassus bukan untuk mobil istri komandan,” tulis Prabowo dalam bukunya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.
Pada 17 Agustus 1964, Presiden Soekarno memberikan ultimatum kepada Kodam Hasanuddin untuk segera menangkap Kahar Muzakkar hidup atau mati. Waktu itu, RPKAD (Kopassus) juga mendapat penugasan di bawah Yonif 330/Para Kujang pimpinan Yogie S Memet untuk membantu Kodam Hasanuddin.
Setelah mendengar perintah, Yogie bertekad segera menangkap Kahar. Dia melakukan tirakat khusus agar operasi berjalan sukses.
Kisahnya ini dituliskan dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit karya Atmadji Sumarkidjo. Jadi, waktu itu Yogie S Memet berpuasa jauh-jauh hari sebelum bulan puasa (Ramadan) karena prihatin tekad mereka belum terpenuhi.
Setelah itu, operasi penangkapan sukses besar. Pasukan Yon 330/Para Kujang berhasil menemukan tempat persembunyian Kahar Muzakkar.
Sebuah penggerebekan kilat dilakukan saat subuh dengan pasukan yang dikomandoi Kolonel Solichin GP (kepala staf operasi). Setelah terjadi baku tembak, Kahar Muzakkar dinyatakan tewas.
Setelah pensiun militer, Yogie berkarier sebagai birokrat. Dia pernah menjadi Gubernur Jawa Barat periode 1985-1993 hingga Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden Soeharto (1993-1998).
Pada akhir hayatnya, Yogie S Memet meninggal dunia di RS Advenia Bandung pada 7 Juni 2007.
Pengalaman dan catatan kariernya yang mentereng membuat Yogie S Memet disegani banyak orang. Untuk mengenalnya lebih jauh, berikut ini rangkuman fakta menarik Letjen (Purn) Yogie S Memet.
Baca Juga
Fakta Menarik Letjen (Purn) Yogie S Memet
1. Pernah Rangkap 3 Jabatan
Pada catatan kariernya, Yogie S Memet pernah menjadi Danjen Kopassus. Pada periode 1975-1983 dia memimpin Korps Baret Merah yang dulu masih bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).Saat menjadi Danjen Kopassandha, Yogie S Memet memiliki kisah menarik. Dia ditunjuk menjabat Pangdam Siliwangi oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf.
Pangkatnya naik menjadi jenderal bintang dua. Belum selesai, beberapa waktu berikutnya Yogie diangkat sebagai Pangkowilhan II. Naik pangkat lagi menjadi Letjen, dia pun tetap ditugaskan pula sebagai Danjen Kopassandha sekaligus Pangdam Siliwangi.
Artinya, Yogie waktu itu mengemban tiga jabatan sekaligus. Sosoknya pun tertulis dalam sejarah sebagai perwira tinggi (Pati) TNI yang memegang tiga jabatan strategis secara bersamaan.
2. Sosok Santun dan Religius
Kesehariannya Yogie S Memet dikenal pribadi yang santun dan religius. Hal ini pernah diceritakan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam buku biografinya yang berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.Prabowo mengenal Yogie S Memet pertama kali saat baru lulus dari latihan komando di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), Batujajar, Bandung. Waktu itu, dia yang masih berpangkat Letda melakukan Korps Lapor kepada Komandan Kopassandha Brigjen TNI Yogie S Memet.
Pada pertemuan pertamanya, Prabowo kagum dengan ajakan Yogie untuk selalu menghormati kedua orang tua. Belum lagi, dia juga menjadi satu sosok yang mulai menghentikan kehidupan ‘nakal’ di kalangan pasukan Korps Baret Merah.
”Beliau memang religius, rajin ke masjid. Beliau jugalah yang mulai menghentikan kehidupan nakal di kalangan pasukan tempur Korps Baret Merah,” tulis Prabowo dalam bukunya yang dikutip, Rabu (5/15/2024).
3. Tidak Izinkan Istrinya Pakai Mobil Dinas
Terlepas dari statusnya yang waktu itu memegang jabatan strategis, Yogie S Memet tetap dikenal sosok sederhana. Hal ini bisa dilihat dari kesehariannya yang tidak pernah menggunakan fasilitas kedinasan untuk urusan keluarga.Misalnya, penggunaan mobil dinas. Yogie tidak pernah mengizinkan mobil dinas digunakan untuk kepentingan istrinya. Sikap dan tindakan inilah yang kemudian menjadi teladan bagi anak buahnya.
”Yang menarik itu kalau naik mobil dinas, beliau tidak memperkenankan istrinya duduk di depan. Pada waktu itu mobil dinas Komandan Kopassandha Toyota Land Cruiser kanvas. Istrinya tetap tidak diperbolehkan duduk di depan meskipun kursi depan kosong karena Pak Yogie tidak ikut. Menurut beliau, mobil dinas Komandan Kopassus bukan untuk mobil istri komandan,” tulis Prabowo dalam bukunya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.
4. Tirakat Khusus Tangkap Kahar Muzakkar
Mengenai sepak terjangnya, Yogie S Memet pernah menjadi Danyon 330/Kujang Kodam Siliwangi. Di era kepemimpinannya, Yon 330 dipercaya menumpas gerombolan DI/TII Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.Pada 17 Agustus 1964, Presiden Soekarno memberikan ultimatum kepada Kodam Hasanuddin untuk segera menangkap Kahar Muzakkar hidup atau mati. Waktu itu, RPKAD (Kopassus) juga mendapat penugasan di bawah Yonif 330/Para Kujang pimpinan Yogie S Memet untuk membantu Kodam Hasanuddin.
Setelah mendengar perintah, Yogie bertekad segera menangkap Kahar. Dia melakukan tirakat khusus agar operasi berjalan sukses.
Kisahnya ini dituliskan dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit karya Atmadji Sumarkidjo. Jadi, waktu itu Yogie S Memet berpuasa jauh-jauh hari sebelum bulan puasa (Ramadan) karena prihatin tekad mereka belum terpenuhi.
Setelah itu, operasi penangkapan sukses besar. Pasukan Yon 330/Para Kujang berhasil menemukan tempat persembunyian Kahar Muzakkar.
Sebuah penggerebekan kilat dilakukan saat subuh dengan pasukan yang dikomandoi Kolonel Solichin GP (kepala staf operasi). Setelah terjadi baku tembak, Kahar Muzakkar dinyatakan tewas.
5. Jadi Birokrat Setelah Pensiun
Perjalanan panjang Yogie S Memet di militer telah mencatatkan banyak kisah heroik dan menarik. Dia pensiun dengan pangkat akhir Letnan Jenderal.Setelah pensiun militer, Yogie berkarier sebagai birokrat. Dia pernah menjadi Gubernur Jawa Barat periode 1985-1993 hingga Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden Soeharto (1993-1998).
Pada akhir hayatnya, Yogie S Memet meninggal dunia di RS Advenia Bandung pada 7 Juni 2007.
(jon)