MPR Nilai Demokrasi Indonesia sedang Menuju Titik Ideal

Sabtu, 09 Februari 2019 - 18:38 WIB
MPR Nilai Demokrasi Indonesia sedang Menuju Titik Ideal
MPR Nilai Demokrasi Indonesia sedang Menuju Titik Ideal
A A A
SAMARINDA - Pemilihan presiden (Pilpres) 2019 memicu persaingan ketat antarkandidat. Namun hal itu dinilai konsekuensi atas pilihan Indonesia menggelar pilpres langsung setelah UUD 1945 diamendemen pascareformasi.

Wakil Ketua MPR, Mahyudin mengatakan demokrasi Indonesia sedang dalam proses perjalanan menuju ke titik ideal. Untuk mencapai demokrasi ideal memang memerlukan waktu.

Dia mencontohkan terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Obama merupakan presiden kulit hitam pertama di AS. Demokratisasi di AS seperti saat ini, kata dia memerlukan waktu ratusan tahun.

"Obama dari kalangan minoritas di Amerika Serikat," ujarnya pada acara Seminar Empat Pilar MPR RI di Aula Serbaguna, Kantor Camat Loa Janan, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (9/2/2019).

(Baca juga: Wakil Ketua MPR Ingatkan Waspadai Intervensi Intelijen Asing Jelang Pilpres)


Ratusan masyarakat Loa Janan yang hadir terdiri dari ibu-ibu, pelajar, pramuka, guru, dan masyarakat umum. Dalam kesempatan tersebut Mahyudin juga memaparkan tugas MPR. Disebut tugas itu adalah memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, melakukan kajian ketatanegaraan, dan menyerap aspirasi masyarakat.

Terkait memasyarakatkan Empat Pilar, menurut dia ini penting dilakukan sebab ada tantangan kebangsaan yang menghadang bangsa ini. Pada masa lalu ada Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang diajarkan di sekolah serta ada penataran P4.

"Dulu semua elemen masyarakat wajib mengikuti Penataran P4," ucapnya.

Beberapa tahun setelah reformasi, model seperti itu tak ada lagi sehingga MPR melihat ada kekosongan dalam masalah pemantapan ideologi. Akibatnya terjadi perubahan perilaku masyarakat. (Baca juga: Website KPU Jadi Sasaran Ancaman Menjelang Pemilu 2019) Hadirnya teknologi komunikasi seperti handphone, kata dia, membuat perilaku masyarakat berubah drastis. Salah satunya hilangnya semangat gotong royong dan orang cenderung individualis.

"Masyarakat sekarang lebih suka main handphone bahkan di kamar antara suami dan istri main handphone sendiri-sendiri," tambahnya.

Dia mengaku prihatin atas fenomena tersebut. Atas dasar itulah MPR melakukan sosialisasi Empat Pilar agar masyarakat ingat nilai-nilai luhur bangsa dan mengimplementasikannya dalam keseharian.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7539 seconds (0.1#10.140)