Debat Capres II, KPU Intensif Komunikasi dengan Panelis dan Ahli

Selasa, 05 Februari 2019 - 21:32 WIB
Debat Capres II, KPU Intensif Komunikasi dengan Panelis dan Ahli
Debat Capres II, KPU Intensif Komunikasi dengan Panelis dan Ahli
A A A
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan intensifkan komunikasi dengan para panelis dan ahli dalam debat calon presiden kedua yang akan dilakukan pada 17 Februari mendatang dengan tema energi, pangan, SDA dan lingkungan hidup serta infrastruktur.

Komisioner KPU Wahyu Setiawan menyatakan kebijakan tersebut dilakukan untuk memperkaya khasanah para panelis untuk membuat soal dalam debat nanti.

"Kami merencanakan untuk memperkaya hasanah para panelis. Kami akan FGD (focus group discussion) antara panelis dengan para pihak yang relevan dengan tema debat kedua," ujar , di KPU Pusat, Jakarta, Selas (5/2/2019)

Menurutnya, diskusi akan dilakukan antara tanggal 6 hingga 9 Februari. Selain para panelis, diskusi juga akan melibatkan para pakar, tokoh, dan kelompok masyarakat. Namun Kedua Tim Sukses tidak akan dilibatkan dan dilakukan pertemuan terpisah.

"Tanggal 6 kami akan rapat dengan TKN dan BPN serta TV penyelenggara, untuk memastikan rencana teknis dapat berjalan sesuai kesepakatan bersama," ujar Wahyu.

Wahyu menjelaskan, panelis akan diminta membuat soal yang maksimal harus dibuat pada satu hari sebelum debat berlangsung. Kedelapan panelis yang sudah dipilih KPU ialah, Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) periode 2015-2019 Prof Joni Hermana, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria yang merupakan ahli pertanian dan ekologi manusia.

Ahli pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Irwandy Arif, pakar energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Ahmad Agustiawan, pakar lingkungan Universitas Diponegoro (Undip) Sudharto P Hadi, pakar hukum lingkungan dari Universitas Airlangga (Unair) Suparto Wijoyo, Direktur Eksekutif WALHI Nur Hidayati serta Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria (KPA) Dewi Kartika.

Debat kedua, sambungnya, akan dibuat lebih rileks dan orisinal. Ada beberapa perubahan dari debat pertama seperti, abstraksi kisi-kisi soal tidak kita berikan ke peserta debat. Format dan mekanisme debat lebih rileks, orisinal, mengeksplorasi gagasan besar yang tercantum dalam visi misinya.

Suasana santai diciptakan dengan perubahan pola debat dan tata panggung. Tata panggung dan posisi duduk kandidat akan diubah. "Sehingga mungkin kandidat akan duduk, dibelakang kandidat tidak ada audien, audien hanya didepan kandidat. Ini akan memungkinkan tata panggung lebih nyaman dinikmati oleh semua pihak, audien di lokasi maupun pemirsa tv, radio, dan warganet," tegasnya.

Terkait durasi, waktu yang akan digunakam diperkirakan selama 90 menit, belum termasuk iklan. Debat akan terbagi dari 6 segmen. Dimana sesi terakhir akan dibuat lebih longgar dan memungkinkan kandidat melakukan debat secara terbuka.

Begitupun dengan Ketua KPU Arief Budiman yang mengatakan dalam debat nanti peran moderator harus menjaga keberimbangan waktu antara kedua capres.

Dia memisalkan, jika Jokowi menjawab dua menit, maka waktu yang relatif sama diberikan kepada Prabowo untuk menanggapi. Meskipun dalam hal bertanya, menjawab dan memberikan tanggapan tidak dibatasi oleh waktu seperti di segmen lain.

"Di segmen 4 misalnya ditentukan 15 menit ya sudah nanti moderator mengatur supaya ada keberimbangan antata dua kandidat. Misalnya sudah kelihatan 2 menit menjawab dipersilakan yang lain komentari. 2 menit bergantian lagi. Tapi kalo 1 menit sudah, langsung bisa pindah. Pokoknya 15 menit itu diupayakan masing-masing paslon mendapatkan durasi berimbang," ucapnya.

Pada segmen debat bebas, sambungnya, tetap mengacu pada tema umum debat, yakni energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup serta infrastruktur.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0422 seconds (0.1#10.140)