TNI AL Terima Lima Heli Antikapal Selam

Jum'at, 25 Januari 2019 - 07:42 WIB
TNI AL Terima Lima Heli...
TNI AL Terima Lima Heli Antikapal Selam
A A A
BANDUNG - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kemarin kembali menerima asupan alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berupa lima unit heli antikapal selam (AKS) dan satu unit pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA).

Alutsista baru TNI AL itu kemarin diserahterimakan PT DI pada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan selanjutnya akan digunakan untuk personel TNI AL. Penyerahan ini didasarkan atas kontrak pemesanan pada 2013 dan 2014. Total pemesanan untuk helikopter jenis AKS 11 unit dan dua unit pesawat udara CN235-220 MPA. Pesawat tersebut diserahkan bertahap sejak beberapa tahun lalu.

“Dengan demikian, kami telah menyerahkan 10 heli AKS. Sisanya satu heli akan diserahkan tahun ini dengan konfigurasi full antikapal selam,” kata Dirut PT DI Elfien Goentoro di Hangar PTDI, Kota Bandung, kemarin.

Menurut dia, PT DI selalu siap memenuhi pesanan dari dalam negeri sebagai kemandirian alutsista. Selama ini, Kemenhan dan TNI selalu menjadi pelanggan utama PTDI. Pesawat CN235-220 MPA ini dapat digunakan untuk berbagai macam misi, seperti patroli perbatasan dan zona ekonomi eksklusif (ZEE), pengawasan pencurian ikan dan pencemaran laut, pengawasan imigrasi dan perdagangan manusia, penyelundupan narkoba dan barang ilegal, serta pencarian dan penyelamatan korban bencana.

Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft memiliki beberapa keunggulan, yakni bisa lepas landas dengan jarak pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 10–11 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot, serta adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.

Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft dilengkapi juga dengan 2 consoles, 360o Search Radar yang bisa mendeteksi target kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS). Selain itu, juga sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal sehingga bisa diperoleh posisi objek yang mencurigakan.

Dilengkapi dengan IFF (Identification Friend or Foe) Interrogator dan Tactical Computer System, sistem identifikasi yang dirancang untuk mengetahui pesawat lawan atau kawan terintegrasi dalam sistem komputer guna menganalisis dan menentukan strategi operasi. Pesawat udara CN235-220 MPA dilengkapi pula dengan FLIR (Forward Looking Infra Red) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.

Sementara itu, heli AKS adalah helikopter jenis Panther dengan tipe AS565 MBe. Karena platform helikopter ini merupakan hasil produk kerja sama industri antara PT DI dengan Airbus Helicopters, Prancis. Sedangkan untuk fase integrasi AKS sejak desain hingga pemasangan adalah merupakan hasil karya PT DI.

PT DI akan melakukan proses pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru yang disesuaikan kebutuhan TNI AL. PT DI juga sudah bekerja sama dengan Rotorcraft Services Group (RSG) dan L-3 Aerospace Systems. PT DI bersama Airbus Helicopter, RSG, dan L-3 melakukan engineering collaboration dan rekayasa manufacturing untuk menghasilkan helikopter ini.

Helikopter AS565 MBe Panther Full AKS mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Sonar HELRAS bisa beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam.

Menteri BUMN Rini Sumarno menyebut, industri pertahanan dalam negeri sangat butuh dukungan Kemenhan. Dukungan itu bisa dilakukan dalam bentuk order produk atau lainnya. “Industri pertahanan sangat butuh dukungan Kemenhan. Kalau kerja sama, kita bisa membangun industri pertahanan yang sangat kuat,” kata Rini.

Diketahui, beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam beberapa tahun terakhir juga menggarap produk pertahanan, seperti PT DI, PT Pindad, PT PAL, Gahana, PT INTI, dan lainnya. Sebagian besar produk pertahanan BUMN dipesan untuk kepentingan dalam negeri.

Rini mengatakan, pesanan terhadap industri pertahanan diharapkan tidak hanya dalam bentuk produk, tetapi juga perawatannya. Dia berharap perawatan peralatan tempur tidak ke luar negeri. “Saya harap perawatan juga. Karena biaya terbesar juga dari perawatan,” ujarnya.

Pembelian 11 heli AKS pada PT DI, katanya, merupakan bentuk dukungan Kemenhan terhadap industri pertahanan dalam negeri. Karena itu, kerja sama dengan Kemenhan perlu dijaga dan dipertahankan. “Saya harap industri pertahanan bisa menghasilkan produk untuk kebutuhan dalam negeri dan negara lain. Saya yakin melihat kemampuan anak muda kita, tidak kalah dengan negara maju,” katanya.

Rini juga meminta industri pertahanan terus berinovasi dan menghasilkan produk bermutu sehingga produk dalam negeri bisa terus digunakan TNI. (Arif Budianto)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6777 seconds (0.1#10.140)