RS BUMN Didorong Tingkatkan Layanan Kesehatan Nasional
loading...
A
A
A
Pria yang akrab disapa Awiek ini menambahkan, selama ini RS BUMN menginduk ke BUMN yang sebenarnya bisnis utama mereka berbagai macam mulai dari BUMN energi, kontruksi, bahan kontruksi dan lainnya yang jauh dari bidang kesehatan.
"Sehingga perhatian induk BUMN tersebut pada pengembangan layanan kesehatan cukup terbatas, berbeda jika RS BUMN itu disatukan dalam satu holding tersendiri yang saat ini sudah dibentuk oleh Kementerian BUMN," ujarnya.
Dia berharap, ke depan jumlah RS BUMN yang tergabung dalam holding yang dipimpin PT Pertamina Bina Medika IHC (Pertamedika IHC) ini bisa bertambah, mengingat saat ini baru ada 7 RS yang masuk dalam holding yaitu PT Krakatau Medika, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Pelindo Husada Citra, PT Nusantara Medika Utama, PT Nusantara Sebelas Medika, PT Rolas Nusantara Medika, dan PT Rumah Sakit Bakti Timah.
"Padahal jumlah RS BUMN lebih dari 40 RS seperti RS BUMN yang ada di Jawa Timur yaitu RS Pelni, RS PHC, Rumah Sakit Semen Gresik dan lainnya," ungkapnya.
Sementara Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyatakan, merjer rumah sakit anak perusahaan BUMN dari berbagai sektor yang tergabung dalam satu wadah, dilihat dari sisi bisnis bisa menguntungkan.
"Intinya inikan merealisasikan apa yang sudah disampaikan oleh Pak Erick Thohir, supaya anak perusahaan yang berbeda bidang sektor dengan induknya itu, dipisah kemudian digabungkan menjadi satu dan penggabungan ini saya kira tentunya menguntungkan," kata Piter.
Piter melanjutkan, merjer perusahaan kesehatan BUMN itu diyakini akan menjadi lebih baik, sebab bisa membantu fokus dalam upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat. "Akan jauh lebih baik jika perusahaan-perusahaan itu menjadi satu dengan fokus dan dia bisa fokus pada bidangnya, selama ini kan menjadi berbeda dengan induk," ungkapnya.
Piter memberikan contoh anak usaha PT Krakatau Medika (RS Krakatau Medika) yang merupakan anak perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero). Induknya bergerak pada bidang baja, namun anak perusahaannya dalam pelayanan kesehatan, menjadi tidak fokus.
"Induknya ngomongin baja, anak usaha ngomongin kesehatan, sekarang dia benar-benar fokus dibidangnya, marger ini adalah sesuatu yang baik karena bisa membantu fokus dari perusahaan-perusahaan BUMN," kata Piter.
Piter menambahkan, kelebihan penggabungan RS BUMN adalah meningkatkan skala ekonomi dengan memiliki modal yang jauh lebih besar sehingga, perusahaan plat merah itu mampu untuk memenangkan bisnisnya secara lebih baik. Secara aset menjadi terakumulasi lebih besar, maka dengan memiliki modal yang besar perusahaan mampu untuk berkembang lebih luas dalam menjalankan bisnisnya.
"Sehingga perhatian induk BUMN tersebut pada pengembangan layanan kesehatan cukup terbatas, berbeda jika RS BUMN itu disatukan dalam satu holding tersendiri yang saat ini sudah dibentuk oleh Kementerian BUMN," ujarnya.
Dia berharap, ke depan jumlah RS BUMN yang tergabung dalam holding yang dipimpin PT Pertamina Bina Medika IHC (Pertamedika IHC) ini bisa bertambah, mengingat saat ini baru ada 7 RS yang masuk dalam holding yaitu PT Krakatau Medika, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Pelindo Husada Citra, PT Nusantara Medika Utama, PT Nusantara Sebelas Medika, PT Rolas Nusantara Medika, dan PT Rumah Sakit Bakti Timah.
"Padahal jumlah RS BUMN lebih dari 40 RS seperti RS BUMN yang ada di Jawa Timur yaitu RS Pelni, RS PHC, Rumah Sakit Semen Gresik dan lainnya," ungkapnya.
Sementara Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyatakan, merjer rumah sakit anak perusahaan BUMN dari berbagai sektor yang tergabung dalam satu wadah, dilihat dari sisi bisnis bisa menguntungkan.
"Intinya inikan merealisasikan apa yang sudah disampaikan oleh Pak Erick Thohir, supaya anak perusahaan yang berbeda bidang sektor dengan induknya itu, dipisah kemudian digabungkan menjadi satu dan penggabungan ini saya kira tentunya menguntungkan," kata Piter.
Piter melanjutkan, merjer perusahaan kesehatan BUMN itu diyakini akan menjadi lebih baik, sebab bisa membantu fokus dalam upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat. "Akan jauh lebih baik jika perusahaan-perusahaan itu menjadi satu dengan fokus dan dia bisa fokus pada bidangnya, selama ini kan menjadi berbeda dengan induk," ungkapnya.
Piter memberikan contoh anak usaha PT Krakatau Medika (RS Krakatau Medika) yang merupakan anak perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero). Induknya bergerak pada bidang baja, namun anak perusahaannya dalam pelayanan kesehatan, menjadi tidak fokus.
"Induknya ngomongin baja, anak usaha ngomongin kesehatan, sekarang dia benar-benar fokus dibidangnya, marger ini adalah sesuatu yang baik karena bisa membantu fokus dari perusahaan-perusahaan BUMN," kata Piter.
Piter menambahkan, kelebihan penggabungan RS BUMN adalah meningkatkan skala ekonomi dengan memiliki modal yang jauh lebih besar sehingga, perusahaan plat merah itu mampu untuk memenangkan bisnisnya secara lebih baik. Secara aset menjadi terakumulasi lebih besar, maka dengan memiliki modal yang besar perusahaan mampu untuk berkembang lebih luas dalam menjalankan bisnisnya.