Kominfo Catat 2,7 Juta Masyarakat Judi Online, Didominasi Usia Muda 17-20 Tahun
loading...
A
A
A
Per tanggal 3 Mei 2024, Kominfo mencatat hampir separuh konten negatif di internet merupakan konten judi online. Tingginya aktivitas judi online seakan tak terbendung dan justru semakin deras, tanpa disadari masyarakat seperti memberikan sedekah pada bandar-bandar judi online, tanpa merasa dirugikan.
"Padahal kegiatan ilegal ini, tak bisa dipertanggung jawabkan jika membuat masyarakat rugi," katanya.
Praktisi Literasi Digital dan Vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan, mudahnya masyarakat mengakses judi online menjadi salah satu faktor mengapa judi online mudah menggiurkan masyarakat. Belum lagi, 70% transaksi judi online besarannya kurang dari Rp100.000.
"Judi online menjadi susah diberantas karena nilai bisnisnya yang tinggi dan didesain seperti permainan online. Tanpa masyarakat sadari, judi online juga memberi kerugian berkali-kali lipat," ucapnya.
Masyarakat tak hanya kehilangan sejumlah nominal uang tapi juga memiliki kemungkinan besar terarah pada situs pornografi, yang membuat turunnya produktivitas seseorang.
"Ketika otak seseorang dibedah, antara yang menggunakan narkotika (narkoba) dengan yang melihat pornografi maka penikmat pornografi kerusakan otaknya empat kali lipat lebih parah,” tegasnya.
Devie mencontohkan, wabah judi online bahkan melanda pasukan Ukraina sehingga membuat produktivitas dan semangat berjuang pasukannya menurun. Bahkan banyak prajurit yang harus menggadaikan senjata demi memenuhi hasrat bermain judi online. Hal ini menjadi salah satu gambaran bahwa wabah judi online juga tengah menjangkiti masyarakat dunia.
"Jika sudah terjerat judi online, dukungan sosial dari orang-orang terdekat menjadi penting. Karena itu, peran orang-orang terdekat dalam mendukung seseorang untuk menyudahi kebiasaan bermain judi online sangat vital, bukan malah menyalahkan dan membiarkan," katanya.
Psikolog Klinis Dewasa Adriana Amalia mengatakan, judi online berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri. Karena itu, keberadaan orang terdekat juga penting mendampingi pecandu judi online kembali menemukan tujuan hidup, seperti saling mengingatkan akan untung rugi jika tetap bermain judi online.
"Penting sekali keluarga atau ligkungan sosial terdekat memberi tahu dampak negatif sesering mungkin, supaya kemudian timbul kesadaran akan kerugian dan bahaya judi online,” ujar Amel.
"Padahal kegiatan ilegal ini, tak bisa dipertanggung jawabkan jika membuat masyarakat rugi," katanya.
Praktisi Literasi Digital dan Vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan, mudahnya masyarakat mengakses judi online menjadi salah satu faktor mengapa judi online mudah menggiurkan masyarakat. Belum lagi, 70% transaksi judi online besarannya kurang dari Rp100.000.
"Judi online menjadi susah diberantas karena nilai bisnisnya yang tinggi dan didesain seperti permainan online. Tanpa masyarakat sadari, judi online juga memberi kerugian berkali-kali lipat," ucapnya.
Masyarakat tak hanya kehilangan sejumlah nominal uang tapi juga memiliki kemungkinan besar terarah pada situs pornografi, yang membuat turunnya produktivitas seseorang.
"Ketika otak seseorang dibedah, antara yang menggunakan narkotika (narkoba) dengan yang melihat pornografi maka penikmat pornografi kerusakan otaknya empat kali lipat lebih parah,” tegasnya.
Devie mencontohkan, wabah judi online bahkan melanda pasukan Ukraina sehingga membuat produktivitas dan semangat berjuang pasukannya menurun. Bahkan banyak prajurit yang harus menggadaikan senjata demi memenuhi hasrat bermain judi online. Hal ini menjadi salah satu gambaran bahwa wabah judi online juga tengah menjangkiti masyarakat dunia.
"Jika sudah terjerat judi online, dukungan sosial dari orang-orang terdekat menjadi penting. Karena itu, peran orang-orang terdekat dalam mendukung seseorang untuk menyudahi kebiasaan bermain judi online sangat vital, bukan malah menyalahkan dan membiarkan," katanya.
Psikolog Klinis Dewasa Adriana Amalia mengatakan, judi online berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri. Karena itu, keberadaan orang terdekat juga penting mendampingi pecandu judi online kembali menemukan tujuan hidup, seperti saling mengingatkan akan untung rugi jika tetap bermain judi online.
"Penting sekali keluarga atau ligkungan sosial terdekat memberi tahu dampak negatif sesering mungkin, supaya kemudian timbul kesadaran akan kerugian dan bahaya judi online,” ujar Amel.