Menitikkan Air Mata, Megawati Kenang Kisah Perjuangan PDIP

Kamis, 10 Januari 2019 - 13:47 WIB
Menitikkan Air Mata, Megawati Kenang Kisah Perjuangan PDIP
Menitikkan Air Mata, Megawati Kenang Kisah Perjuangan PDIP
A A A
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri sempat terisak dan menitikkan air mata saat mengenang kisah perjuangan partainya. Kisah tersebut disampaikan Megawati saat pidato HUT PDIP ke-46.

Perempuan yang akrab disapa Mega itu memulai ingatannya tentang pertama menggunakan nama PDIP. Saat itu, tepatnya tahun 1997 pada saat pencoblosan dirinya didatangi orang pemerintahan.

"Waktu itu ada Pemilu, saya tidak lupa, beberapa hari pencoblosan saya didatangi beberapa orang dari Pemerintah, yang mengatakan kepada saya hak saya untuk dipilih itu ditiadakan. Tapi saya diizinkan untuk memilih," ungkap Mega di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Menurut Mega, kondisi yang demikian membuat dirinya merasa bingung. Dia pun tetap mengimbau agar kader PDIP tetap menggunakan hak pilihnya.

"Saya pikir waktu itu pada nurut. Saya sampai ditunggu untuk ke tempat coblos. Tapi mungkin sudah jalannya, persis saat (hari) mencoblos, keluarga saya di Blitar ada yang meninggal, dan saya pergi ke sana. Sampai saat penguburan saya tetap ditunggu, waktu itu bukan KPU tapi LPU, dan meminta menggunakan hak saya untuk mencoblos di Blitar. Tapi waktu itu saya mengatakan tidak mungkin, karena harus mengantarkan jenazah sampai pemakaman," cerita Mega.

Saat itu pula, lanjut Mega, dirinya merasa sedih karena ternyata kader PDIP tidak menggunakan hak pilihnya. Sehingga, hal tersebut membuat perolehan suara PDIP di basis mereka menurun drastis.

Tapi bukan sedih, warga PDI bersorak-sorai. Setelah itu tentu saja, PDI suaranya dikatakan tidak bagus," cerita Megawati.

Saat Pemilu 1999, dia disebut boleh ikut. Dengan catatan harus mengubah nama. "Waktu itu ada yang mengatakan perjuangan, perjuangan. Waktu mendaftarkan nama itulah kenapa menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan disahkan 1 Februari 1999, waktu saat kongres kelima. Itulah salah satu perjalanan luar biasa dari PDI ke PDI Perjuangan," kata Megawati.

Menurut dia, sejarah ini terus disampaikannya. Untuk mengingat para kader banteng bermoncong putih itu. "Sejarah tersebut selalu saya sampaikan. Agar partai ini memiliki ingatan kolektif, dan komitmen tuntaskan tugas sejarah," pungkasnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3469 seconds (0.1#10.140)