Obat Covid-19 Mandiri Bukti Kebangkitan RI

Selasa, 18 Agustus 2020 - 06:07 WIB
loading...
A A A
BIN berharap kehadiran obat ini mampu menekan angka kematian pasien positif Covid-19 di Tanah Air serta memperbanyak penyembuhan pasien. Hingga kemarin jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 141.370 orang. Sejak pertama kali virus ini diumumkan menjangkiti Indonesia pada 2 Maret lalu, tercatat sebanyak 6.027 orang meninggal dunia dan 94.458 orang dinyatakan sembuh. (Baca juga: Rektor Unair: Buang Ego Sektoral Demi Produksi Kombinasi Obat Covid-19)

Rektor Universitas Airlangga M Nasih meminta semua pihak mendukung agar obat kombinasi Covid-19 temuan tim gabungan Unair-BIN bekerja sama dengan TNI AD ini bisa segera mendapat izin untuk diedarkan ke publik.

Nasih mengakui obat Covid-19 ini memiliki kemampuan 98% dalam penyembuhan pasien Covid-19. Ada tiga kombinasi dalam obat ini: pertama, lopinavir/ritonavir dan azithromycin; kedua, lopinavir/ritonavir dan doxycycline; ketiga, hydrochloroquine dan azithromyci. “Ternyata setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu itu sampai 98 persen efektivitasnya,” katanya.

Kemampuan dan kecanggihan obat ini pun diungkapkan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair dr Purwanti. Perempuan yang juga Ketua Tim Peneliti Obat Covid-19 ini mengatakan, obat ini secara klinis mampu menurunkan jumlah virus secara signifikan.

Untuk pasien positif yang melakukan swab ulang dengan PCR test, dalam tiga hari bisa sembuh dengan tingkat kesembuhan minimal 90%. Namun, bagi yang memiliki penyakit penyerta dengan menggunakan ventilator, kesembuhannya tidak mampu setinggi itu. (Baca juga: Bangun Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Hutama Karya Pakai Produk Lokal)

“Kemudian yang tidak kalah penting adalah PCR. PCR ini negatif dalam tiga hari itu 90 persen. Jadi minimal 90 persen. Ada yang 92, 93, 96, 98 persen. Untuk PCR kuantitatif itu, ada pengurangan jumlah virus,” jelasnya.

Bagaimana dengan efek samping dari obat ini? Menurut Purwanti, obat yang hanya diperuntukkan bagi pasien tanpa menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator) ini hanya akan menimbulkan efek ringan. Biasanya efek samping yang akan muncul adalah pusing, mual, dan berdebar-debar.

“Ada yang mual, pusing, tetapi enggak berlangsung lama, hanya satu hari kemudian besoknya sudah hilang. Kemudian ada yang berdebar debar, tapi enggak berlangsung lama kurang lebih sepuluh sampai 15 menit,” terangnya.

Kalangan DPR mengapresiasi prestasi yang dibuat BIN bersama tim Unair dan TNI AD ini. Anggota Komisi l DPR Mutia Hafid menilai, prestasi ini membuktikan anak bangsa Indonesia mampu membuat inovasi besar. “Insya Allah ini menjadi salah satu obat Covid-19 temuan pertama di dunia. Dan, tidak ada kata lain dari kami selain mengapresiasi,” ucap Mutia. Dia berharap pemerintah bisa dengan cepat menindaklanjuti prestasi ini.

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Golkar Yahya Zaini menilai temuan ini menjadi langkah penting guna membantu menekan angka kematian pasien positif Covid-19. Alumnus Unair ini pun optimistis inovasi ini segera direspons pemerintah seperti dalam produksi massal dan sebagainya. (Lihat Videonya: Bakso Merah Putih Hidangan Menyambut Hari Kemerdekaan)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1257 seconds (0.1#10.140)