Obat Covid-19 Mandiri Bukti Kebangkitan RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19 yang belum mampu sepenuhnya terkendali, Indonesia membuat langkah besar. Lewat inisiasi yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN), Indonesia akhirnya berhasil menciptakan obat anti-Covid-19 berkualitas tinggi yang segera diproduksi massal.
Obat baru ini diketahui memiliki kemampuan 98% untuk penyembuhan pasien positif Covid-19. Selain akan menjawab kebutuhan medis, inovasi ini juga menjadi momentum besar bagi Indonesia untuk bangkit. Kendati menghadapi beragam kontraksi dan keterbatasan akibat pandemi, nyatanya para anak bangsa tidak larut dalam keterpurukan dan menyerah. Sebaliknya, mereka telah membuat langkah antisipasi sejak dini dan tak henti berkreasi yang akhirnya mampu menciptakan obat penangkal virus corona.
Prestasi yang dilakukan tim dari BIN, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) ini adalah babak baru. Sebab, obat anti-Covid-19 ini telah terbukti lolos uji klinis fase pertama, kedua, dan ketiga. Dengan keberhasilan ini, tak lama lagi obat ini akan segera dipasarkan. Agar bisa diedarkan, obat ini tengah diajukan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapat izin.
Keberhasilan menciptakan obat anti-Covid-19 ini juga menjadi tonggak penting Indonesia di pentas global. Pada saat semua negara kebingungan membuat formula penangkal virus corona, Indonesia terbukti lebih sigap dan cepat melakukan penanganan khususnya dalam bidang farmasi. (Baca: Langgar prosedur, Ahli Epidemiologi UI Ragukan Obat Covid-19 Unair)
Sejak pandemi mulai mewabah di Indonesia akhir Februari lalu, BIN sebagaimana arahan Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan telah membentuk Medical Intelijen Badan Intelijen Negara. Tim khusus ini bertugas melakukan pengetesan cepat berupa rapid test serta swab test tak hanya di wilayah Jabodetabek, namun juga seluruh daerah di Indonesia. Selain testing, BIN juga melakukan tracing serta treatment agar pasien positif Covid-19 bisa kembali pulih.
BIN sebagai bagian garda keamanan paling depan di Tanah Air pun bergerak dengan menginisiasi pembuatan obat Covid-1 9 dengan menggandeng Unair sebagai peneliti dan TNI AD. “Obat ini tinggal menunggu izin edar dari BPOM,” kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa seusai acara penyerahan uji klinis tahap ketiga obat anti-Covid-19 oleh Unair di Mabes TNI AD Jakarta. Mewakili BIN, Sekretaris Utama (Sestama) BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo secara simbolis menerima hasil uji klinis obat anti-Covid-19 dari Rektor Unair Surabaya Mohammad Nasih. Agar obat baru ini bisa digunakan masyarakat, KASAD pun berencana menemui Kepala BPOM pada Rabu pekan ini.
Sekretaris Utama BIN Bambang Sunarwibowo mengatakan, kedatangan pandemi Covid-19 telah mengejutkan dunia, termasuk Indonesia. Hingga kini negara-negara di dunia juga terus berlomba untuk segera menciptakan obat yang bisa ampuh menangkal virus ini. “Sesuai arahan dari Kepala BIN, kami diarahkan untuk mencari atau mempercepat penemuan vaksin dan obat ini,” ujarnya kemarin. (Baca juga: Bentrok Kelompok Sayap Kanan dan Kiri Pecah di Beberapa Negara Bagian AS)
Selain tindakan testing, upaya pencegahan yang dilakukan oleh BIN selama ini adalah melakukan tracing dan treatment. Bambang mengungkapkan, proses uji klinis obat anti-Covid-19 pertama dilakukan pada akhir Mei 2020. Selanjutnya dilakukan uji klinis tahap kedua pada akhir Juni 2020. Adapun tahap ketiga atau tahap terakhir digelar pada 3 Agustus 2020.
Seluruh tahapan ini telah melibatkan instansi dan lembaga terkait mulai dari BPOM, Komite Obat RS Unair Surabaya, dan Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
Sejak Desember 2019 hingga Januari 2020, tim BIN sebenarnya telah melakukan deteksi virus ini yang mulai mewabah di Wuhan, China. Selanjutnya BIN bekerja sama dengan sejumlah lembaga riset kampus seperti Unair dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mulai melakukan penelitian obat pada Maret. “Jadi proses daripada uji klinis tahap ketiga saat ini melalui proses-proses yang cukup panjang. Tahap ketiga yang kami lalui baru selesai di minggu yang lalu,” jelas Bambang.
Obat baru ini diketahui memiliki kemampuan 98% untuk penyembuhan pasien positif Covid-19. Selain akan menjawab kebutuhan medis, inovasi ini juga menjadi momentum besar bagi Indonesia untuk bangkit. Kendati menghadapi beragam kontraksi dan keterbatasan akibat pandemi, nyatanya para anak bangsa tidak larut dalam keterpurukan dan menyerah. Sebaliknya, mereka telah membuat langkah antisipasi sejak dini dan tak henti berkreasi yang akhirnya mampu menciptakan obat penangkal virus corona.
Prestasi yang dilakukan tim dari BIN, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) ini adalah babak baru. Sebab, obat anti-Covid-19 ini telah terbukti lolos uji klinis fase pertama, kedua, dan ketiga. Dengan keberhasilan ini, tak lama lagi obat ini akan segera dipasarkan. Agar bisa diedarkan, obat ini tengah diajukan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapat izin.
Keberhasilan menciptakan obat anti-Covid-19 ini juga menjadi tonggak penting Indonesia di pentas global. Pada saat semua negara kebingungan membuat formula penangkal virus corona, Indonesia terbukti lebih sigap dan cepat melakukan penanganan khususnya dalam bidang farmasi. (Baca: Langgar prosedur, Ahli Epidemiologi UI Ragukan Obat Covid-19 Unair)
Sejak pandemi mulai mewabah di Indonesia akhir Februari lalu, BIN sebagaimana arahan Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan telah membentuk Medical Intelijen Badan Intelijen Negara. Tim khusus ini bertugas melakukan pengetesan cepat berupa rapid test serta swab test tak hanya di wilayah Jabodetabek, namun juga seluruh daerah di Indonesia. Selain testing, BIN juga melakukan tracing serta treatment agar pasien positif Covid-19 bisa kembali pulih.
BIN sebagai bagian garda keamanan paling depan di Tanah Air pun bergerak dengan menginisiasi pembuatan obat Covid-1 9 dengan menggandeng Unair sebagai peneliti dan TNI AD. “Obat ini tinggal menunggu izin edar dari BPOM,” kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa seusai acara penyerahan uji klinis tahap ketiga obat anti-Covid-19 oleh Unair di Mabes TNI AD Jakarta. Mewakili BIN, Sekretaris Utama (Sestama) BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo secara simbolis menerima hasil uji klinis obat anti-Covid-19 dari Rektor Unair Surabaya Mohammad Nasih. Agar obat baru ini bisa digunakan masyarakat, KASAD pun berencana menemui Kepala BPOM pada Rabu pekan ini.
Sekretaris Utama BIN Bambang Sunarwibowo mengatakan, kedatangan pandemi Covid-19 telah mengejutkan dunia, termasuk Indonesia. Hingga kini negara-negara di dunia juga terus berlomba untuk segera menciptakan obat yang bisa ampuh menangkal virus ini. “Sesuai arahan dari Kepala BIN, kami diarahkan untuk mencari atau mempercepat penemuan vaksin dan obat ini,” ujarnya kemarin. (Baca juga: Bentrok Kelompok Sayap Kanan dan Kiri Pecah di Beberapa Negara Bagian AS)
Selain tindakan testing, upaya pencegahan yang dilakukan oleh BIN selama ini adalah melakukan tracing dan treatment. Bambang mengungkapkan, proses uji klinis obat anti-Covid-19 pertama dilakukan pada akhir Mei 2020. Selanjutnya dilakukan uji klinis tahap kedua pada akhir Juni 2020. Adapun tahap ketiga atau tahap terakhir digelar pada 3 Agustus 2020.
Seluruh tahapan ini telah melibatkan instansi dan lembaga terkait mulai dari BPOM, Komite Obat RS Unair Surabaya, dan Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
Sejak Desember 2019 hingga Januari 2020, tim BIN sebenarnya telah melakukan deteksi virus ini yang mulai mewabah di Wuhan, China. Selanjutnya BIN bekerja sama dengan sejumlah lembaga riset kampus seperti Unair dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mulai melakukan penelitian obat pada Maret. “Jadi proses daripada uji klinis tahap ketiga saat ini melalui proses-proses yang cukup panjang. Tahap ketiga yang kami lalui baru selesai di minggu yang lalu,” jelas Bambang.