Temui JK, Pendeta Gilbert Minta Maaf soal Viral Zakat Cuma 2,5% tapi Sembahyang 5 Kali Sehari

Senin, 15 April 2024 - 19:49 WIB
loading...
Temui JK, Pendeta Gilbert Minta Maaf soal Viral Zakat Cuma 2,5% tapi Sembahyang 5 Kali Sehari
Pendeta Gilbert Lumoindong. Foto/IG @pastorgilbertl
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menerima kedatangan tokoh Kristen Indonesia, Pendeta Gilbert Lumoindong , di rumahnya Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2024). Diketahui, Gilbert mendatangi JK untuk meminta maaf terkait videonya soal zakat dan salat yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.

"Saya didatangi dan berjumpa dengan Pendeta Gilbert dan juga teman-temannya. Saya ditemani oleh Profesor Kamaruddin dan Profesor Imam, Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI). Tadi kami dijelaskan oleh Pak Pendeta tentang video yang beredar yang menimbulkan tentu banyak pihak terkejut," kata JK kepada wartawan Senin (15/4/2024).

JK mengaku terkejut dan kecewa pada saat melihat video itu. Lantas dia mengingatkan, perlunya saling menghargai di negara yang memiliki beragam agama ini.

"Saya sih terkejut, kecewa juga waktu melihat itu dan dijelaskan, karena bagi saya hidup di negeri yang tercinta ini kita saling menghargai satu sama lain. Apapun agama kita, kita harus toleransi. Untuk toleransi harus saling menghargai. Dalam Islam itu ayatnya lakum dinukum waliyadin, agama saya agama saya dan agama mu agama mu. Kita saling menghargai, tapi tidak saling mengkritik atau pun menghina apalagi," tegas JK.



Pada kesempatan itu, Pendeta Gilbert Lumoindong meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas pernyataan yang menyebabkan kegaduhan sebelumnya. Dia pun menegaskan, dirinya tidak ada maksud untuk menghina bahkan mengolok-olok umat Islam.

"Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada. Beberapa catatan yang perlu saya garis bawahi, yang pertama pasti tidak ada niat saya untuk mengolok-olok apalagi menghina, sama sekali tidak," ucapnya.

Dia mengaku, sejak dini dibesarkan dengan beragama, toleransi misalnya, rumahnya di kampung di Tebet yang hanya 200 meter dari masjid. Serta dirinya juga dibesarkan di SD Dewi Sartika yang mana kehidupannya yang cukup dekat dengan umat muslim.

"Lalu kemudian beberapa hal juga yang perlu diketahui yang kedua itu adalah ibadah interen yang tidak berlaku untuk umum. Tetapi karena jemaat kita ada dua; ada jemaat gereja, ada jemaat online. Jadi otomatis ada di YouTube kami. Tetapi itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum," ucap dia.

Kemudian dia menduga, masyarakat melihat menggunakan kaca mata yang berbeda. Hingga pernyataannya diedit sedemikian rupa agar menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1724 seconds (0.1#10.140)