PBNU Perkirakan 1 Syawal Jatuh pada 10 April 2024

Minggu, 07 April 2024 - 15:14 WIB
loading...
PBNU Perkirakan 1 Syawal Jatuh pada 10 April 2024
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), KH Sirril Wafa, menyampaikan penegasan terkait awal bulan Syawal 1445 H/2024 M, Minggu (7/4/2024). Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU ), KH Sirril Wafa, menyampaikan penegasan terkait awal bulan Syawal 1445 H/2024 M. Dia menyatakan, 1 Syawal 1445 H diprediksi bertepatan dengan 10 April 2024.

Diketahui Lembaga Falakiyah PBNU telah melakukan perhitungan ilmu falak terhadap hilal awal Syawal 1445 H dengan menggunakan metode falak (sistem hisab) jama’i atau tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.

Perhitungan dilakukan untuk hari Selasa Legi 29 Ramadhan 1445 H yang bertepatan dengan tanggal 9 April 2024 M. Markaz nasional adalah Gedung PBNU Jl.Kramat Raya Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.



Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :

-Ijtima’ = Selasa Legi 9 April 2024 M pukul 01:22:49 WIB
-Tinggi hilal mar’ie = +6º 02’ 28”
-Letak Matahari terbenam = 7º 48’ 03” utara titik barat

-Letak hilal = 13º 35’ 11” utara titik barat
-Kedudukan hilal = 5º 47’ 08” utara Matahari
-Keadaan hilal = miring ke utara

-Elongasi hilal haqiqy = 9º 48’ 43”
-Lama hilal = 28 menit 11 detik

"Menurut hasil perhitungan falakiyah LF PBNU, sebagaimana tertera dalam almanak resminya, tanggal 1 Syawal bertepatan hari Rabu Pahing 10 April 2024," kata Sirril kepada MNC Portal, Minggu (7/4/2024).

Meskipun pihaknya telah melakukan perhitungan/Hisab untuk tahun berapa pun yang diinginkan. Namun hal itu baru tahap prediksi saintifik dan belum memenuhi persyaratan syar'iyyah sebagaimana dikehendaki oleh pesan Nash ( Al-Qur'an dan Sunnah/ Hadis).

"Namun demikian, secara organisasi, LFPBNU tetap akan menunggu hasil Sidang Itsbat Pemerintah dan Ikhbar PBNU untuk menjaga kebersamaan dan mengurangi perbedaan. Sidang Isbat Pemerintah (Kemenag) sendiri digelar sebagai upaya menyatukan sikap kebersamaan diantara elemen-elemen masyarakat,"kata dia.

Sehingga LF PBNU, lanjutnya juga akan menggelar rukyatul hilal secara serentak di sejumlah titik yang telah ditentukan.

"Seperti yang sudah-sudah titik pantau Rukyatul Hilal oleh LF PBNU ada sekitar 50-60 lokasi rukyat yang tersebar di seluruh Indonesia. Di daerah-daerah pelaksanaan Rukyatul Hilal dilakukan oleh Lembaga Falakiyah NU daerah,"ucapnya.

Serta hasil rukyat dari berbagai daerah akan dilaporkan ke LF PBNU dan selanjutnya diteruskan ke Kementerian Agama untuk dijadikan pertimbangan Menteri Agama dalam sidang isbat.

Kiai Sirril menjelaskan, sejak awal tahun 2022, LF PBNU telah menerima kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dengan tinggi minimal 3 derajat dan sudut elongasi geosentris minimal 6,4 derajat untuk penyusunan kalender. Namun, penetapan awal bulan tetap berdasarkan rukyat lapangan.

Penerimaan kriteria baru MABIMS ini merujuk pada hasil penelitian internal LF PBNU yang melibatkan data perhitungan ratusan tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kriteria baru tersebut tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2976 seconds (0.1#10.140)