Perhutani Dukung Program Bebas Sampah di Cikole Lembang
loading...
A
A
A
BANDUNG - Perum Perhutani bersama anak perusahaannya ‘Econique’ Perhutani Alam Wisata (PT Palawi Risorsis) mendukung dan menyukseskan program ‘Cikole Kampung Re/Up Cycle Bebas Sampah’.
Langkah ini merupakan pemberdayaan ekonomi dan lingkungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan mitra wisata di kawasan Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung serta sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perhutani Dewi Fitrianingrum mengatakan, kegiatan ini bertujuan membangun wilayah tanpa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta membangun taman dengan konsep re/up cycle garden.
Mempercepat itu, kegiatan dilaksanakan mulai dari penyediaan sarana dan prasarana untuk mengelola sampah hingga teknologi konversi sampah plastik residu dan segala sampah menjadi berharga serta melibatkan masyarakat sekitar tempat wisata.
Kemudian, juga melibatkan komunitas perempuan/ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat, komunitas peduli sampah, pengunjung atau wisatawan, karyawan pengelola wisata dan pemerhati sampah.
"Kami juga memberikan pelatihan pengelolaan sampah kepada puluhan anggota LMDH dan mitra wisata di kawasan Cikole pada Rabu,3 April 2024," ujar Dewi, Jumat (5/4/2024).
Dalam kegiatan itu, Perhutani menggandeng Konsultan CSR, Pemerhati Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat dan Praktisi Pendidikan Arya Hindrarprayoga dan Ketua pengelola pantai Seminyak, Bali, dan Pengelola Tempat Penampungan Sementara (TPS) 3R Desa Adat Seminyak Bali sebagai salah satu TPS 3R terbaik di Indonesia I Komang Ruditha Hartawan untuk memberi pelatihan.
Termasuk penyerahan bantuan TJSL kepada Plt Direktur Utama PT Palawi Risorsis Maman Rosmantika berupa 2 motor listrik bak sampah khusus sampah organik dan sampah anorganik serta 10 tong sampah pilah organik dan anorganik yang diberikan di Cikole Jayagiri Resort, Lembang, Bandung, Kamis (4/4/2024).
Koordinator Asisten Deputi (Asdep) Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Teddy Poernama menuturkan pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan suatu upaya yang melibatkan berbagai pihak dengan fokus pada aspek 5P yang menggerakkan keberlanjutan yakni Profit, People, Prosperity, Peace, dan Partnership.
Menurut dia, pengelolaan sampah terpadu diharapkan mendapat dukungan dari BUMN-BUMN lain secara kolaborasi.
Teddy juga menyampaikan usulan 3 aspek utama yang berperan dalam rangka meningkatkan kontribusi destinasi guna mencapai performa pariwisata berkelanjutan dalam pengembangan model pariwisata ‘Econique’ pada destinasi milik PT Palawi.
“Pertama, kolaborasi menjadi kunci utama. Kedua, sinergi pentahelix menjadi landasan yang kuat. Ketiga, kepemimpinan inovatif,” katanya.
Sehingga, pengelolaan sampah terpadu menjadi satu aspek yang tidak bisa diabaikan dalam mendukung performa pariwisata berkelanjutan. Melalui kerja sama lintas sektor, kita bisa menciptakan solusi yang terpadu dan berdaya guna terhadap permasalahan sampah, menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi PT Palawi khususnya destinasi Cikole
Plt Direktur Utama PT Palawi Risorsis Maman Rosmantika menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya atas dukungan baik Kementerian BUMN maupun Perum Perhutani melalui program TJSL-nya. Sehingga, usulan ‘Econique’ Perhutani Alam Wisata (PT Palawi Risorsis) dalam mengembangkan wisata berkelanjutan yang terintegrasi dari aspek lingkungan, salah satunya berupa pengelolaan sampah terpadu di Kawasan Wisata Cikole Forest Estate Tourism dapat diwujudkan.
“Kami bersama semua pihak yang terkait berkomitmen terus bersinergi dan berkolaborasi dalam mengimplementasikan wisata edukasi pengelolaan sampah terpadu dan terintegrasi ini,” ujarnya.
“Kami telah mendapatkan pelatihan pengelolaan sampah juga diberi sarana angkutan sampah, semoga ini menjadi awal yang baik bagi kami sehingga pengelolaan sampah khususnya di Cikole Jayagiri Resort bisa lebih baik dan dapat memberikan nilai tambah,” sambungnya.
Langkah ini merupakan pemberdayaan ekonomi dan lingkungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan mitra wisata di kawasan Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung serta sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perhutani Dewi Fitrianingrum mengatakan, kegiatan ini bertujuan membangun wilayah tanpa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta membangun taman dengan konsep re/up cycle garden.
Mempercepat itu, kegiatan dilaksanakan mulai dari penyediaan sarana dan prasarana untuk mengelola sampah hingga teknologi konversi sampah plastik residu dan segala sampah menjadi berharga serta melibatkan masyarakat sekitar tempat wisata.
Kemudian, juga melibatkan komunitas perempuan/ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat, komunitas peduli sampah, pengunjung atau wisatawan, karyawan pengelola wisata dan pemerhati sampah.
"Kami juga memberikan pelatihan pengelolaan sampah kepada puluhan anggota LMDH dan mitra wisata di kawasan Cikole pada Rabu,3 April 2024," ujar Dewi, Jumat (5/4/2024).
Dalam kegiatan itu, Perhutani menggandeng Konsultan CSR, Pemerhati Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat dan Praktisi Pendidikan Arya Hindrarprayoga dan Ketua pengelola pantai Seminyak, Bali, dan Pengelola Tempat Penampungan Sementara (TPS) 3R Desa Adat Seminyak Bali sebagai salah satu TPS 3R terbaik di Indonesia I Komang Ruditha Hartawan untuk memberi pelatihan.
Termasuk penyerahan bantuan TJSL kepada Plt Direktur Utama PT Palawi Risorsis Maman Rosmantika berupa 2 motor listrik bak sampah khusus sampah organik dan sampah anorganik serta 10 tong sampah pilah organik dan anorganik yang diberikan di Cikole Jayagiri Resort, Lembang, Bandung, Kamis (4/4/2024).
Koordinator Asisten Deputi (Asdep) Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Teddy Poernama menuturkan pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan suatu upaya yang melibatkan berbagai pihak dengan fokus pada aspek 5P yang menggerakkan keberlanjutan yakni Profit, People, Prosperity, Peace, dan Partnership.
Menurut dia, pengelolaan sampah terpadu diharapkan mendapat dukungan dari BUMN-BUMN lain secara kolaborasi.
Teddy juga menyampaikan usulan 3 aspek utama yang berperan dalam rangka meningkatkan kontribusi destinasi guna mencapai performa pariwisata berkelanjutan dalam pengembangan model pariwisata ‘Econique’ pada destinasi milik PT Palawi.
“Pertama, kolaborasi menjadi kunci utama. Kedua, sinergi pentahelix menjadi landasan yang kuat. Ketiga, kepemimpinan inovatif,” katanya.
Sehingga, pengelolaan sampah terpadu menjadi satu aspek yang tidak bisa diabaikan dalam mendukung performa pariwisata berkelanjutan. Melalui kerja sama lintas sektor, kita bisa menciptakan solusi yang terpadu dan berdaya guna terhadap permasalahan sampah, menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi PT Palawi khususnya destinasi Cikole
Plt Direktur Utama PT Palawi Risorsis Maman Rosmantika menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya atas dukungan baik Kementerian BUMN maupun Perum Perhutani melalui program TJSL-nya. Sehingga, usulan ‘Econique’ Perhutani Alam Wisata (PT Palawi Risorsis) dalam mengembangkan wisata berkelanjutan yang terintegrasi dari aspek lingkungan, salah satunya berupa pengelolaan sampah terpadu di Kawasan Wisata Cikole Forest Estate Tourism dapat diwujudkan.
“Kami bersama semua pihak yang terkait berkomitmen terus bersinergi dan berkolaborasi dalam mengimplementasikan wisata edukasi pengelolaan sampah terpadu dan terintegrasi ini,” ujarnya.
“Kami telah mendapatkan pelatihan pengelolaan sampah juga diberi sarana angkutan sampah, semoga ini menjadi awal yang baik bagi kami sehingga pengelolaan sampah khususnya di Cikole Jayagiri Resort bisa lebih baik dan dapat memberikan nilai tambah,” sambungnya.
(jon)