Gugat Hasil Pilpres 2024, Timnas AMIN: Jangan Sampai MK jadi Mahkamah Kalkulator
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Hukum dari Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Sugito Atmo Prawiro berharap Mahkamah Konstitusi (MK) tidak menjadi Mahkamah Kalkulator. Di mana MK terjebak dalam perolehan suara ketika menangani gugatan Pemilu 2024.
“Bahwa jangan sampai Mahkamah Konstitusi terjebak dengan Mahkamah Kalkulator seperti yang banyak disampaikan oleh ahli dan para pihak,” ungkap Sugito dalam Polemik Trijaya “Sengketa Pemilu, Hak Angket dan Kompromi Politik” secara virtual, Sabtu (23/3/2024).
Sugito menegaskan pihaknya tidak ingin terjebak oleh masalah jumlah atau secara kuantitatif suara Pemilu. “Jadi begini kalau memang berdasarkan ketentuan di Mahkamah Konstitusi bicara mengenai masalah kuantitatif. Tapi kami tidak mau terjebak itu,” katanya.
Sugito mengatakan Tim Hukum AMIN hanya fokus pada pembuktian pelanggaran pemilu yang dilakukan secara masif. Sehingga, masalah kuantitas atau jumlah suara tidak menjadi penting. “Ketika sudah sangat masif dari apa yang dilakukan oleh pihak tertentu hal-hal yang terkait dengan kuantitatif jadi tidak penting.”
Selain itu, Sugito mengungkapkan jika Pemilu 2024 kali ini seperti sepak bola gajah. Di mana, penyelenggara hingga wasit ikut dalam proses pemilu. “Karena saya lihat kok ini seperti apa namanya sepak bola gajah, angka sudah tidak ada lagi nilainya gitu loh ya. Bagaimana kualitasnya terhadap proses yang sekarang ini terjadi,” ujarnya
Sugito berharap penyelenggara dalam hal ini KPU hingga wasitnya yakni Bawaslu tidak terlibat untuk memenangkan kelompok tertentu. “Jangan sampai penyelenggara wasit cuma ikut terlibat untuk memenangkan kelompok tertentu. Kalau ini terjadi angka jadi persoalan kami juga memperdebatkan mengenai masalah hal yang ini,” tandasnya.
“Bahwa jangan sampai Mahkamah Konstitusi terjebak dengan Mahkamah Kalkulator seperti yang banyak disampaikan oleh ahli dan para pihak,” ungkap Sugito dalam Polemik Trijaya “Sengketa Pemilu, Hak Angket dan Kompromi Politik” secara virtual, Sabtu (23/3/2024).
Sugito menegaskan pihaknya tidak ingin terjebak oleh masalah jumlah atau secara kuantitatif suara Pemilu. “Jadi begini kalau memang berdasarkan ketentuan di Mahkamah Konstitusi bicara mengenai masalah kuantitatif. Tapi kami tidak mau terjebak itu,” katanya.
Sugito mengatakan Tim Hukum AMIN hanya fokus pada pembuktian pelanggaran pemilu yang dilakukan secara masif. Sehingga, masalah kuantitas atau jumlah suara tidak menjadi penting. “Ketika sudah sangat masif dari apa yang dilakukan oleh pihak tertentu hal-hal yang terkait dengan kuantitatif jadi tidak penting.”
Selain itu, Sugito mengungkapkan jika Pemilu 2024 kali ini seperti sepak bola gajah. Di mana, penyelenggara hingga wasit ikut dalam proses pemilu. “Karena saya lihat kok ini seperti apa namanya sepak bola gajah, angka sudah tidak ada lagi nilainya gitu loh ya. Bagaimana kualitasnya terhadap proses yang sekarang ini terjadi,” ujarnya
Sugito berharap penyelenggara dalam hal ini KPU hingga wasitnya yakni Bawaslu tidak terlibat untuk memenangkan kelompok tertentu. “Jangan sampai penyelenggara wasit cuma ikut terlibat untuk memenangkan kelompok tertentu. Kalau ini terjadi angka jadi persoalan kami juga memperdebatkan mengenai masalah hal yang ini,” tandasnya.
(cip)