Vaksin dari China Sudah Uji Klinis, DPR Ungkap Belum Dibahas Detail
loading...
A
A
A
Pada prinsipnya, lanjut Kurniasih, pihaknya amat memahami bahwa pemerintah tengah berupaya memberikan penanganan terbaik kepada rakyat Indonesia. Namun ia bilang bahwa pada saat rapat dengan DPR, pembahasan yang mendetail hanyalah vaksin lokal, bukan yang hasil kerja sama dengan perusahaan China.
"Tetapi kita dari Komisi IX sangat konsen dengan vaksin yang benar-benar memenuhi kriteria gitu ya. Pertama, yang saat itu kita diskusikan sangat mendalam sampai malam itu diskusi rapat kita ya Prof Amin yah mendetail sekali gitu kita bahas. Makanya kita agak kaget ketika ada vaksin lain yang dihadirkan di Indonesia tapi tidak didiskusikan dan tidak dikoordinasikan ataupun dibahas di Komisi IX," beber Kurniasih.
"Karena biar bagaimanapun Komisi IX ini kan nanti kan akan menjadi penyeimbang, pengawas, kemudian juga dalam hal budgetting kita juga pasti akan membahas di Komisi IX juga. Nah ini yang kita masih, mungkin nanti setelah reses ini selesai mungkin hari Selasa kita akan mulai rapat dan mungkin ini akan menjadi agenda prioritas di Komisi IX untuk membahas vaksin yang memang harus kita dorong supaya ada anggaran yang dialokasikan sangat memadai," tambah dia.
(Baca: Proses Dipangkas pun Tetap Butuh Waktu Lama Kembangkan Vaksin Merah Putih)
Kurniasih mengungkap bahwa vaksin Sinovac yang kini sedang diujicobakan belum dibahas detail oleh pemerintah dengan DPR.
"Ya ada sempat dibahas ya tapi belum sampai dibahas detail seperti rencana yang dilakukan oleh Kemenristek, Kemenkes, yang memang hasil dari kita sendiri. Waktu itu fokus pembahasannya pada vaksin yang dihasilkan oleh kita oleh Eijkman lembaga penelitian kita di Indonesia," tuturnya.
"Ya bukan kaget, (tapi) enggak pernah dibahas, belum dibahas secara detail karena mungkin datengnya pada saat reses kan jadi mungkin untuk penganggaran dan lain-lainnya mungkin baru akan dibahas beberapa waktu kedepan nanti mungkin," pungkasnya.
Untuk diketahui, vaksin yang sedang dilakukan uji klinis tahap tiga adalah buatan Sinovac Biotech asal China. Sebanyak 1.620 relawan akan mengikuti uji klinis ini. Pemerintah sendiri menargetkan vaksin ini sudah selesai pada awal Januari 2021.
"Tetapi kita dari Komisi IX sangat konsen dengan vaksin yang benar-benar memenuhi kriteria gitu ya. Pertama, yang saat itu kita diskusikan sangat mendalam sampai malam itu diskusi rapat kita ya Prof Amin yah mendetail sekali gitu kita bahas. Makanya kita agak kaget ketika ada vaksin lain yang dihadirkan di Indonesia tapi tidak didiskusikan dan tidak dikoordinasikan ataupun dibahas di Komisi IX," beber Kurniasih.
"Karena biar bagaimanapun Komisi IX ini kan nanti kan akan menjadi penyeimbang, pengawas, kemudian juga dalam hal budgetting kita juga pasti akan membahas di Komisi IX juga. Nah ini yang kita masih, mungkin nanti setelah reses ini selesai mungkin hari Selasa kita akan mulai rapat dan mungkin ini akan menjadi agenda prioritas di Komisi IX untuk membahas vaksin yang memang harus kita dorong supaya ada anggaran yang dialokasikan sangat memadai," tambah dia.
(Baca: Proses Dipangkas pun Tetap Butuh Waktu Lama Kembangkan Vaksin Merah Putih)
Kurniasih mengungkap bahwa vaksin Sinovac yang kini sedang diujicobakan belum dibahas detail oleh pemerintah dengan DPR.
"Ya ada sempat dibahas ya tapi belum sampai dibahas detail seperti rencana yang dilakukan oleh Kemenristek, Kemenkes, yang memang hasil dari kita sendiri. Waktu itu fokus pembahasannya pada vaksin yang dihasilkan oleh kita oleh Eijkman lembaga penelitian kita di Indonesia," tuturnya.
"Ya bukan kaget, (tapi) enggak pernah dibahas, belum dibahas secara detail karena mungkin datengnya pada saat reses kan jadi mungkin untuk penganggaran dan lain-lainnya mungkin baru akan dibahas beberapa waktu kedepan nanti mungkin," pungkasnya.
Untuk diketahui, vaksin yang sedang dilakukan uji klinis tahap tiga adalah buatan Sinovac Biotech asal China. Sebanyak 1.620 relawan akan mengikuti uji klinis ini. Pemerintah sendiri menargetkan vaksin ini sudah selesai pada awal Januari 2021.
(muh)