Praktik Baik MBKM
loading...
A
A
A
Penelitian Loisa, Paramita dan Sari (2022) menjelaskan secara umum Fakultas sudah menerapkan kegiatan MBKM di dalam Kurikulum seperti melakukan pembelajaran Lintas Prodi, magang, wirausaha, proyek kemanusiaan, penelitian, proyek independen, membangun desa, pertukaran pelajar, dan asistensi mahasiswa sebanyak 20 Satuan Kredit Semester (SKS). Namun kendala yang dihadapi lebih banyak mengarah kepada kesiapan mitra industri dalam mengakomodir kegiatan MBKM sesuai dengan capaian pembelajaran yang harus diraih mahasiswa.
Hasil penelitian Zulhadi, Darmawang dan Jumadin (2023) menunjukkan bahwa Program MBKM mendapatkan respons positif dari mahasiswa dalam hal fleksibilitas, manfaat akademik, kualitas dukungan akademik, peningkatan keterampilan dan kompetensi, serta partisipasi dalam kegiatan di luar kampus.
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa praktik baik program MBKM telah dirasakan manfaatnya oleh para mahasiswa. Namun, disisi lain juga ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Seperti kesiapan mitra dari dunia usaha dunia industri (DUDI) dalam mendukung program sesuai dengan tujuan pembelajaran. Terutama pada daerah-daerah yang fasilitas mitra kerjanya dalam bidang industri masih terbatas.
Di samping itu, masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam mengimplentasikan program MBKM, yakni keterbatasan pendanaan, sistem informasi akademik masih belum maksimal, sumber daya manusia kurang memadai, dan kurangnya informasi mengenai program MBKM.
Namun, kita harus optimistis, kendala-kendala tersebut akan bisa teratasi dengan baik manakala ada kolaborasi dengan seluruh stake holder pendidikan. Sehingga program MBKM ke depan dapat berjalan lebih maksimal. Semoga.
Hasil penelitian Zulhadi, Darmawang dan Jumadin (2023) menunjukkan bahwa Program MBKM mendapatkan respons positif dari mahasiswa dalam hal fleksibilitas, manfaat akademik, kualitas dukungan akademik, peningkatan keterampilan dan kompetensi, serta partisipasi dalam kegiatan di luar kampus.
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa praktik baik program MBKM telah dirasakan manfaatnya oleh para mahasiswa. Namun, disisi lain juga ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Seperti kesiapan mitra dari dunia usaha dunia industri (DUDI) dalam mendukung program sesuai dengan tujuan pembelajaran. Terutama pada daerah-daerah yang fasilitas mitra kerjanya dalam bidang industri masih terbatas.
Di samping itu, masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam mengimplentasikan program MBKM, yakni keterbatasan pendanaan, sistem informasi akademik masih belum maksimal, sumber daya manusia kurang memadai, dan kurangnya informasi mengenai program MBKM.
Namun, kita harus optimistis, kendala-kendala tersebut akan bisa teratasi dengan baik manakala ada kolaborasi dengan seluruh stake holder pendidikan. Sehingga program MBKM ke depan dapat berjalan lebih maksimal. Semoga.
(poe)