Tradisi Sadranan: Merayakan Kekerabatan dan Budaya di MaxOne Loji Kridanggo Boyolali
loading...
A
A
A
Kegiatan kedua dalam rangkaian Nyadran adalah Ujub. Ujub merupakan tahap di mana Pemangku adat/modin/pendoa menjelaskan maksud kegiatan diadakan.
Kemudian, doa, pemangku adat/modin/pendoa memimpin kegiatan doa bersama yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal dunia. Setelah itu, dilanjutkan makan bersama atau disebut juga Kembul Bujono dan Tasyakuran.
Tata cara pelaksanaan tradisi nyadran tidak hanya sekadar ziarah ke makam leluhur, tapi juga terdapat nilai-nilai sosial budaya seperti gotong-royong, pengorbanan, ekonomi, menjalin silaturahmi, dan saling berbagi antarmasyarakat di suatu lingkungan.
Dalam perjalanannya terdapat pengembangan-pengembangan dalam prosesi Nyadran yakni memasukkan unsur-unsur budaya, salah satunya menampilkan Kirab Tradisi Nyadran atau Kirab Tenong sebagai unsur kebersamaan.
Salah satu peserta Nyadran Bayu Santoso yang telah lama menetap di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengatakan, meski diadakan secara sederhana di hotel, rangkaian Tradisi Nyadran cukup khidmat, menarik, dan menyita perhatian pengunjung yang seakan terbawa kembali ke masa lalu.
“Momen ini menjadi ajang mempererat silaturahmi antarwarga sekaligus mengenalkan tradisi lokal kepada para tamu yang datang dari berbagai daerah,” ujarnya.
Kemudian, doa, pemangku adat/modin/pendoa memimpin kegiatan doa bersama yang ditujukan kepada roh leluhur yang sudah meninggal dunia. Setelah itu, dilanjutkan makan bersama atau disebut juga Kembul Bujono dan Tasyakuran.
Tata cara pelaksanaan tradisi nyadran tidak hanya sekadar ziarah ke makam leluhur, tapi juga terdapat nilai-nilai sosial budaya seperti gotong-royong, pengorbanan, ekonomi, menjalin silaturahmi, dan saling berbagi antarmasyarakat di suatu lingkungan.
Dalam perjalanannya terdapat pengembangan-pengembangan dalam prosesi Nyadran yakni memasukkan unsur-unsur budaya, salah satunya menampilkan Kirab Tradisi Nyadran atau Kirab Tenong sebagai unsur kebersamaan.
Salah satu peserta Nyadran Bayu Santoso yang telah lama menetap di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengatakan, meski diadakan secara sederhana di hotel, rangkaian Tradisi Nyadran cukup khidmat, menarik, dan menyita perhatian pengunjung yang seakan terbawa kembali ke masa lalu.
“Momen ini menjadi ajang mempererat silaturahmi antarwarga sekaligus mengenalkan tradisi lokal kepada para tamu yang datang dari berbagai daerah,” ujarnya.
(jon)