Rommy Beberkan Latar Belakang Pencawapresan Ma'ruf Amin

Jum'at, 10 Agustus 2018 - 17:35 WIB
Rommy Beberkan Latar Belakang Pencawapresan Maruf Amin
Rommy Beberkan Latar Belakang Pencawapresan Ma'ruf Amin
A A A
JAKARTA - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin melakukan silaturahmi dengan jajaran pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Acara digelar di kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (10/8/2018).

PPP menjadi partai pertama yang dikunjungi Ma'ruf Amin setelah resmi mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. Dalam waktu dekat, Ma'ruf juga akan melakukan silaturahmi ke partai-partai pendukung.

Kedatangan Ma'ruf di markas partai berlambang kakbah ini disambut salawat badar. Ketua Umum PPP M Romahurmuziy lantas mengalungkan surban hijau bermotif kotak ke leher Ma'ruf.

"Tentu kedatangan ke PPP merupakan perhatian besar dari Kiai Ma'ruf," kata Rommy, sapaan Romahurmuziy saat membuka perbincangan. (Baca juga: Jadi Cawapres Jokowi, Ma'ruf Amin: Syukur Alhamdulillah )

Di hadapan para pengurus PPP, Rommy lantas menceritakan latar belakang pencawapresan Ma'ruf. Rommy mengklaim dirinyalah yang pertama kali meng-endorse nama Kiai Ma'ruf sebagai cawapres Jokowi.

"Nama Kiai Ma'ruf sudah saya sampaikan sejak berbulan-bulan lalu kepada Pak Jokowi," ucapnya.

Apa alasan Rommy mendorong Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi? Pria yang kerap disapa Gus Rommy itu mengatakan Ma'ruf Amin adalah sosok ulama yang bisa menjadi titik temu perbedaan pendapat antara ketum-ketum parpol pendukung Jokowi.

Sebagai ulama, Rommy meyakini Ma'ruf bisa menjadi titik nyaman gelaran Pilpres 2019 yang Masih diwarnai ujaran kebencian hingga politik identitas berbasis agama.

Rommy lantas menyinggung gerakan 212 yang kelahirannya dipantik oleh keinginan umat bela fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lembaga itu diketuai Ma'ruf Amin. Sebagai seorang mufti (pembuat fatwa), Rommy mengatakan pencawapresan Ma'ruf layak dan harus dikawal.

"Kalau fatwanya saja dikawal, apalagi yang membuat fatwa. Kalau fatwa dikawal, tapi pembuat fatwanya tidak dikawal, ya diragukan pengawalannya," ucap Rommy.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3998 seconds (0.1#10.140)