Silsilah Sejarah dalam Sunyi Puisi
loading...
A
A
A
Ia menulis: Duhai, sudah kaureguk khusyuk dendang Fanshuri,/ gumam gurindam, pantun di dusun-dusun, hingga mabuk/ dalam mantera Tardji, mangkir sejalang Chairil, hanyut/ di lirih Sapardi, lalu absen dari kenangan/Kwatrin Sebuah Poci./ Duhai…/Kalaulah bisa kutebus ketersianmu dengan nafasku/ Kalaulah mungkin huruf-hurufmu kuhapus/ dari setiap kata yang pernah kuutus/ Betapa aku ingin seluruh kalimat tamat dari setiap lembar/ kitab, dari semua kisah yang tak mendapat tempat/ (hal. 57)
Akhirnya memang, Iswadi menyerahkan segalanya kepada pembaca puisi-puisinya. Ia telah meyakini bila puisi-puisi telah “mengembara” ke pelbagai hal. Ia telah melepaskannya, bahkan untuk perihal yang tak indah sekalipun. Membiarkan puisi-puisinya terus mengembara dan membuka khazanah lain di benak para pembacanya. Dengan membacanya, mungkin kita tak terjebak dalam tuna bahasa:Dan di sajak lasak ini/ Kau mengelak dari tiap diksi/ tata Bahasa hanya tuna/ Kau tuang yang tetap sabah/ (Puisi “Tuna Bahasa”, hal. 17)
Judul Buku : Lacrimosa (kumpulan puisi)
Penulis : Iswadi Pratama
Penerbit : Dyandra
Terbit : Juli 2023
Tebal : 84 halaman
Akhirnya memang, Iswadi menyerahkan segalanya kepada pembaca puisi-puisinya. Ia telah meyakini bila puisi-puisi telah “mengembara” ke pelbagai hal. Ia telah melepaskannya, bahkan untuk perihal yang tak indah sekalipun. Membiarkan puisi-puisinya terus mengembara dan membuka khazanah lain di benak para pembacanya. Dengan membacanya, mungkin kita tak terjebak dalam tuna bahasa:Dan di sajak lasak ini/ Kau mengelak dari tiap diksi/ tata Bahasa hanya tuna/ Kau tuang yang tetap sabah/ (Puisi “Tuna Bahasa”, hal. 17)
Judul Buku : Lacrimosa (kumpulan puisi)
Penulis : Iswadi Pratama
Penerbit : Dyandra
Terbit : Juli 2023
Tebal : 84 halaman
(hdr)