Keluarga Korban Penculikan Minta Indonesia Dibebaskan dari Pemimpin Pelanggar HAM

Minggu, 11 Februari 2024 - 12:20 WIB
loading...
Keluarga Korban Penculikan Minta Indonesia Dibebaskan dari Pemimpin Pelanggar HAM
Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) menggelar doa bersama di depan Istana Kepresidenan. Foto/Riana Rizkia/MNC Media
A A A
JAKARTA - Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) menggelar doa bersama di depan Istana Kepresidenan. Para keluarga dari korban penculikan ini, memanjatkan sejumlah harapan kepada sang pecipta.

Sebanyak 30 orang dari keluarga berbeda saling menguatkan dengan doa yang khidmat. Mereka pun meminta agar Indonesia terbebas dari calon pemimpin yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), dan pernah terlibat dalam penculikan anggota keluarganya.

Sekretaris IKOHI, Zaenal Muttaqin mengatakan, pihaknya sengaja berdoa di depan istana sebagai simbol bahwa negara belum memberikan keadilan dan penjelasan soal keluarganya yang hilang sejak 1998.

"Jadi kami hari ini melaksanakan doa bersama keluarga, untuk menyelamatkan negeri ini dari capres pelanggar HAM, capres yang telah memerintahkan penculikan kepada keluarga kami," kata Zaenal di seberang Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Minggu (11/2/2024).



Para keluarga korban penculikan, kata Zaenal, tidak ingin Indonesia dipimpin oleh orang yang mempunyai rekam jejak dengan pelanggaran HAM.

"Kami ingin negara ini selamat dari orang yang pernah melakukan kejahatan kejam, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan yang berlangsung hingga kini," katanya.

Zaenal mengatakan, setidaknya para keluarga menginginkan informasi apakah korban penculikan 1998 masih hidup atau tidak. "Karena kami yakin apabila pelanggar ham jadi presiden, maka kasus ini tidak akan dituntaskan," katanya.

Berikut salah satu doa yang dipanjatkan dalam kegiatan tersebut:

Gusti Allah yang maha baik. Hari ini kami berkumpul di sini, depan istana negara, jumlah kami memang hanya puluhan, tapi kami membawa doa-doa, membawa suara hati yang paling tulus dari ribuan kawan-kawan kami di luar sana.

Gusti Allah yang welas asih, Kami berdiri disini, hanya berkehendak memohon pertolonganmu. Telah panjang perjuangan kami, para ibu-ibu kawan-kawan kami yang dihilangkan.

Kami berupaya tidak akan pernah hilang harapan, tapi sesungguhnya, perjuangan ini alangkah beratnya. Kami dikhianati berkali-kali oleh pemimpin negeri. Kami dikhianati oleh kawan-kawan kami sendiri.

Kami telah berupaya semampu kami. Kami telah berjuang sekeras kami. Kami telah panjatkan doa tiada henti. Jangan biarkan kami hilang harapan.

Untuk itu, hanya padamu, Sang Pemilik Hidup tempat kami bersandar. Kami hanya dapat memohon kuasamu. Karena kami percaya Engkau Maha Kasih dan Maha Digdaya Segala.

Gusti Allah yang maha baik. Kau tahu kepahitan apa yang paling menusuk kalbu, saat orang yang dicintai hilang, tanpa kepastian hidup atau mati. Para ibu ini telah melewati puluhan ribuan malam yang letih dan sendirian.

Satu per satu dari mereka telah meninggalkan kami. Sepanjang hidup mereka, mereka hanya berharap, terus berharap temukanlah anak kami: hidup atau mati. Sayangnya, harapan itu kandas, hingga mereka wafat.

Mereka adalah ibu-ibu kami. Kesakitan mereka adalah kesakitan kami. Doa-doa yang terpanjat siang malam mereka adalah doa kami.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1752 seconds (0.1#10.140)