Fitri Nganthi Wani, Anak Wiji Thukul Bacakan Puisi Peringatan di Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud

Sabtu, 10 Februari 2024 - 15:40 WIB
loading...
Fitri Nganthi Wani,...
Fitri Nganthi Wani, anak sulung aktivis penyair Wiji Thukul hadir di kampanye akbar Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). Foto/YouTube Ganjar Pranowo
A A A
JAKARTA - Fitri Nganthi Wani, anak sulung aktivis penyair Wiji Thukul hadir di kampanye akbar Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). Bukan hanya menonton, perempuan yang akrab disapa Nganti Wani ditemani budayawan Butet Kartaredjasa membacakan puisi berjudul "Peringatan" karya ayahnya.

Dalam puisi tersebut, Nganti Wani menyinggung janji Presiden Jokowi yang menyatakan Wiji Thukul harus ditemukan. "Kasus penghilangan paksa yang menimpa Bapak Wiji Thukul yang sampai sekarang belum juga beres. Bahkan sampai Ibu Sipon (Dyah Sujirah) wafat,” kata Nganti Wani membacakan puisi tersebut.

“Tapi sampai sekarang, kami masih mengingat janji yang pernah diucapkan oleh Bapak Presiden Jokowi perihal Wiji Thukul harus ketemu, kasus Wiji Thukul harus bisa selesai. Wiji Thukul harus ditemukan hidup ataupun mati," sambungnya.



Seusai membacakan puisi, Nganthi Wani mengucapkan terima kasih karena calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD telah hadir di Solo. "Terima kasih sudah datang ke sini buat Pak Ganjar dan Pak Mahfud," kata Fitri Nganthi Wani di hadapan ratusan ribu pendukung Ganjar-Mahfud.

Di bawah guyuran hujan, Ganjar memberikan sambutan dan mengatakan kehadiran Fitri Nganthi Wani di acara itu menjadi pengingat baginya dan Mahfud MD. Menurutnya, pemimpin tidak boleh baperan dan marah.

"Anaknya Wiji Thukul mengingatkan dalam puisinya kepada kita, minimal untuk saya dan Pak Mahfud. Setidaknya untuk diri saya sendiri, bahwa pemimpin harus mendengarkan ketika rakyat sudah menyampaikan ekspresinya dengan segala caranya karena rakyat ya seperti itu maka kita tidak boleh marah, baperan,” kata Ganjar.

“Justru kita yang bisa memformulasikan apa yang menjadi kehendak rakyat agar sikap pemerintah bisa diterima dan cocok kehendaknya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Ganjar memuji cara Fitri Nganthi menyampaikan pesan dalam seni puisi. Dirinya menyampaikan jika pesan yang disampaikan lebih mengena daripada pesan yang disampaikan lewat teriak-teriak.

"Suatu kesan yang menurut saya lagi-lagi dengan seni, dengan perasaan, dan lebih mak-jleb dibanding teriak-teriak," pungkas Ganjar.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1823 seconds (0.1#10.140)