Mahfud MD Sebut Harga Sembako Mahal Karena Banyak Korupsi dan Mafia

Kamis, 08 Februari 2024 - 06:14 WIB
loading...
Mahfud MD Sebut Harga...
Cawapres Mahfud MD dalam acara Tabrak Prof di Bonderland, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Rabu (7/2/2024). FOTO/MPI/AVIRISTA MIDAADA
A A A
MALANG - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD dimintai komitmennya untuk mengendalikan harga bahan pokok jika terpilih di Pilpres 2024. Sebab, harga sembako selalu naik, utamanya menjelang bulan puasa.

"Kami minta harga sembako turun Pak Mahfud, kadang cuma omong doang, jangan cuma waktu kampanye saja, Prof Mahfud harus janji sembako turun, apalagi ini mendekati Ramadhan mengapa harga terus naik?" kata Herman, warga keturunan Madura yang tinggal di Malang Selatang, dalam acara Tabrak Prof di Bonderland, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Rabu (7/2/2024).

Mahfud MD mengakui harga kebutuhan bahan pokok susah dikendalikan karena banyaknya mafia pangan. Padahal sebenarnya negara dengan kekuatan anggarannya telah memberikan bantuan kepada masyarakat, tapi karena ada oknum-oknum yang korupsi dan mafia, harga-harga susah turun.



"Sekarang ini harga bahan pokok mahal, bayangkan harga beras sementara harga beras sekarang antara Rp14.000 sampai Rp15.000. Ini karena banyak mafianya, diambil lalu jual mahal, bantuan yang dari negara di korupsi, dijual mahal lagi," kata Mahfud MD disambut riuh tepuk tangan ribuan masyarakat Malang yang hadir.

Menurut pria kelahiran Sampang ini, pemerintah juga telah mengalokasikan bantuan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa solar ke petani dan nelayan, tapi ada indikasi dikorupsi di tengah jalan, karena ada mafianya. Hingga akhirnya dijual mahal ke petani dan nelayan di daerah.

"Ini yang harus kita sikat ke depan saudara. Oleh sebab itu, salah satu program kami besok itu akan memfungsikan kembali Bulog, Badan Urusan Logistik Negara untuk menangani hal-hal ini, beras, jagung, garam, dan sebagainya itu nanti akan diurus oleh Bulog secara lebih teratur," katanya.

"Tidak semua, sekarang punya Bulog sudah numpuk beras, numpuk bahan pangan, lalu di sini ada importir swasta yang berkolusi dengan pejabat, lalu yang di sini busuk, yang di sini mahal, itu yang menyebabkan barang mahal," katanya.



Mantan Menko Polhukam ini juga menambahkan, pembukaan kran impor beberapa komoditi pangan membuat masyarakat Indonesia, terutama petani menderita. Ia mencontohkan, bagaimana Pulau Madura yang terkenal sebagai pulau penghasil garam di dunia internasional, saat ini garamnya tidak laku.

"Kolusi-kolusi, korupsi itu masih banyak, gula, garam, semuanya impor. Madura itu penghasil garam, tapi kita ngimpor garam, padahal dunia mencatat bukan hanya Madura yang bilang, dunia internasional itu (Madura) pulau garam, tapi sekarang garamnya tidak laku. Karena mengimpor dari luar, oleh karena mafioso-mafioso yang mau nyari keuntungan, dan mencekik kehidupan masyarakat," katanya.

Sebagai informasi, Kabupaten Malang dan Lumajang menjadi dua lokasi dipilih Mahfud MD untuk berkampanye sepanjang Rabu (7/2/2024). Di Bonderland, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Mahfud MD didampingi kader dan calon legislatif (Caleg) DPR dari PDIP, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hanura, bertemu dengan ribuan masyarakat.

Pada kegiatan ini Mahfud MD juga mengadakan kegiatan diskusi bertajuk 'Tabrak Prof: Ngobrol Lebih Dekat dengan Prof Mahfud'. Warga Malang pun tampak antusias bertanya dan memberikan kritikan kepada mantan Menko Polhukam ini.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kelakar Prabowo Harga...
Kelakar Prabowo Harga Cabai Naik: Saran Saya, Jangan Terlalu Banyak Makan Pedas
Mahfud MD Nilai Revisi...
Mahfud MD Nilai Revisi UU TNI Tak Kembalikan Dwifungsi ABRI, Lebih Proporsional
Humor Oplosan Pertalite...
Humor Oplosan Pertalite Jadi Pertamax, Mahfud MD Bagikan Doa Masuk Pom Bensin
Mahfud MD: Sukatani...
Mahfud MD: Sukatani Tak Perlu Minta Maaf dan Tarik Lagu Bayar Bayar Bayar
RUU Kejaksaan Dikritik...
RUU Kejaksaan Dikritik Mahfud MD: Enggak Bisa Jaksa Salah Harus Minta Izin Jaksa Agung
Mahfud MD: Efisiensi...
Mahfud MD: Efisiensi Nggak Boleh Dikritik Secara Membabi-buta, tapi...
Mahfud MD Ajak Perguruan...
Mahfud MD Ajak Perguruan Tinggi Berani Kritisi Pemerintah: Dukung yang Baik, yang Tidak Baik Kita Luruskan
Mahfud MD Ibaratkan...
Mahfud MD Ibaratkan Pelaku Pemagaran Laut Bak Perampok di Depan Mata, Polisi Harus Segera Tangkap
Mahfud MD: Banyak Kasus...
Mahfud MD: Banyak Kasus Libatkan Oknum Polisi, Buat Masyarakat Hilang Kepercayaan
Rekomendasi
Kisah 5 Istri Cantik...
Kisah 5 Istri Cantik Jelita Raja Majapahit Raden Wijaya dan Alur Pernikahannya
Israel Gelar Serangan...
Israel Gelar Serangan Baru ke Lebanon, Dunia Kutuk Zionis
Kembangkan Panas Bumi...
Kembangkan Panas Bumi di Aceh, PGE Pastikan Berjalan Secara Berkelanjutan
Berita Terkini
Puasa Ramadan: Menyalakan...
Puasa Ramadan: Menyalakan Kembali Obor Peradaban yang Redup
1 jam yang lalu
KNPI: Selamatkan Pertamina...
KNPI: Selamatkan Pertamina dari Cengkeraman Mafia Migas!
1 jam yang lalu
5 Pati TNI AU Memasuki...
5 Pati TNI AU Memasuki Masa Pensiun usai Mutasi TNI Maret 2025, Ini Daftar Namanya
2 jam yang lalu
Profil Laksamana TNI...
Profil Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono, Mantan Panglima TNI yang Istrinya Seorang Polwan
7 jam yang lalu
Seret Dalang Teror Kepala...
Seret Dalang Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus di Kantor Tempo ke Meja Hijau!
9 jam yang lalu
Diktis Kemenag Apresiasi...
Diktis Kemenag Apresiasi UIN Jakarta Masuk QS WUR
9 jam yang lalu
Infografis
5 Pejabat China yang...
5 Pejabat China yang Dieksekusi Mati karena Korupsi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved