Di Hadapan Ribuan Warga Malang, Mahfud: Siapa Pun yang Sewenang-wenang Hanya Menunggu Waktu

Rabu, 07 Februari 2024 - 21:14 WIB
loading...
Di Hadapan Ribuan Warga Malang, Mahfud: Siapa Pun yang Sewenang-wenang Hanya Menunggu Waktu
Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3 yang diusung Partai Perindo, Mahfud MD berkunjung ke Kabupaten Malang dan berbincang dengan ribuan warga. Foto/MPI
A A A
MALNG - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3 yang diusung Partai Perindo, Mahfud MD berkunjung ke Kabupaten Malang dan berbincang dengan ribuan warga. Di sana, Mahfud MD menggelar kegiatan diskusi dengan tajuk 'Tabrak Prof: Ngobrol Lebih Dekat dengan Prof Mahfud' di Bonderland, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, pada Rabu (7/2/2024).

Kedatangan Mahfud MD disambut oleh ribuan masyarakat Malang, termasuk para disabilitas dan komunitas Madura Asli (Madas). Mereka menyambut Mahfud dengan kesenian tari tradisional khas Madura.



Di hadapan ribuan orang di Bonderland, Mahfud mengaku senang bisa kembali ke Malang. Ia menyebut di Malang ini dirinya akan melayani pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat, dalam acara bertajuk Tabrak Prof Mahfud yang sengaja dimodifikasi demi bisa berdiskusi dengan masyarakat Malang.

"Biasanya acaranya malam nanti malam di Jakarta hari ini kita modifikasi, saya sampaikan materi sedikit dan boleh bertanya apa saja, bertanya yang kritis juga boleh, dan saya akan menjawab pertanyaan apa pun itu materinya," ujar Mahfud di hadapan ribuan masyarakat sambil disambut tepuk tangan.

Pria kelahiran Sampang, Madura ini mengawali pemaparannya dengan mengulik mengenai sejarah dan kutipan Bung Karno, Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia menyatakan jangan pernah sekali-kali melupakan sejarah atau Jasmerah, yang ternyata berkolerasi dengan kandungan pada kitab suci umat Islam yang dianut oleh Mahfud.

"Barang siapa melupakan sejarah dia akan gagal dalam hidupnya, oleh sebabnya Bung Karno menyatakan jangan sekali-sekali melupakan sejarah, sebenarnya itu sudah ada di dalam Al-Qur'an, sehingga saya sangat mengagumi Bung Karno, ketika membuat pernyataan Jasmerah, itu diambil dari Al-Qur'an," kata Mahfud MD.

Menurutnya, dari sejarah bangsa Indonesia dapat belajar mengenai sepak terjang dan bagaimana awal negara ini terbentuk. Indonesia dikatakan Mahfud MD merupakan beberapa wilayah dari kelompok, identitas, ras, dan agama yang berbeda.

"Bersatunya beberapa kelompok primordial, itu sejarah kita jangan dilupakan, agama banyak, bersatu, keyakinan banyak lalu bersatu mendirikan negara Indonesia. Oleh sebab itu pertama kali yang harus kita ingat adalah NKRI ini dibangun berdasarkan persatuan," jelasnya.

Mantan Menko Polhukam ini menjelaskan bagaimana kekuasaan itu tidak akan abadi. Bahkan orang-orang yang pernah berkuasa dan dinyatakan hebat sejak zaman Firaun di masa Nabi Musa As akan jatuh juga. Hal itu sudah menjadi takdir Tuhan dan tercantum dalam Kitab Suci Al-Qur'an.

"Lihat orang-orang sehebat apa pun, sekuat apa pun, pada saatnya akan berhenti dari jabatannya, jabatan itu bergilir menurut sejarah, lihat sejarah Firaun, semua orang takut bahkan sampai menyamakan dirinya dengan Tuhan, pada saatnya dia habis juga," paparnya.

Mahfud juga mencontohkan tokoh-tokoh besar dunia, seperti Stalin yang berkuasa di Uni Soviet dan Adolf Hitler yang berkuasa di Jerman akhirnya juga jatuh meski telah membangun kekuasaan dan kekuatan agar tidak bisa menandinginya. Bahkan kedua tokoh itu dicap sebagai aib negara karena menjalankan kekuasaannya dengan sewenang-wenang dan melaksanakan tugas dengan jahat.

"Bagi mereka yang jatuh itu akan meninggalkan kenangan manis bagi mereka yang ketika memerintah menjalankan tugas dengan baik dan akan tercatat sebagai aib bagi negara kalau dia melaksanakan tugas dengan jahat, sewenang-wenang, antikemanusiaan, dan antidemokrasi," terangnya.

Ia membandingkan dengan para pemimpin besar dunia seperti Mahatma Gandhi yang menjadi pejuang kemerdekaan India, memimpin negara dengan penuh kasih kemanusiaan dan memperjuangkan rakyatnya, maka ia dikenang oleh rakyatnya dan dunia sebagai pejuang kemerdekaan yang penuh rasa kasih sayang.

"Ingat sejarah akan menyatakan itu, kehidupan ini berputar, siapa yang merasa kuat sekarang pada saatnya akan lemah. Saudara lihat Pak Harto (Soeharto Presiden Indonesia ke-2), kurang apa Pak Harto, dulu kalau Pak Harto berjalan, Pak Harto berdehem, hem! Orang se-Indonesia akan ikut berdehem, karena saking berwibawanya dan kuatnya Pak Harto," bebernya.

"Tanggal 21 Maret 98, Pak Harto dipilih secara aklamasi oleh seluruh anggota MPR, yang mewakili jutaan rakyat Indonesia aklamasi, dipilih tidak ada calon lain yang lebih bagus dari ini, hanya ini yang bagus. Tapi dua bulan kemudian pada tanggal 21 Mei, hanya dua bulan Pak Harto sesudah itu jatuh dengan terhinakan," imbuhnya.



Pria berusia 66 tahun ini menuturkan, Soeharto di akhir-akhir pemerintahannya antidemokrasi yang membuat rakyat bergerak. Maka inilah yang disebut Mahfud, seorang penguasa janganlah sewenang-wenang karena sejarah sudah mengajarkan kepada siapa pun.

"Sejarah akan mengajarkan itu, kepada siapa pun yang ingin sewenang-wenang hanya nunggu waktu," tandasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1797 seconds (0.1#10.140)