Pleidoi Aman Diharapkan Jadi Petunjuk agar Berhenti Teror Bom

Minggu, 27 Mei 2018 - 20:32 WIB
Pleidoi Aman Diharapkan Jadi Petunjuk agar Berhenti Teror Bom
Pleidoi Aman Diharapkan Jadi Petunjuk agar Berhenti Teror Bom
A A A
JAKARTA - Terdakwa Bom Thamrin, Aman Abdurrahman menyatakan, serangan bom yang mengguncang sejumlah tempat di Surabaya dilakukan oleh orang sakit jiwa dan tak paham makna jihad. Hal itu tertuang dalam nota pembelaan (pleidoi) Aman yang sempat viral di media sosial.

Menanggapi pleidoi Aman, Akademisi UIN Jakarta, Bakir Ikhsan menilai, pernyataan Aman bukan rekayasa atau taktik agar yang bersangkutan lolos dari hukuman mati.

Sebaliknya, pernyataan Aman bentuk imbauan sekaligus konsistensinya terhadap keyakinan jihad bahwa tidak dibolehkan melibatkan perempuan dan anak-anak.

"Itu (pleidoi) semacam petunjuk atau perintah bagi kelompok pro ISIS untuk menghentikan serangan teror. Bahwa mereka salah memahami jihad selama ini," kata Bakir, Minggu (27/5/2018).

Menurut Wakil Dekan FISIP UIN ini, banyak pengikut ISIS di Indonesia yang menjadi pengikut ajaran Aman setelah membaca tulisan-tulisannya. Bahkan sebagian mengatakan, Aman tidak bertemu langsung dengan pengikutnya yang melakukan aksi teror.

"Mereka terpengaruh dari tulisan, tapi semua itu jadi mentah sekarang, sehingga mereka ini harusnya insaf," ungkapnya.

Dia mengatakan, ada beberapa kejadian terkait serangan bom terhadap gereja yang terindikasi dipengaruhi oleh ajaran pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini. Salah satunya, serangan terhadap gereja di Samarinda dan terakhir serangan gereja di Surabaya.

Kendati begitu, Bakir berharap para aparat yang berwenang agar tak fokus terhadap kelompok Aman. Menurutnya, antisipasi juga dilakukan terhadap kemungkinan penerus Aman.

"Tapi pleidoi itu jadi imbauan terbuka agar pengikut Aman ini jangan lakukan seperti itu lagi," tandasnya.

Sebelumnya, dalam tulisan pledoi yang tersebar dan dibacakan, Aman Abdurrahman menyatakan serangan bom terhadap orang kafir, seperti tempat ibadah umat Nasrani, yang tidak mengganggu umat Muslim apalagi dengan melibatkan anak-anak jelas melanggar ajaran Islam.

"Rasul kami mengajarkan bahwa umat Islam yang hidup di negara kafir semacam ini yang berdampingan dengan penduduk yang berlainan agama yang tidak mengganggu atau memerangi kaum Muslimin agar tidak mengganggu umat agama lain itu baik jiwa maupun hartanya," tulis Aman.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5164 seconds (0.1#10.140)