Pengelolaan Blok Masela Harus Berefek Nyata bagi Kesejahteraan Rakyat

Rabu, 12 Agustus 2020 - 09:25 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, Jeffrey Malaiholo mengatakan sebenarnya investor pergi dan tinggal itu merupakan hal biasa dalam bisnis migas. Namun, Jeffrey mengingatkan, jika Shell benar-benar pergi, dapat saja digantikan perusahaan lain. Bahkan, katanya, pemerintah memiliki kemampuan untuk membuat skema pembiayaan.

Untuk itu, lanjut dia, keinginan Shell bukan sesuatu yang dikhawatirkan karena banyak pihak yang mungkin bersedia menggantikan posisinya. “Pemerintah dapat buat skema pembiayaan. Jadi jangan terlalu khawatir,” ujarnya.

Sementara itu, mantan CEO LNG PT Badak/CEO & Founder PT Rinder Energia Yoga Pratomo SupraptoYoga Suprapto menegaskan, tidak ada hubungan hengkangnya Shell antara skema darat atau laut karena lebih didasarkan pada problematika Prelude FLNG dan situasi pasar LNG dan lesunya ekonomi dunia 5–10 tahun mendatang.

Menurut dia, hengkangnya Shell karena kerugian dan masalah FLNG Prelude, persaingan antara proyek LNG dan ekonomi dunia menuju resesi karena Covid-19.

Bahkan, Yoga mengatakan, Shell harus berterima kasih karena kilang dipindahkan ke darat. Artinya, Indonesia menyelamatkan dari potensi kerugian USD10 miliar, dan berbagai masalah teknis di Prelude FLNG.

“Shell sebenarnya faktor penting dalam pengelolaan Blok Masela dalam pendanaan, penjamin, dan pengalaman di LNG. Tetapi, tanpa Shell bukan berarti kiamat. Indonesia memiliki pengalaman LNG darat dan memiliki dukungan SDM. Indonesia memiliki kemampuan. Bahkan, Inpex-Indonesia juga dapat saja mengelola Blok Masela. Saya yakin kalau Shell pergi akan ada pengganti dan setara,” tegas Yoga yang berpengalaman dalam pengelolaan LNG darat ini.

Sementara itu, pembicara lainnya Haposan Napitupulu mengatakan, sebenarnya hal biasa saja mengganti mitra dalam industri hulu migas. Namun, pemindahan ke darat itu sudah tepat karena akan memberikan pengaruh ekonomi bagi kawasan.

“Keberadaan Blok Masela itu juga dapat menjadi penggerak ekonomi kawasan di Maluku. Blok Masela ini merupakan temuan cadangan gas terbesar di Asia Tenggara dalam dua puluh tahun terakhir,” ujarnya.

Keberadaan gas Masela dikatakannya harus digunakan untuk menghidupkan industri dalam negeri sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang luas.

Dia mencontohkan, ekspor gas ke negera tetangga, justru menghidupkan industri di negara tetangga dan semua produk hasil olahan gas itu dijual kembali ke Indonesia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3713 seconds (0.1#10.140)