Ray Rangkuti Bongkar Macetnya Elektabilitas Prabowo-Gibran Dibandingkan Ganjar-Mahfud

Rabu, 17 Januari 2024 - 21:24 WIB
loading...
Ray Rangkuti Bongkar Macetnya Elektabilitas Prabowo-Gibran Dibandingkan Ganjar-Mahfud
Diskusi Kebangsaan bertajuk Pemilu 2024, Ancaman Demokrasi dan Kejahatan Kekuasaan digelar Gerakan Aktivis 98 di Posko Gerak 98, Jalan Tegal Parang Utara I, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024). Foto: SINDOnews/Ari Sandita Murti
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti membongkar macetnya elektabilitas capres cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka . Berbeda dengan itu, pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD justru semakin naik.

"Kenapa Pak Jokowi kelihatan lebih aktif, lebih terbuka untuk condong pada salah satu paslon. Saya kira karena ada kemacetan elektabilitas dari paslon yang bersangkutan," ujar Ray usai mengikuti Diskusi Kebangsaan bertajuk Pemilu 2024, Ancaman Demokrasi dan Kejahatan Kekuasaan digelar Gerakan Aktivis 98 di Posko Gerak 98, Jalan Tegal Parang Utara I, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024).



Ray menuturkan mengapa sampai Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini terlihat lebih aktif dan terbuka untuk mendukung salah satu paslon. Sebab, ada kemacetan elektabilitas paslon tersebut yakni Prabowo-Gibran.

"Saya hitung ada 4 faktor. Faktor pertama adalah tren kekuasaan kepada Jokowi stagnan atau bisa disebut juga mulai menurun. Lalu, jelas berimplikasi pada siapa pun paslon yang didukung Jokowi," ucapnya.

Turunnya elektabilitas Prabowo-Gibran terjadi lantaran gaya kampanye pasangan bernomor urut 2 itu yang monoton. Sedangkan, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar aktif terjun ke lapangan.

Ray menilai kedekatan dengan masyarakat saat ini sulit dibangun pasangan nomor urut 2. Selain itu, turunnya elektabilitas Prabowo-Gibran hingga membuat Jokowi turun tangan lantaran komparasi yang dilakukan Capres Ganjar Pranowo tentang siapa sosok yang lebih layak menggantikan Jokowi sebagai Presiden mendatang.

"Nah, faktor ketiga adalah adanya komparasi yang dilakukan Ganjar. Jadi Ganjar sekarang ini misalnya mengkomparasikan pada publik, dia lebih layak atau Prabowo yang lebih layak, lebih siap, kompatibel, lebih pas menggantikan Jokowi untuk mengerjakan apa yang menjadi kebijakan-kebijakan, kira-kira begitu," ungkapnya.

"Keempat, karena isu dinasti politik mulai diterima publik. Empat faktor ini yang menbuat elektabilitas paslon 2 kelihatan agak macet dan oleh karena itu saya tak yakin akan ada 1 putaran, keyakinan saya 2 putaran," ujar Ray.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1248 seconds (0.1#10.140)