Program Satu Keluarga Satu Sarjana Ganjar-Mahfud Jadi Solusi Impian Masyarakat

Selasa, 16 Januari 2024 - 20:14 WIB
loading...
Program Satu Keluarga...
Program Satu Keluarga Satu Sarjana yang digagas pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menjadi solusi atas impian masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Foto/Aldhi Chandra/MPI
A A A
JAKARTA - Program Satu Keluarga Satu Sarjana yang digagas pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menjadi solusi atas impian masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Utamanya berkenaan dengan mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi.

"Sekolah kan menjadi persoalan bangsa ini sudah lama. Artinya sekolah itu mahal. Jadi pemerintah harus melakukan sesuatu. Bebas belajar 9 tahun, jadi setelah itu perguruan tingginya mahal," ujar Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio di Jakarta, Selasa (16/1/2024).



Menurut Agus, menjadi sarjana menjadi idaman dari banyak orang Indonesia. "Jadi itu tentu menjadi impian orang Indonesia untuk minimal jadi S1. Jadi program itu memang menjadi idaman atau keinginan banyak pihak kalau kita baca selama ini," jelasnya.

Sebelumnya, SMRC melakukan survei untuk membandingkan program paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Hasilnya, responden paling banyak memilih program Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana milik Ganjar-Mahfud dengan raihan 48%.

Kemudian Program Tunjangan Ibu Hamil Anies-Muhaimin memperoleh 32%. Sementara Program Makan dan Susu Gratis yang diinisiasi Prabowo-Gibran hanya 20% karena dinilai paling tak terlalu penting.

Terkait dengan program paslon lain, Agus menyebut program paslon 1 dan 2 saling terkait yakni persoalan stunting.

"Itu kan sebetulnya terkait antara 1 sama 2, Anies kan terkait dengan stunting sebetulnya. Program stunting itu kan tidak hanya mengobati anak stunting tetapi sejak dari dia mau menikah, gizinya harus sudah baik, tidak anemia, tidak kurang darah," paparnya.

Menurutnya, persoalan stunting juga menjadi fokus dari pemerintahan saat ini. Kendati dalam pelaksanaannya masih belum sesuai.

"Itu tentu menjadi konsen, program strategisnya presiden. Meskipun dalam perjalanannya disalahgunakan enggak jelas. Karena banyak hal itu sebetulnya angka-angka yang disampaikan buat saya masih sangat meragukan," tandasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1198 seconds (0.1#10.140)