Penceramah Disarankan Gunakan Metode Lebih Friendly ke Milenial

Senin, 10 Agustus 2020 - 18:39 WIB
loading...
A A A
Syarullah mengungkapkan selama menjadi narasumber dalam program deradikalisasi, dirinya menyadarimereka yang telah terpapar paham radikal terorisme itu karena dulunya mereka dicekoki doktrin begitu saja tanpa melakukan tabayyun atau meneliti terlebih dahulu.

“Setelah kita debat, kita kasih data-data yang lain selain yang diterima dari jaringan mereka, maka mereka sadar juga. Saya kira memahamkan sesuatu hal ini harus terus berkelanjutan. Oleh karena itu banyak sektor yang harus kita masuki. Sektor komunikasi informasi, IT nya itu harus kita perkuat, karena mereka juga lihai dalam hal itu. Kemudian indoktrinasinya harus positif sehingga mereka bisa melakukan tabayyun terlebih dahulu dalam melihat suatu permasalahan,” tuturnya.

Menurut dia, menyadarkan orang karena pernah terlibat maupun terpapar paham radikal terorisme memang tidak harus diukur dengan cepat karena prosesnya lama. Karena ini menyangkut ideologi, dan kalau orang sudah berbicara ideologi, ibaratnya punya 1.000 nyawa. Mati satu nyawa masih ada 999 nyawa lagi.

“Seperti kanker. Itu memang agak memakan waktu (untuk mengatasinya-red). Harus berkelanjutan, terencana dengan baik, sistematis dan tepat sasaran. Saya kira itu yang harus dipadukan ketika menyusun program. Karena paham radikal teorisme di indonesia bagaimanapun tetap ada karena paham ini memang karena jaringan, bukan berarti satu orang ditangkap lalu sudah selesai,” tuturnya.
(dam)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1467 seconds (0.1#10.140)