Reshuffle Kabinet Disebut Bisa Berikan Harapan Baru di Tengah Krisis

Senin, 10 Agustus 2020 - 16:47 WIB
loading...
Reshuffle Kabinet Disebut Bisa Berikan Harapan Baru di Tengah Krisis
Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad. FOTO/SINDOnews/Abdul Rochim
A A A
JAKARTA - Krisis multidimensi yang terjadi akhir-akhir ini sebagai imbas dari pandemi corona membutuhkan langkah berani dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bila perlu, Presiden diminta untuk tidak segan-segan melakukan perombakan ( reshuffle ) kabinet sebagai langkah keluar dari kebuntuan.

"Saya kira pengalaman saya waktu jadi Gubernur (Gorontalo), kalau saya mau ganti kepala dinas, saya langsung ganti saja, sebab itu hak saya. Kalau sekarang orang sudah mendesak, tanpa menyebutkan menteri-menteri yang sudah berapa kali saya baca, ganti saja cepat-cepat. Paling tidak, reshuffle kabinet juga membuat harapan baru buat masyarakat," tandas Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad dalam diskusi Empat Pilar bertema "Sidang Tahunan MPR, Optimisme, dan Harapan di Tengah Pandemi" di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/8/2020). (Baca juga: Belanja Pemerintah Dinilai Bisa Atasi Krisis Ekonomi Saat Pandemi)

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini mengatakan, reshuffle kabinet bisa memicu optimisme baru di tengah kondisi yang serba susah saat ini. "(Reshuffle) membuat orang tambah semangat. Kalau tidak juga, diam-diam kayak sekarang, jadi menurut saya tidak perlu harus tunggu ini itu," katanya. (Baca juga: Mayoritas Warga Yakin Indonesia Mampu Keluar dari Krisis Ekonomi)

Menurut Fadel, serapan anggaran yang masih sangat minim saat ini merupakan sebuah "kesalahan". Kinerja menteri, salah satunya bisa dilihat dari serapan anggaran sebagai indikator kinerja di kementerian. "Sekarang menteri yang tidak berkinerja, misalnya serapan anggarannya rendah, artinya tidak bisa dalam pengelolaan anggaran, ya sudah diganti saja," tandasnya.

Indikator kedua, kata Fadel, dalam keadaan kritis, seorang menteri tidak mampu membuat langkah-langkah terobosan. Dia mengilustrasikan kinerja, misalnya seorang menteri perdagangan (mendag), bisa dilihat bagaimana kondisi di pasar-pasar. Jika harga-harga di pasar tidak terkontrol, supply and demand tidak terjaga, maka perlu dievaluasi. "Jangan diam-diam saja. Itu bisa dilihat kinerja, bisa diukur masing-masing ada standarnya," ujarnya.

Fadel mengatakan, saat ini kondisi semakin hari trennya semakin memburuk. Indikatornya, daya beli masyarakat semakin berkurang, demand hampir tidak ada. "Hotel-hotel baru sedikit, baru mulai membuka, orang berpergian naik pesawat juga sangat rendah dan semua dalam keadaan ekstra hati-hati," katanya.

Di tengah kondisi yang serba sulit saat ini, kata Fadel, Presiden diminta segera melakukan injeksi kepada perbankan. Selain itu, yang juga harus mendapatkan perhatian adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang saat ini dalam keadaan sangat ekstra hati-hati dan extra kesulitan.

"Jujur, dalam kesulitan karena mereka mau menyelesaikan utang-utang di bank juga sulit. Mereka tetap masih belum dapat perlakuan yang kami mintakan yaitu bunga bank yang rendah," katanya.

Selain itu, koperasi juga banyak yang mengeluh karena banyak yang menerima uang simpanan nasabah dan banyak pula yang meminjam namun tidak bisa mengembalikan. "Ini juga dalam keadaan yang sangat repot," paparnya.

Kondisi lebih parah lagi, kata Fadel, dialami perusahaan keuangan yang saat ini dalam keadaan yang sangat parah, sehingga ada yang mengajukan pailit namun tidak bisa. "Jadi, mereka juga mau mengembalikan uang kepada masyarakat juga sulit, ini semua sekarang sedang menghadapi keadaannya seperti ini," katanya.
(nbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1641 seconds (0.1#10.140)