BNPB Ajak Tokoh Masyarakat-Ulama Jadi Agen Perubahan Adaptasi Kebiasaan Baru

Senin, 10 Agustus 2020 - 13:57 WIB
loading...
BNPB Ajak Tokoh Masyarakat-Ulama Jadi Agen Perubahan Adaptasi Kebiasaan Baru
BNPB mengatakan para tokoh-tokoh masyarakat, ulama hingga para relawan bisa menjadi agen perubahan adaptasi kebiasaan baru untuk mencegah penyebaran COVID-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Deputi bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) , Lilik Kurniawan mengatakan para tokoh-tokoh masyarakat, ulama hingga para relawan bisa menjadi agen perubahan adaptasi kebiasaan baru untuk mencegah penyebaran COVID-19 .

Lilik menjelaskan dalam adaptasi kebiasaan baru inti sebenarnya adalah masyarakat berubah perilakunya. “Nah untuk kita bisa merubah perilaku ini kita harus mengajak para tokoh-tokoh, para ulama, pada relawan-relawan yang kemudian bisa didengar oleh masyarakat sebagai agen perubahan,” ujarnya dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta (10/8/2020). (Baca juga: Ledakan Beirut Disusul Pejabat Mundur Massal, Lebanon di Ambang Kolaps)

Dia juga menegaskan bahwa dalam perubahan harus ada agennya. “Kan kita bicara mengenai perubahan, harus ada agen perubahannya. Dan agen perubahan inilah yang kemudian menjadi bagian dari skenario besar untuk mengajak semua pihak. Paling tidak kalau sekarang kampanyenya harus pakai masker berarti tokoh-tokoh itu, agen perubahan itu akan mengajak semua pihak untuk pakai masker,” tuturnya.

Namun, kata Lilik, perubahan perilaku itu butuh waktu. “Butuh waktu ini kita tidak tahu sampai kapan. Ka ini ada budaya, masalah budaya. Perlu sebenarnya ada tokoh-tokoh panutan, orang-orang yang ada di sekeliling masyarakat yang mereka pilih selama ini tidak pernah pakai masker untuk kemudian selalu mengingatkan, mengingatkan dan mengingatkan. Karena intinya adalah pencegahan. Dan pencegahan selalu kita tidak boleh lelah, harus terus selalu mengingatkan harus selalu cerewet begitu kira-kira,” jelas dia.

Lilik melanjutkan dalam mengedukasi masyarakat mengenai adaptasi kebiasaan baru ini juga bertahap. Namun, kata Lilik tahapan ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo ada 8 provinsi yang menjadi prioritas penanganan COVID-19.

“Jadi memang bertahap. Sekarang ini arahan presiden ada delapan provinsi prioritas yang kita tangani. Kita coba dulu harus ada model, jadi kita sudah coba di dua provinsi di Jawa Timur di Surabaya dan di kemarin di Bandung. Kita bisa melihat luar biasa kontribusi dari semua pihak. Jadi semua orang ini harus diperankan. Salah salah satu contohnya adalah kita memasang di satu dinding begitu yang isinya adalah logo-logo,” paparnya. (Baca juga: Kehadiran Megawati di KLB Gerindra Sinyal Kuat Arah Politik 2024)

Dia menambahkan upaya ini adalah suatu bentuk komitmen dari masing-masing pihak yang disebut pentahelix yang diwujudkan dalam satu tempat, dimana semua pihak berkomitmen untuk melakukan peran-peran terkait dengan penanganan terkait COVID-19 ini. "Kita berharap nanti 6 provinsi yang lain di Indonesia akan melakukan hal yang sama. Sehingga kita akan mudah sebenarnya untuk melakukan koordinasi dan lebih baik adalah kolaborasi," kata dia.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1952 seconds (0.1#10.140)