Timses Capres-Cawapres Diingatkan Jangan Seret Institusi Muhammadiyah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim sukses (timses) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) diingatkan jangan menyeret-nyeret institusi Muhammadiyah . Warga Muhammadiyah sudah cerdas dan akan menggunakan hak pilihnya dengan rasional.
"Isunya kan banyak mendukung nomor 1. Tampaknya tidak begitu juga, banyak sekali pendukung nomor 2 dan nomor 3, tapi memang tidak ekspresif saja. Elegan saja, tidak perlu mengklaim, apalagi kalau terkait institusi. Warga Muhammadiyah sudah cerdas, insyaallah memilih dengan kritis, berdasarkan kaidah dan khittah organisasi," tegas Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Iu Rusliana kepada SINDOnews, Rabu (20/12/2023).
Iu mengingatkan, warga Muhammadiyah pasti sedang melakukan pendalaman kepada masing-masing calon untuk kemudian nanti dipilih. "Di Jawa Barat, tampaknya warga Muhammadiyah masih cukup merata, mendukung nomor 1, 2, atau 3. Bahkan yang masih belum memastikan pilihan masih lebih banyak. Jadi, sekarang bagaimana meyakinkan dengan program riil karena warga Muhammadiyah itu rasional dan kritis," tegasnya.
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Iu Rusliana. Foto/Istimewa
Dia pun menyayangkan upaya mengklaim institusi seperti Majelis Tarjih dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah menjadi pengawal dan pendukung calon presiden tertentu. Gaya-gaya begitu, kata Iu, tidak akan efektif dan menimbulkan antipati dari warga Muhammadiyah.
"Warga Muhammadiyah perlu disajikan gagasan, visi, dan program besar membangun bangsa. Bukan dengan cara menarik, mengklaim institusi yang ada di Muhammadiyah, karena hal tersebut menunjukkan orang yang menyatakan hal tersebut tidak memahami karakter politik Muhammadiyah," jelasnya.
Iu juga mendukung pernyataan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Irwan Akib yang menegaskan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah tidak menjadi bagian salah satu calon presiden. Kalaupun ada seorang rektor yang menjadi timses salah satu capres-cawapres, yang bersangkutan sudah mundur dari posisi rektor.
"Isunya kan banyak mendukung nomor 1. Tampaknya tidak begitu juga, banyak sekali pendukung nomor 2 dan nomor 3, tapi memang tidak ekspresif saja. Elegan saja, tidak perlu mengklaim, apalagi kalau terkait institusi. Warga Muhammadiyah sudah cerdas, insyaallah memilih dengan kritis, berdasarkan kaidah dan khittah organisasi," tegas Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Iu Rusliana kepada SINDOnews, Rabu (20/12/2023).
Iu mengingatkan, warga Muhammadiyah pasti sedang melakukan pendalaman kepada masing-masing calon untuk kemudian nanti dipilih. "Di Jawa Barat, tampaknya warga Muhammadiyah masih cukup merata, mendukung nomor 1, 2, atau 3. Bahkan yang masih belum memastikan pilihan masih lebih banyak. Jadi, sekarang bagaimana meyakinkan dengan program riil karena warga Muhammadiyah itu rasional dan kritis," tegasnya.
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat Iu Rusliana. Foto/Istimewa
Dia pun menyayangkan upaya mengklaim institusi seperti Majelis Tarjih dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah menjadi pengawal dan pendukung calon presiden tertentu. Gaya-gaya begitu, kata Iu, tidak akan efektif dan menimbulkan antipati dari warga Muhammadiyah.
"Warga Muhammadiyah perlu disajikan gagasan, visi, dan program besar membangun bangsa. Bukan dengan cara menarik, mengklaim institusi yang ada di Muhammadiyah, karena hal tersebut menunjukkan orang yang menyatakan hal tersebut tidak memahami karakter politik Muhammadiyah," jelasnya.
Iu juga mendukung pernyataan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Irwan Akib yang menegaskan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah tidak menjadi bagian salah satu calon presiden. Kalaupun ada seorang rektor yang menjadi timses salah satu capres-cawapres, yang bersangkutan sudah mundur dari posisi rektor.
(zik)