Bela Petani Tembakau, Ganjar: Perlu Kebijakan yang Proporsional
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menegaskan membela petani dan ekosistem tembakau di Indonesia. Menurutnya dibutuhkan kebijakan proporsional agar petani dan ekosistem tembakau di Indonesia bisa berdikari.
Kebijakan proporsional itu dibutuhkan dengan mempertimbangkan sisi kesehatan dengan indikator prevalensi perokok dan sisi ketahanan industri serta agraria. Kebijakan itu penting agar suplai tembakau di Indonesia bisa terpenuhi.
“Di hulu, kini produksi petani tembakau sudah semakin turun, sedangkan permintaan semakin besar. Untuk itu, kita malah impor tembakau,” ungkap Ganjar saat berkunjung ke pabrik rokok HM Sampoerna, Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/12/2023).
Menurut Ganjar, kebijakan mengenai tembakau tidak bisa ditinjau semata-mata dari sisi kesehatan. Ganjar juga menyinggung konvensi internasional Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang juga memukul industri perdagangan dalam negeri. Padahal, Indonesia memiliki tembakau yang berkualitas tinggi. Tembakau-tembakau itu bahkan berharga jual tinggi.
“Maka kita perlu menyiapkan strategi yang jauh lebih baik soal itu. Faktanya, di area Indonesia ini tembakau kita hebat, di daerah Temanggung ada tembakau srintil yang harganya bisa jutaan lho. Itu potensi yang tidak bisa dimatikan,” ungkap dia.
Ganjar juga tidak menolak adanya kebijakan meningkatnya tarif cukai. Meski tarif cukai akan naik, ia berharap agar kenaikan itu tidak menjadi ekstrem. “Jadi tetap harus dikontrol. Karena nanti akan bikin rugi petani tembakau. Saya pembela petani tembakau soalnya,” ungkap dia.
Kebijakan proporsional itu dibutuhkan dengan mempertimbangkan sisi kesehatan dengan indikator prevalensi perokok dan sisi ketahanan industri serta agraria. Kebijakan itu penting agar suplai tembakau di Indonesia bisa terpenuhi.
“Di hulu, kini produksi petani tembakau sudah semakin turun, sedangkan permintaan semakin besar. Untuk itu, kita malah impor tembakau,” ungkap Ganjar saat berkunjung ke pabrik rokok HM Sampoerna, Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/12/2023).
Menurut Ganjar, kebijakan mengenai tembakau tidak bisa ditinjau semata-mata dari sisi kesehatan. Ganjar juga menyinggung konvensi internasional Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang juga memukul industri perdagangan dalam negeri. Padahal, Indonesia memiliki tembakau yang berkualitas tinggi. Tembakau-tembakau itu bahkan berharga jual tinggi.
“Maka kita perlu menyiapkan strategi yang jauh lebih baik soal itu. Faktanya, di area Indonesia ini tembakau kita hebat, di daerah Temanggung ada tembakau srintil yang harganya bisa jutaan lho. Itu potensi yang tidak bisa dimatikan,” ungkap dia.
Ganjar juga tidak menolak adanya kebijakan meningkatnya tarif cukai. Meski tarif cukai akan naik, ia berharap agar kenaikan itu tidak menjadi ekstrem. “Jadi tetap harus dikontrol. Karena nanti akan bikin rugi petani tembakau. Saya pembela petani tembakau soalnya,” ungkap dia.
(cip)