Kapuspen Sebut Mayor Teddy Tak Wakili TNI, Kehadiran di Debat Pilpres sebagai Ajudan Menhan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota TNI aktif Mayor Teddy Indra Wijaya ramai diperbincangkan di sosial media. Ajudan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto itu duduk dan mengenakan seragam tim sukses pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat debat Pilpres 2024 di KPU, Selasa (12/12/2023) pekan lalu.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono menegaskan Mayor Teddy tidak mewakili TNI saat menghadiri debat capres. Posisi Teddy, kata Julius, hanyalah ajudan yang melekat kepada Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Untuk diketahui, Prabowo tidak mundur dari jabatannya sebagai Menhan saat maju sebagai capres. "Dia (Teddy) hanya ajudan yang mengikuti kegiatan Menhan. Tidak mewakili institusi TNI atau kepentingan pribadi (ajudan melekat ikut kegiatan Menhan)," kata Julius kepada wartawan, Senin (18/12/2023).
Julius menjelaskan, Teddy hanya melekat di setiap kegiatan Prabowo Subianto. Berbeda jika dia merupakan prajurit biasa dan bukan ajudan, lalu dengan sadar mendukung salah satu pasangan calon dan ikut berkampanye.
"Dan akan salah jika yang gunakan seragam militer saat itu. Seperti saya tulis di atas, kehadirannya tidak mewakili institusi TNI atau pribadi yang ikut berpolitik, yang bersangkutan hanya memposisikan dirinya sebagai ajudan, tidak lebih," ucapnya.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono menegaskan Mayor Teddy tidak mewakili TNI saat menghadiri debat capres. Posisi Teddy, kata Julius, hanyalah ajudan yang melekat kepada Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Untuk diketahui, Prabowo tidak mundur dari jabatannya sebagai Menhan saat maju sebagai capres. "Dia (Teddy) hanya ajudan yang mengikuti kegiatan Menhan. Tidak mewakili institusi TNI atau kepentingan pribadi (ajudan melekat ikut kegiatan Menhan)," kata Julius kepada wartawan, Senin (18/12/2023).
Julius menjelaskan, Teddy hanya melekat di setiap kegiatan Prabowo Subianto. Berbeda jika dia merupakan prajurit biasa dan bukan ajudan, lalu dengan sadar mendukung salah satu pasangan calon dan ikut berkampanye.
"Dan akan salah jika yang gunakan seragam militer saat itu. Seperti saya tulis di atas, kehadirannya tidak mewakili institusi TNI atau pribadi yang ikut berpolitik, yang bersangkutan hanya memposisikan dirinya sebagai ajudan, tidak lebih," ucapnya.
(abd)