Ajak Anak Muda Tidak Golput, Mahfud MD: Satu Suara Besar Manfaatnya untuk Masa Depan Bangsa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD mendorong generasi muda untuk aktif berpartisipasi dalam Pemilu 2024. Mahasiswa dan pemuda harus menyalurkan pilihannya alias tidak golput agar nasib bangsa terjamin ke depan.
Generasi dan anak muda yang menyalurkan aspirasinya dalam pemilu, kata Mahfud, akan menyelamatkan generasinya sekaligus generasi berikutnya.
"Bila anak muda dan mahasiswa concern dengan lapangan kerja, industri kreatif, digitalisasi yang dipercepat, concern dunia fesyen, maka saatnya 14 Februari 2024 datang ke TPS untuk memilih pemimpin yang benar," pesan Mahfud.
Hal tersebut diungkapkan Mahfud melalui Zoom saat membuka diskusi publik bertema "Generasi Muda Memilih Wujudkan Pemilu 2024 Tanpa Golput" yang digelar Pengurus BEM dan Mahasiswa se-Malang Raya di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Kamis (7/12/2023).
Mahfud menyatakan, pemilu merupakan hak konstitusional setiap warga negara yang telah dijamin oleh konstitusi. Pemilu, mekanisme dalam sistem demokrasi yang memungkinkan rotasi kekuasaan berbasis pilihan publik. Dengan pemilu, rakyat dapat berpartisipasi dan menjalankan kedaulatannya secara utuh dengan hak pilih yang dimilikinya.
Diingatkan, Pemilu 14 Februari 2024 merupakan perhelatan politik besar karena pemilihan presiden, pemilihan anggota DPR, pemilihan anggota DPD, dan pemilihan anggota DPRD berlangsung serentak. Pemilu ini jadi ujian yang sesungguhnya bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan demokrasi dan mandat reformasi.
Indonesia, kata Mahfud, harus dapat menunjukkan jadi negara yang matang dalam berdemokrasi. Ketika budaya demokrasi sudah terbangun mapan, maka kemungkinan konflik, polarisasi, dan perbedaan yang timbul akibat beda pilihan, dapat dikelola.
Karenanya, meningkatnya keterlibatan masyarakat dan civil society dalam penyelenggaraan pemilu, akan menunjukkan semakin kuatnya tatanan demokrasi. "Libatkan partisipasi seluruh elemen warga negara, termasuk mahasiswa dan anak muda," imbau Mahfud.
Apalagi berdasarkan data, jumlah pemilih pada Pemilu 2024 sekitar 204,8 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 106,3 juta atau 52 persen berusia 17-40 tahun. Jika dirinci, persentase pemilih berusia 17-30 tahun mencapai 31,29 persen dan pemilih berusia 31-40 tahun sebanyak 20,7 persen. Artinya, proporsi pemilih muda, baik generasi milenial maupun Gen Z mendominasi.
Generasi dan anak muda yang menyalurkan aspirasinya dalam pemilu, kata Mahfud, akan menyelamatkan generasinya sekaligus generasi berikutnya.
"Bila anak muda dan mahasiswa concern dengan lapangan kerja, industri kreatif, digitalisasi yang dipercepat, concern dunia fesyen, maka saatnya 14 Februari 2024 datang ke TPS untuk memilih pemimpin yang benar," pesan Mahfud.
Hal tersebut diungkapkan Mahfud melalui Zoom saat membuka diskusi publik bertema "Generasi Muda Memilih Wujudkan Pemilu 2024 Tanpa Golput" yang digelar Pengurus BEM dan Mahasiswa se-Malang Raya di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Kamis (7/12/2023).
Mahfud menyatakan, pemilu merupakan hak konstitusional setiap warga negara yang telah dijamin oleh konstitusi. Pemilu, mekanisme dalam sistem demokrasi yang memungkinkan rotasi kekuasaan berbasis pilihan publik. Dengan pemilu, rakyat dapat berpartisipasi dan menjalankan kedaulatannya secara utuh dengan hak pilih yang dimilikinya.
Diingatkan, Pemilu 14 Februari 2024 merupakan perhelatan politik besar karena pemilihan presiden, pemilihan anggota DPR, pemilihan anggota DPD, dan pemilihan anggota DPRD berlangsung serentak. Pemilu ini jadi ujian yang sesungguhnya bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan demokrasi dan mandat reformasi.
Indonesia, kata Mahfud, harus dapat menunjukkan jadi negara yang matang dalam berdemokrasi. Ketika budaya demokrasi sudah terbangun mapan, maka kemungkinan konflik, polarisasi, dan perbedaan yang timbul akibat beda pilihan, dapat dikelola.
Karenanya, meningkatnya keterlibatan masyarakat dan civil society dalam penyelenggaraan pemilu, akan menunjukkan semakin kuatnya tatanan demokrasi. "Libatkan partisipasi seluruh elemen warga negara, termasuk mahasiswa dan anak muda," imbau Mahfud.
Apalagi berdasarkan data, jumlah pemilih pada Pemilu 2024 sekitar 204,8 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 106,3 juta atau 52 persen berusia 17-40 tahun. Jika dirinci, persentase pemilih berusia 17-30 tahun mencapai 31,29 persen dan pemilih berusia 31-40 tahun sebanyak 20,7 persen. Artinya, proporsi pemilih muda, baik generasi milenial maupun Gen Z mendominasi.