Pancasila Wadah Persatuan Anak Bangsa Hidup Rukun dan Saling Mengenal

Senin, 04 Desember 2023 - 16:17 WIB
loading...
Pancasila Wadah Persatuan...
Bangsa Indonesia disatukan dalam format negara berlandaskan Pancasila yang mampu mewadahi beragam suku, agama, dan ras. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bangsa Indonesia harus bersyukur karena disatukan dalam format negara berlandaskan Pancasila yang mampu mewadahi beragam suku, agama, dan ras. Namun seluruh warga negara harus selalu melakukan introspeksi agar kerukunan dan kebersamaan dapat terpelihara dengan baik.

Hal ini disampaikan, Presiden Lajnah Tanfidziyah (Komite Eksekutif) Sarekat Islam Indonesia (SII) KH Muflich Chalif Ibrahim melalui keterangannya, Senin (4/11/2023). Menurutnya, kerukunan antarpersonal, umat beragama, dan semua golongan diwadahi Pancasila. Tidak hanya berasaskan peraturan negara, dalam agama Islam, persatuan sesama manusia juga sesuai dengan teladan Baginda Rasul Muhammad SAW.

"Hanya yang namanya gangguan terhadap persatuan akan selalu ada. Jika tidak diantisipasi, ini bisa menjadi ancaman dari kerukunan itu sendiri, khususnya antarumat beragama," kata Kiai Muflich Chalif.



Ia menjelaskan, kerukunan antarsesama manusia bisa terwujud jika dalam hubungan antarpersonal tidak ada paksaan, baik secara fisik maupun nonfisik. Bahkan dalam hal pemikiran juga tidak boleh ada pemaksaan, sehingga satu pihak dipaksa setuju pada pilihan kelompok lainnya. Pemaksaan dengan segala bentuknya tentu tidak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.

Perbedaan yang ada pada masyarakat Indonesia, kata Kiai Muflich, justru bisa menjadi kekuatan selama membuka ruang komunikasi dan dialog. Komunikasi yang baik bisa menjembatani perbedaan, sehingga saling mengerti dan memahami kelompok yang berbeda. Perbedaan yang biasanya ditemukan dalam perkara ubudiyah atau tata cara beribadah tentu jangan sampai menjadi perselisihan selama masih berada dalam bingkai NKRI.

Karena itu, lanjut KH Muflich, alangkah baiknya jika kerukunan juga datang dari kesadaran dan keinginan lubuk hati terdalam masing-masing anak bangsa. Dengan begitu, kerukunan yang tercipta di Indonesia memiliki dasar emosional dan spiritual yang sangat kuat dan mengakar pada setiap golongan dan kepercayaan.

Baca juga: Arti Pancasila sebagai Dasar Negara yang Perlu Dipahami

"Kita ingin suasana yang rukun, aman, dan damai itu memang sebenarnya begitu, bukan dirukunkan, diamankan atau didamaikan. Jadi semangat persatuan Indonesia ini bisa berangkat dari kesadaran dan pemahaman antarumat beragamanya masing-masing," katanya.

Pada tingkat ini, umat Islam tidak hanya diharapkan memiliki ilmu agama yang cukup, tapi pemahamannya juga harus lentur, luwes, bisa menyesuaikan di mana dia tinggal. Dengan keluwesan ini, seorang muslim bisa senantiasa mencintai keadilan dan kesetaraan dalam bermasyarakat, di mana saja dan kapan saja.

Dalam mengupayakan terwujudnya kerukunan, katanya, tentu akan ada tantangan dari individu dan kelompok yang memiliki orientasi berbeda. Ketika menemukan hal tersebut, masyarakat bisa meneladani Nabi Muhammad yang menjawab pernyataan sumbang dengan perkataan qalu salama atau membalasnya dengan sopan. Kesantunan menjadi ciri orang yang beriman dalam interaksinya dengan manusia lainnya.

Kesantunan sebenarnya erat kaitannya dengan akal. Manusia digariskan sebagai makhluk yang paling baik karena mereka memiliki dan menggunakan akalnya untuk mencerna wahyu Ilahi. Oleh karenanya, hanya orang yang memiliki akal sehat yang bisa mempraktikkan kesantunan.

"Rasul pernah bersabda, ad diin al muammalah, agama itu adalah muamalah atau interaksi secara personal maupun antar golongan. Semakin bagus praktik muamalahnya, semakin santun interaksinya dengan manusia lain, maka semakin baik pula kualitas keagamaannya," ucapnya.

Maka dari itu, kata Kiai Muflich, sangat disayangkan apabila belum apa-apa, masyarakat sudah menghakimi suatu informasi atau peristiwa yang belum jelas kebenarannya. Baru sekali mendengar atau membaca tulisan yang beredar, namun bisa langsung percaya begitu saja.

"Saya sendiri jika melihat hal yang secara prinsip sangat mengganggu kerukunan, saya akan datangi untuk bertemu dan berdialog. Dengan begitu, kita tahu betul latar belakang permasalahan yang sedang kita hadapi. Seringkali kita menemukan bahwa pemahaman agamanya sudah bagus, tinggal pola komunikasinya saja yang perlu kita benahi," katanya.

Kiai Muflich mengingatkan, Islam yang diturunkan Allah bersifat universal. Sebab, Islam diturunkan untuk menjadi rahmat seluruh alam dan tidak terbatas pada golongan tertentu saja.

"Pada hakikatnya, manusia itu diciptakan untuk saling mengenal satu dengan lainnya. Allah berfirman, ‘Yaa 'Ayyuhannas, Innaa Khalaqnaakum Min Dhakarin Wa 'Untsaa Wa Ja`alnaakum Shu`uubaan Wa Qaba'ila Lita`aarafuu,’ yang berarti manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, terdiri dari berbagai suku serta bangsa, itu ditujukan untuk saling berkenalan dengan sesamanya," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Respons Agresivitas...
Respons Agresivitas China, Akademisi Imbau ASEAN Tingkatkan Persatuan
Paradigma Hak Asasi...
Paradigma Hak Asasi Manusia di Indonesia Berasaskan Pancasila
Prabowo Puji Bill Gates:...
Prabowo Puji Bill Gates: Lebih Pancasila dari Kita
Eksistensi Ormas sebagai...
Eksistensi Ormas sebagai Pilar Demokrasi Pancasila Perlu Dijaga
Profesor Marsudi Dicopot...
Profesor Marsudi Dicopot dari Rektor Universitas Pancasila, Ada Apa?
Pembukaan Syafest 2025,...
Pembukaan Syafest 2025, Muzani Berharap Lahir Bibit-bibit Calon Pemimpin
Polemik Fuad Plered,...
Polemik Fuad Plered, Ketua DPW Rabithah Alawiyah Jateng-DIY Ajak Umat Islam Jaga Persatuan
Hadiri Pleno KPU Rokan...
Hadiri Pleno KPU Rokan Hilir, Kapolda Riau Ajak Jaga Persatuan dan Kedamaian
Pilkada Serentak 2024,...
Pilkada Serentak 2024, Mantan Napiter: Jaga Kesatuan dan Persatuan NKRI
Rekomendasi
Kemampuan Kacamata Pintar...
Kemampuan Kacamata Pintar Android XR Resmi Diperlihatkan
PLN Mobile Color Run...
PLN Mobile Color Run 2025 Ajang Promosi Keindahan dan Sejarah Palembang
Beda Kelas Indonesia...
Beda Kelas Indonesia dan Korea dalam Mengelola Keamanan Siber: yang Satu Transparan, Lainnya Saling Lempar Tanggung Jawab
Berita Terkini
Jokowi Lolos Seleksi...
Jokowi Lolos Seleksi UGM Tercatat di Koran Tahun 1980-an
UU Polri Digugat ke...
UU Polri Digugat ke MK, Dasarnya Dinilai Multitafsir
Dasar Hukum Penempatan...
Dasar Hukum Penempatan Irjen Iqbal sebagai Sekjen DPD sesuai Semangat TAP MPR dan UU Polri
Pengungkapan Group Fantasi...
Pengungkapan Group Fantasi Sedarah Bukti Polri Hadir sebagai Pelindung dan Penjaga Moral Bangsa
INH Salurkan Bantuan...
INH Salurkan Bantuan Air Bersih dan Paket Sembako untuk Ribuan Warga Gaza Palestina
Bareskrim Tampilkan...
Bareskrim Tampilkan Foto Ijazah Asli dan Jokowi saat Kuliah di UGM, Ini Penampakannya
Infografis
Perbandingan Jumlah...
Perbandingan Jumlah Muslim antara India, Pakistan, dan Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved