KASAU Resmikan Monumen Karbol dan Lima Monumen Pesawat

Minggu, 03 Desember 2017 - 17:02 WIB
KASAU Resmikan Monumen Karbol dan Lima Monumen Pesawat
KASAU Resmikan Monumen Karbol dan Lima Monumen Pesawat
A A A
SLEMAN - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meresmikan monumen karbol di Akademi Angkatan Udara (AAU) dan lima monumen pesawat operasi di museum pusat TNI AU dirgantara mandala (Muspusdirla) komplek Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu (3/12/2017).

Namun waktu dan peresmiannya berbeda. Peresmiaan monumen karbol yang berada di belakang pintu gerbang AAU dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB, sedangkan peresmian monumen pesawat di Muspusdirla komplek Lanud Adisutjipto pada 09.30 WIB.

Monumen tersebut akan melengkapi keberadaan monumen lain yang sudah ada di
dua tempat tersebut. Peresmian kedua monumen tersebut diawali dengan pembacaan narasi monumen karbol dan lima monumen pesawat Cessna 401, Mil Mi-1, Bell 204 Iroquois, Bell 47G Soloy dan S-58T Sikorsky.

Khusus di peresmian lima monumen pesawat juga ada pembukaan tirai serta pesan dan kesan dari mantan penerbang pesawat tersebut.

KSAU Hadi Tjahjanto mengatakan dengan adanya monumen karbol tersebut dapat memberikan semangat kepada para taruna AAU agar tekun belajar dan serius, terutama untuk menunjukkan kepada para seniornya.

Mereka bisa menjadi perwira yang baik dan bisa diharapkan. Di antaranya dengan mencontoh para pelopor TNI AU. Yaitu komodor Abdulrahman Saleh dan Komodor Adisutjipto.

"Karena beliau dua dari perintis angkatan udara," kata Hadi usai peresmian monumen Karbol.

Abdurahman Saleh merupakan bapak karbol karena ahli ilmu faal, Adisutjipto adalah bapak penerbangan Indonesia pertama yang menerbangkan pesawat Cureng dengan loga merah putih di kota Yogyakarta.

"Itulah semangat yang ditunjukkan dan yuniornya yang saat ini sedang melaksanakan pendidikan di AAU supaya bisa mensemangati apa yang telah ditanamkan kedua tokoh tersebut," paparnya.

Sementara untuk lima monumen pesawat operasi di Muspurdirla kompleks Lanud Adisutjipto, Menurut Hadi memang sengaja dikumpulkan. Terutama guna mengingat sejarah perjalanan AU dilihat dari alat utama sistem perenjataan (alutsista) bagi generasi penerus. Baik generasi Au maupun genersi muda Indonesia.

Sebab dirgatara saat ini, bukan bagian dari ruang yang kosong tetapi ruangan yang memiliki nilai ekonomi yang diperlukan dan harus dipertahankan. Terlebih luas wilayah Indonesia, 3/5 wilayahnya adanya udara. Sehingga dari zone ekonomi ekslusif (ZEE) sampai darat harus dipertahankan.

"Untuk itu, nilai-nilai sejarah yang ada di negara kita yang akan diberikan kepada seluruh masyarakat pada umumnya dan khususnya keluarga besar TNI AU," terang alumni AAU 1986 tersebut.

Hal lainnya diharapkan dengan adanya monumen tersebut dapat menambah daya tarik wisata, sebagai tujuan wisata pendidikan termasuk dapat membantu minat kedirgantaraan.

Karena itu, berhadap keberadaan koleksi monumen tersebut dapat terus dijaga dan terpelihara, agar bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lama.

Kepala Muspurdirla Kolonel Sus Dede Nasrudin menambahkan hingga saat ini koleksi pesawat di museum tersebut ada 56 pesawat dan akan terus bertambah karena akan ada lima tambahan koleksi pesawat lagi, di antaranya pesawat fokker 27 dan fokker hunter.

Sehingga di akhir tahun jumlahnya menjadi 61 koleksi pesawat. "Hal ini yang menjadikan Muspusdirla menjadi museum pesawat terbesar di Asia Tenggara," tambahnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7158 seconds (0.1#10.140)