Firli Bahuri Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka, Abraham Samad: Bukan Cicak vs Buaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tergabung dalam Indonesia Memanggil (IM57+) Institute menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023) sore.
Dalam aksi tersebut, terdapat Ketua KPK Periode 2011-2015, Abraham Samad. Dalam kesempatan itu, Samad menyatakan kasus yang menjerat Ketua KPK Firli Bahuri bukan Cicak vs Buaya.
"Sekarang bukan cicak buaya. Karena dulu beda konteksnya. Karena Firli itu betul-betul penjahat. Bukan korban dari kriminalisasi," ujar Samad saat ditemui di depan Gedung Merah Putih KPK.
"Firli bukan korban dari kriminalisasi. Kalau dulu kita membela KPK karena KPK adalah korban kriminalisasi," sambungnya.
Samad melanjutkan ia menduga Firli telah melakukan pemerasan sebagaimana yang disampaikan Polda Metro Jaya saat menyampaikan penetapan tersangka pucuk pimpinan lembaga antirasuah itu.
"Ini orang melakukan kejahatan. Kejahatan apa? Pemerasan, gratifikasi, dan penyuapan, karena itu beda konteksnya," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyambangi Gedung Merah Putih KPK, Kamis (23/11/2023) sore. Mereka adalah pegawai yang dipecat lantaran dianggap tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) yang tergabung dalam Indonesia Memanggil (IM57+) Institute.
Di antarnya adalah Novel Baswedan, Yudi Purnomo Harahap, Abraham Samad, Bambang Widjojnto, dan Harun Al Rasyid.
Mereka tiba di pelataran Gedung Merah Putih KPK dengan membawa poster bertuliskan 'selamat atas penetapan Firli jadi tersangka' dengan latar belakang merah.
Saat ditemui, Abraham Samad menyatakan penetapan Firli sebagai tersangka merupakan langkah yang bisa bersih-bersih dari pihak yang memanfaatkan KPK.
"Momentum ini adalah momentum untuk membersihkan KPK dari penjahat-penjahat yang berada dan bercokol di dalamnya yang selama ini merusak muruah pemberantasan korupsi dan merusak kelembagaan KPK," kata Abraham kepada wartawan.
Kemudian, mereka juga melakukan aksi cukur gundul yang dilakukan di halaman Gedung Merah Putih KPK. Setidaknya, yang mencukur gundul rambut mereka adalah Abraham Samad dan Novel Baswedan.
Tak berhenti di situ, mereka pun kemudian melakukan potong tumpeng. Potongan tumpeng pertama diberikan kepada Abraham Samad.
"Secara simbolik kita berikan ke Pak Abraham Samad sebagai wujud syukur kita bahwa masih ada upaya untuk memberantas korupsi, masih ada upaya untuk menyelamatkan KPK," tutur Yudi Purnomo.
Dalam aksi tersebut, terdapat Ketua KPK Periode 2011-2015, Abraham Samad. Dalam kesempatan itu, Samad menyatakan kasus yang menjerat Ketua KPK Firli Bahuri bukan Cicak vs Buaya.
"Sekarang bukan cicak buaya. Karena dulu beda konteksnya. Karena Firli itu betul-betul penjahat. Bukan korban dari kriminalisasi," ujar Samad saat ditemui di depan Gedung Merah Putih KPK.
"Firli bukan korban dari kriminalisasi. Kalau dulu kita membela KPK karena KPK adalah korban kriminalisasi," sambungnya.
Samad melanjutkan ia menduga Firli telah melakukan pemerasan sebagaimana yang disampaikan Polda Metro Jaya saat menyampaikan penetapan tersangka pucuk pimpinan lembaga antirasuah itu.
"Ini orang melakukan kejahatan. Kejahatan apa? Pemerasan, gratifikasi, dan penyuapan, karena itu beda konteksnya," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyambangi Gedung Merah Putih KPK, Kamis (23/11/2023) sore. Mereka adalah pegawai yang dipecat lantaran dianggap tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) yang tergabung dalam Indonesia Memanggil (IM57+) Institute.
Di antarnya adalah Novel Baswedan, Yudi Purnomo Harahap, Abraham Samad, Bambang Widjojnto, dan Harun Al Rasyid.
Mereka tiba di pelataran Gedung Merah Putih KPK dengan membawa poster bertuliskan 'selamat atas penetapan Firli jadi tersangka' dengan latar belakang merah.
Saat ditemui, Abraham Samad menyatakan penetapan Firli sebagai tersangka merupakan langkah yang bisa bersih-bersih dari pihak yang memanfaatkan KPK.
"Momentum ini adalah momentum untuk membersihkan KPK dari penjahat-penjahat yang berada dan bercokol di dalamnya yang selama ini merusak muruah pemberantasan korupsi dan merusak kelembagaan KPK," kata Abraham kepada wartawan.
Kemudian, mereka juga melakukan aksi cukur gundul yang dilakukan di halaman Gedung Merah Putih KPK. Setidaknya, yang mencukur gundul rambut mereka adalah Abraham Samad dan Novel Baswedan.
Tak berhenti di situ, mereka pun kemudian melakukan potong tumpeng. Potongan tumpeng pertama diberikan kepada Abraham Samad.
Baca Juga
"Secara simbolik kita berikan ke Pak Abraham Samad sebagai wujud syukur kita bahwa masih ada upaya untuk memberantas korupsi, masih ada upaya untuk menyelamatkan KPK," tutur Yudi Purnomo.
(kri)