Mahfud Ingatkan Pemilih Muda Jangan Golput, Berikut 3 Tips Ajak Temanmu Gunakan Hak Pilih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menekankan pentingnya pemilih, terutama mahasiswa, untuk tidak golput pada Pemilu 2024 . Mahfud menyampaikan pesannya saat memberikan kuliah umum di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Kamis (16/11/2023).
Dia menyoroti bahwa jumlah pemilih usia muda di Indonesia pada Pemilu 2024 mencapai 115,6 juta orang. "Jangan golput dengan beralasan muak melihat proses pemilu ini, karena melihat kondisi politik di tingkat elite," tegas Mahfud MD.
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 itu menegaskan bahwa ia tidak ingin melihat pemilih cerdas, terutama mahasiswa, menjadi apatis dan golput. Menurutnya, pemilih rasional harus menggunakan hak pilihnya untuk mencegah terpilihnya pemimpin dengan rekam jejak yang buruk.
Ia juga mengajak anak muda, termasuk mahasiswa, untuk memantau jalannya pesta demokrasi. Jika menemui kecurangan, mereka diimbau untuk tidak menutup mata dan segera melaporkan serta menyebarkannya jika perlu. "Pemilu ini pesta demokrasi, sehingga harus dilakukan secara netral dan bermartabat. Jika ada yang curang, viralkan saja," ajaknya.
Tingginya tingkat golongan putih (golput) dapat merugikan proses demokrasi karena dapat menurunkan kepercayaan dan kredibilitas calon yang terpilih. Akibatnya, pemerintah daerah mungkin menghadapi kesulitan dalam menjalankan tugasnya karena kurangnya dukungan politik. Sebaliknya, dukungan suara yang kuat dapat meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas pemimpin daerah, memungkinkan mereka untuk melaksanakan janji politik dengan keyakinan tinggi.
Golput menjadi perhatian serius dalam setiap ajang pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah (pilkada) maupun pemilihan umum nasional seperti pemilihan legislatif (pileg) atau presiden (pilpres). Golput dianggap sebagai masalah utama dalam konteks pemilihan. Tidak hanya karena ketidakpedulian masyarakat, tetapi juga karena kekhawatiran bahwa surat suara yang tidak digunakan dapat disalahgunakan.
Jika tingkat golput tinggi dalam pemilu, legitimasi pemilihan tersebut dapat terpengaruh, menurunkan kualitasnya, dan membuka celah bagi pihak-pihak tertentu untuk memanfaatkan hasil pemilu secara politis.
Golput bukanlah pilihan, melainkan muncul dari sikap pesimistis dan apatis sekelompok orang terhadap calon pemimpin dan kondisi politik. Gerakan golput ini tidak memberikan perubahan positif bagi situasi politik Indonesia.
Dengan pemahaman ini, Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) aktif mengajak masyarakat untuk merayakan dan mendukung Pemilu 2024 dengan semangat positif dan sukacita.
Berikut 3 tips untuk mengajak teman sejawat, kerabat dekat, atau masyarakat agar tidak golput yang diberikan oleh FPMSI.
Menolak golput berarti melindungi masa depan bangsa. Golput dapat dianggap sebagai tindakan mengabaikan keberagaman opini dalam tatanan demokrasi.
Sikap golput seolah-olah mengabaikan kenyataan bahwa masih ada kelompok masyarakat yang cerdas dan memiliki kontribusi positif dalam demokrasi. Sikap ini seakan-akan merasa bahwa hanya konsepsi mereka yang ideal dan ketika konsep itu tidak terwujud, mereka menyalahkan realitas di lapangan.
Stigma bahwa dunia politik identik dengan hal yang 'kotor' dan tidak etis masih menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan partisipasi pemilih dalam masyarakat.
Pandangan bahwa semua politikus terlibat dalam hal-hal negatif adalah hal yang salah. Meskipun jumlah mereka tidak banyak, namun momentum pemilu seharusnya dimanfaatkan untuk memilih sebanyak mungkin politisi yang bersih dan dapat memberikan kepemimpinan yang baik.
Jika terdapat konten yang terverifikasi, bagikan. Namun, jika terdapat konten bohong atau hoaks, sebaiknya tidak disebarluaskan. Jika ada konten yang bersifat menghina, abaikan, bahkan laporkan jika perlu. Sebagai milenial, berperan aktif dan bertindak sebagai filter terhadap informasi dapat membantu memutus mata rantai penyebaran narasi negatif, Dengan menjadi aktif, kita dapat membantu meminimalisir penyebaran informasi yang tidak benar dan mendukung kualitas diskusi demokratis.
Dia menyoroti bahwa jumlah pemilih usia muda di Indonesia pada Pemilu 2024 mencapai 115,6 juta orang. "Jangan golput dengan beralasan muak melihat proses pemilu ini, karena melihat kondisi politik di tingkat elite," tegas Mahfud MD.
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 itu menegaskan bahwa ia tidak ingin melihat pemilih cerdas, terutama mahasiswa, menjadi apatis dan golput. Menurutnya, pemilih rasional harus menggunakan hak pilihnya untuk mencegah terpilihnya pemimpin dengan rekam jejak yang buruk.
Ia juga mengajak anak muda, termasuk mahasiswa, untuk memantau jalannya pesta demokrasi. Jika menemui kecurangan, mereka diimbau untuk tidak menutup mata dan segera melaporkan serta menyebarkannya jika perlu. "Pemilu ini pesta demokrasi, sehingga harus dilakukan secara netral dan bermartabat. Jika ada yang curang, viralkan saja," ajaknya.
Tips Mengajak Temanmu Tidak Golput
Tingginya tingkat golongan putih (golput) dapat merugikan proses demokrasi karena dapat menurunkan kepercayaan dan kredibilitas calon yang terpilih. Akibatnya, pemerintah daerah mungkin menghadapi kesulitan dalam menjalankan tugasnya karena kurangnya dukungan politik. Sebaliknya, dukungan suara yang kuat dapat meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas pemimpin daerah, memungkinkan mereka untuk melaksanakan janji politik dengan keyakinan tinggi.
Golput menjadi perhatian serius dalam setiap ajang pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah (pilkada) maupun pemilihan umum nasional seperti pemilihan legislatif (pileg) atau presiden (pilpres). Golput dianggap sebagai masalah utama dalam konteks pemilihan. Tidak hanya karena ketidakpedulian masyarakat, tetapi juga karena kekhawatiran bahwa surat suara yang tidak digunakan dapat disalahgunakan.
Jika tingkat golput tinggi dalam pemilu, legitimasi pemilihan tersebut dapat terpengaruh, menurunkan kualitasnya, dan membuka celah bagi pihak-pihak tertentu untuk memanfaatkan hasil pemilu secara politis.
Golput bukanlah pilihan, melainkan muncul dari sikap pesimistis dan apatis sekelompok orang terhadap calon pemimpin dan kondisi politik. Gerakan golput ini tidak memberikan perubahan positif bagi situasi politik Indonesia.
Dengan pemahaman ini, Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) aktif mengajak masyarakat untuk merayakan dan mendukung Pemilu 2024 dengan semangat positif dan sukacita.
Berikut 3 tips untuk mengajak teman sejawat, kerabat dekat, atau masyarakat agar tidak golput yang diberikan oleh FPMSI.
1. Tolak Ajakan Golput
Menolak golput berarti melindungi masa depan bangsa. Golput dapat dianggap sebagai tindakan mengabaikan keberagaman opini dalam tatanan demokrasi.
Sikap golput seolah-olah mengabaikan kenyataan bahwa masih ada kelompok masyarakat yang cerdas dan memiliki kontribusi positif dalam demokrasi. Sikap ini seakan-akan merasa bahwa hanya konsepsi mereka yang ideal dan ketika konsep itu tidak terwujud, mereka menyalahkan realitas di lapangan.
2. Hindari Pemikiran Negatif
Stigma bahwa dunia politik identik dengan hal yang 'kotor' dan tidak etis masih menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan partisipasi pemilih dalam masyarakat.
Pandangan bahwa semua politikus terlibat dalam hal-hal negatif adalah hal yang salah. Meskipun jumlah mereka tidak banyak, namun momentum pemilu seharusnya dimanfaatkan untuk memilih sebanyak mungkin politisi yang bersih dan dapat memberikan kepemimpinan yang baik.
3. Terlibat Secara Aktif
Jika terdapat konten yang terverifikasi, bagikan. Namun, jika terdapat konten bohong atau hoaks, sebaiknya tidak disebarluaskan. Jika ada konten yang bersifat menghina, abaikan, bahkan laporkan jika perlu. Sebagai milenial, berperan aktif dan bertindak sebagai filter terhadap informasi dapat membantu memutus mata rantai penyebaran narasi negatif, Dengan menjadi aktif, kita dapat membantu meminimalisir penyebaran informasi yang tidak benar dan mendukung kualitas diskusi demokratis.
(zik)