Deretan KSAD yang Pernah Jabat Pangdam V/Brawijaya, Nomor 1 Jenderal Pemrakarsa NRP Prajurit TNI
loading...
A
A
A
Hartono pecah bintang ketika diangkat menjadi Kasdam V/Brawijaya pada 1989. Selanjutnya ia dimutasi menjadi Kases Bakorstanasda Jawa Timur. Pangkat naik menjadi Mayor Jenderal ketika dilantik menjadi Pangdam V/Brawijaya pada 1990.
Tiga tahun menjabat Pangdam V/Brawijaya, R Hartono kemudian ditarik menjadi Dansesko ABRI, lalu Gubernur Lemhannas, dan Kassospol ABRI. Hartono meraih pangkat jenderal penuh (bintang 4) ketika dipilih Presiden Soeharto menjadi KSAD pada 1995.
Setelah pensiun pada 1997, R Hartono pernah mencoba peruntungan mendirikan partai politik bersama Siti Hardijanti Hastuti Soeharto atau Tutut Soeharto, Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Pada Pemilu 2004, PKPB memperoleh 2,11% suara secara nasional dan 2 kursi di DPR. Namun perolehan suara PKPB melorot di pemilu 2009, hanya mendapatkan 1.461.182 suara atau setara 1,40%. Setelah itu, PKPB tidak lagi menjadi peserta pemilu hingga saat ini.
FOTO/TNI AD
Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu juga termasuk dalam daftar KSAD yang pernah menduduki jabatan Pangdam V/Brawijaya. Abituren Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1974 ini mengemban jabatan itu sangat singkat dari 14 Januari hingga 4 November 1999.
Ryamizard Ryacudu mengawali karier jabatan militer di Kodam XII/Tanjungpura. Antara lain menjadi Danton, Komandan Kompi Pelajar dan Secaba, serta Danyonif 641 dan 642. Ryamizard kemudian ditarik ke Kostrad untuk menjadi Kasi Operasi Brigif Linud 17/Kujang I, Wadan Yonif Linud 305/Tengkorak, Danyonif Linud 305/Tengkorak, dan Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang I.
Ryamizard sempat bertugas ke luar negeri menjadi Komandan Kontingen Garuda XII-B dan Komandan Sektor 5 Barat di Kamboja. Pulang dari luar negeri, ia dipercaya menjadi Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kodam II/Sriwijaya, Kepala Staf Divif 2/Kostrad, Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya, Panglima Divif 2/Kostrad, dan Kepala Staf Kostrad.
Kariernya terus menanjak. Ryamizard dipromosikan menjadi Pangdam V/Brawijaya, Pangdam Jaya/Jayakarta, Pangkostrad, dan KSAD. Setelah pensiun, orang dekat Megawati Soekarnoputri tersebut dipercaya menjabat Menhan oleh Presiden Jokowi di periode pertama kepemimpinannya.
Menantu Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno itu sempat dicalonkan sebagai Panglima TNI di akhir masa jabatan Presiden Megawati Soekarnoputri. Namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terpilih menggantikan Megawati menganulir pencalonan Ryamizard Ryacudu dan memilih memperpanjang jabatan Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto.
FOTO/MABES TNI
KSAD yang pernah duduk sebagai Pangdam V/Brawijaya selanjutnya adalah Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1982 tersebut menjabat dari mulai 2010 hingga 2011.
Gatot Nurmantyo merupakan tentara kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960. Nama yang disematkan oleh ayahnya terinspirasi dari pahlawan kemerdekaan RI Jenderal Gatot Subroto. Usai lulus sekolah menengah, Gatot melanjutkan ke Akmil dan lulus pada 1982.
Tiga tahun menjabat Pangdam V/Brawijaya, R Hartono kemudian ditarik menjadi Dansesko ABRI, lalu Gubernur Lemhannas, dan Kassospol ABRI. Hartono meraih pangkat jenderal penuh (bintang 4) ketika dipilih Presiden Soeharto menjadi KSAD pada 1995.
Setelah pensiun pada 1997, R Hartono pernah mencoba peruntungan mendirikan partai politik bersama Siti Hardijanti Hastuti Soeharto atau Tutut Soeharto, Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Pada Pemilu 2004, PKPB memperoleh 2,11% suara secara nasional dan 2 kursi di DPR. Namun perolehan suara PKPB melorot di pemilu 2009, hanya mendapatkan 1.461.182 suara atau setara 1,40%. Setelah itu, PKPB tidak lagi menjadi peserta pemilu hingga saat ini.
3. Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu
FOTO/TNI AD
Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu juga termasuk dalam daftar KSAD yang pernah menduduki jabatan Pangdam V/Brawijaya. Abituren Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1974 ini mengemban jabatan itu sangat singkat dari 14 Januari hingga 4 November 1999.
Ryamizard Ryacudu mengawali karier jabatan militer di Kodam XII/Tanjungpura. Antara lain menjadi Danton, Komandan Kompi Pelajar dan Secaba, serta Danyonif 641 dan 642. Ryamizard kemudian ditarik ke Kostrad untuk menjadi Kasi Operasi Brigif Linud 17/Kujang I, Wadan Yonif Linud 305/Tengkorak, Danyonif Linud 305/Tengkorak, dan Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang I.
Ryamizard sempat bertugas ke luar negeri menjadi Komandan Kontingen Garuda XII-B dan Komandan Sektor 5 Barat di Kamboja. Pulang dari luar negeri, ia dipercaya menjadi Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kodam II/Sriwijaya, Kepala Staf Divif 2/Kostrad, Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya, Panglima Divif 2/Kostrad, dan Kepala Staf Kostrad.
Kariernya terus menanjak. Ryamizard dipromosikan menjadi Pangdam V/Brawijaya, Pangdam Jaya/Jayakarta, Pangkostrad, dan KSAD. Setelah pensiun, orang dekat Megawati Soekarnoputri tersebut dipercaya menjabat Menhan oleh Presiden Jokowi di periode pertama kepemimpinannya.
Menantu Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno itu sempat dicalonkan sebagai Panglima TNI di akhir masa jabatan Presiden Megawati Soekarnoputri. Namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terpilih menggantikan Megawati menganulir pencalonan Ryamizard Ryacudu dan memilih memperpanjang jabatan Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto.
4. Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo
FOTO/MABES TNI
KSAD yang pernah duduk sebagai Pangdam V/Brawijaya selanjutnya adalah Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1982 tersebut menjabat dari mulai 2010 hingga 2011.
Gatot Nurmantyo merupakan tentara kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960. Nama yang disematkan oleh ayahnya terinspirasi dari pahlawan kemerdekaan RI Jenderal Gatot Subroto. Usai lulus sekolah menengah, Gatot melanjutkan ke Akmil dan lulus pada 1982.