Ungkap soal Nasionalisme, TGB Sebut Nikmat dan Amanah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi turut menjadi pembicara di Seminar Nasional Hari Pahlawan 10 November. Acara ini digagas oleh Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) di Wisma PHI, Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan itu, TGB turut memaparkan apa itu arti nasionalisme menurut pandangannya. Terlebih, kata TGB, nasionalisme dan Islam begitu erat kaitannya dan memiliki satu kesatuan.
"Bahwa nasionalisme itu dalam makna mencintai tanah air sebagai nikmat dan amanah, lalu menjauhkan dari Tanah Air segala macam dari Tanah Air yang bisa merusaknya," ujar TGB di lokasi, Jumat (10/11/2023).
TGB menambahkan, baik bagi para anggota NWDI maupun masyarakat, jiwa-jiwa nasionalisme perlu dipegang kokoh dan kuat. Sebab, nasionalisme adalah bagian dari mensyukuri nikmat dari Allah SWT.
"Sebagai bagian mensyukuri nikmat, itu sebenarnya bagian dari ajaran Islam, karena itu ketika para ulama dulu bergerak sepenuhnya ibadah, kalau sekarang umat Islam sebagaimana saya sampaikan, membangun bangsa itu juga ibadah," paparnya.
Oleh sebab itu, kata TGB, siapa pun orang yang memiliki jiwa nasionalisme, pasti memiliki keinginan kuat untuk membangun bangsa menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.
"Dan itu suatu kewajiban, jadi membangun bangsa ibadah dan bagian dari tidak terpisahkan dari beragama yang baik," pungkasnya.
Lihat Juga: Digadang-gadang Jadi Panglima, Mayjen Imam Soedja'i Pilih Berperang pada Pertempuran November 1945
Dalam kesempatan itu, TGB turut memaparkan apa itu arti nasionalisme menurut pandangannya. Terlebih, kata TGB, nasionalisme dan Islam begitu erat kaitannya dan memiliki satu kesatuan.
"Bahwa nasionalisme itu dalam makna mencintai tanah air sebagai nikmat dan amanah, lalu menjauhkan dari Tanah Air segala macam dari Tanah Air yang bisa merusaknya," ujar TGB di lokasi, Jumat (10/11/2023).
TGB menambahkan, baik bagi para anggota NWDI maupun masyarakat, jiwa-jiwa nasionalisme perlu dipegang kokoh dan kuat. Sebab, nasionalisme adalah bagian dari mensyukuri nikmat dari Allah SWT.
"Sebagai bagian mensyukuri nikmat, itu sebenarnya bagian dari ajaran Islam, karena itu ketika para ulama dulu bergerak sepenuhnya ibadah, kalau sekarang umat Islam sebagaimana saya sampaikan, membangun bangsa itu juga ibadah," paparnya.
Oleh sebab itu, kata TGB, siapa pun orang yang memiliki jiwa nasionalisme, pasti memiliki keinginan kuat untuk membangun bangsa menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.
"Dan itu suatu kewajiban, jadi membangun bangsa ibadah dan bagian dari tidak terpisahkan dari beragama yang baik," pungkasnya.
Lihat Juga: Digadang-gadang Jadi Panglima, Mayjen Imam Soedja'i Pilih Berperang pada Pertempuran November 1945
(maf)