2 KSAD yang Naik Jabatan Jadi Panglima TNI di Era Presiden Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setidaknya ada empat Panglima TNI yang pernah dilantik di era pemerintahan Presiden Jokowi . Dua di antaranya diketahui pernah menjadi Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD ).
Pada era pemerintahan Presiden Jokowi cukup banyak terjadi pergantian Panglima TNI. Pergantian jabatan tersebut bisa terjadi lantaran usia dari masing-masing Panglima mendekati purna tugas.
Panglima yang pernah terpilih adalah prajurit yang berpengalaman dan banyak berjasa pada negara. Salah satu pengalaman yang bisa menjadi acuan adalah menjadi KSAD.
Berikut dua KSAD yang naik jabatan menjadi Panglima TNI pada era Presiden Jokowi.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menempuh pendidikan militer di Akademi Militer tahun 1982 dan berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad. Ia pernah terlibat dalam operasi Seroja di Timor Leste pada tahun 1983-1984.
Jenderal kelahiran Tegal Jawa Tengah ini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-30 sejak 25 Juli 2014, menggantikan Jenderal Budiman. Kemudian ia menjadi Panglima TNI ke-19 pada 8 Juli 2015, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna bakti.
Terpilihnya Gatot sebagai Panglima tentu banyak sekali pertimbangannya. Salah satu di antaranya adalah pengalaman jabatan strategis yang pernah diembannya selama aktif di militer.
Sejumlah jabatan strategis militer yang pernah diemban oleh pria berumur 63 tahun ini di antaranya seperti Panglima Kodam V/Brawijaya (2011), Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (2013), Panglima Komando Cabang Strategis Angkatan Darat (2014) dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2015)
Selama menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot menghadapi berbagai tantangan, seperti terorisme, separatisme, bencana alam, dan konflik sosial. Gatot juga mengembangkan konsep Bela Negara, yaitu upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan warga negara dalam membela negara.
Jenderal TNI Andika Perkasa merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 1987. Ia mengawali kariernya di jajaran Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan pernah bertugas di berbagai operasi militer, seperti Operasi Seroja di Timor Timur dan Operasi Teritorial di Timor Timur.
Andika juga memiliki pendidikan akademik yang tinggi. Ia meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Terbuka serta gelar master dan doktor dari berbagai universitas di Amerika Serikat, seperti The Military College of Vermont, Norwich University, George Washington University, dan National Defense University.
Andika Perkasa menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sejak 22 November 2018, menggantikan Jenderal Mulyono. Jenderal asal Bandung ini kemudian diusulkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto, yang akan pensiun pada November 2021.
Ia menjadi Panglima TNI tertua sepanjang sejarah, tetapi rekor itu dipecahkan oleh Laksamana Yudo Margono yang dilantik menggantikannya pada 19 Desember 2022. Setelah pensiun dari TNI, Andika Perkasa menjadi salah satu Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Pada era pemerintahan Presiden Jokowi cukup banyak terjadi pergantian Panglima TNI. Pergantian jabatan tersebut bisa terjadi lantaran usia dari masing-masing Panglima mendekati purna tugas.
Panglima yang pernah terpilih adalah prajurit yang berpengalaman dan banyak berjasa pada negara. Salah satu pengalaman yang bisa menjadi acuan adalah menjadi KSAD.
Berikut dua KSAD yang naik jabatan menjadi Panglima TNI pada era Presiden Jokowi.
KSAD yang Naik Jabatan Jadi Panglima TNI di Era Presiden Jokowi
1. Jenderal Gatot Nurmantyo
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menempuh pendidikan militer di Akademi Militer tahun 1982 dan berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad. Ia pernah terlibat dalam operasi Seroja di Timor Leste pada tahun 1983-1984.
Baca Juga
Jenderal kelahiran Tegal Jawa Tengah ini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-30 sejak 25 Juli 2014, menggantikan Jenderal Budiman. Kemudian ia menjadi Panglima TNI ke-19 pada 8 Juli 2015, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna bakti.
Terpilihnya Gatot sebagai Panglima tentu banyak sekali pertimbangannya. Salah satu di antaranya adalah pengalaman jabatan strategis yang pernah diembannya selama aktif di militer.
Sejumlah jabatan strategis militer yang pernah diemban oleh pria berumur 63 tahun ini di antaranya seperti Panglima Kodam V/Brawijaya (2011), Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (2013), Panglima Komando Cabang Strategis Angkatan Darat (2014) dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2015)
Selama menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot menghadapi berbagai tantangan, seperti terorisme, separatisme, bencana alam, dan konflik sosial. Gatot juga mengembangkan konsep Bela Negara, yaitu upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan warga negara dalam membela negara.
2. Jenderal TNI Andika Perkasa
Jenderal TNI Andika Perkasa merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 1987. Ia mengawali kariernya di jajaran Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan pernah bertugas di berbagai operasi militer, seperti Operasi Seroja di Timor Timur dan Operasi Teritorial di Timor Timur.
Baca Juga
Andika juga memiliki pendidikan akademik yang tinggi. Ia meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Terbuka serta gelar master dan doktor dari berbagai universitas di Amerika Serikat, seperti The Military College of Vermont, Norwich University, George Washington University, dan National Defense University.
Andika Perkasa menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sejak 22 November 2018, menggantikan Jenderal Mulyono. Jenderal asal Bandung ini kemudian diusulkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto, yang akan pensiun pada November 2021.
Ia menjadi Panglima TNI tertua sepanjang sejarah, tetapi rekor itu dipecahkan oleh Laksamana Yudo Margono yang dilantik menggantikannya pada 19 Desember 2022. Setelah pensiun dari TNI, Andika Perkasa menjadi salah satu Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
(okt)