Charta Politika: Kehadiran Gibran Bikin Elektabilitas Prabowo Merosot

Senin, 06 November 2023 - 17:00 WIB
loading...
Charta Politika: Kehadiran...
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftarkan sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024. Foto/YouTube KPU
A A A
JAKARTA - Langkah calon presiden (capres) Prabowo Subianto meminang Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) berdampak negatif pada elektabilitasnya. Berdasarkan hasil survei terbaru Charta Politika Indonesia, tingkat keterpilihan atau elektabilitas Prabowo malah turun usai menggandeng Gibran.

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan, setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan mendafat bersama Gibran sebagai capres-cawapres, elektabilitas Prabowo malah mengalami penurunan drastis.

"Kalau kita baca selisih antara Pak Prabowo dengan Mas Ganjar, nama ke nama dalam simulasi head to head di 13-17 Oktober, itu selisihnya 9,8%. Sekarang selisihnya tinggal 3,4%," kata Yunarto dalam paparan hasil surveinya secara daring, Senin (6/11/2023).



Yunarto dalam spekulasi politiknya menyimpulkan sosok Gibran sebagai pendamping Prabowo Subianto ternyata tidak memberikan aset elektoral bagi Menteri Pertahanan tersebut.

"Walaupun Mas Gibran mengatakan, tenang Pak prabowo, tenang Pak Prabowo, saya ada di sini tapi ternyata kalau kita baca secara elektoral malah secara statistik, secara kuantitatif itu malah menjadi beban buat Pak Prabowo," ujarnya.

Sebelumnya, Yunarto mengungkapkan elektabilitas Ganjar Pranowo unggul dari dua kandidat lainnya, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

"Mas Ganjar ada di angka 36,9%; Pak Prabowo ada di angka 35,3%. Bisa dikatakan cukup berimbang secara elektoral, karena masih berada di bawah margin of error. Anies Baswedan di angka 24,2%," katanya.



Sementara undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan), kata Yunarto, sebesar 3,5%. Yunarto menegaskan, hasil itu masih bisa berubah pada hari pencoblosan, 14 Februari 2024. Ia menegaskan, potret itu mencerminkan persepsi publik terhadap elektoral kandidat bacapres dan bacawapres yang ada.

"Tetapi ini saat ini apabila pemilu diadakan bagaimana publik merespons dengan sikapnya secara elektoral?" ucap Yunarto.

Untuk diketahui, Charta Politika Indonesia menggelar survei pada 26-31 Oktober 2023 di seluruh Provinsi Indonesia dengan wawancara tatap muka langsung. Responden dalam survei ini sebanyak 2.400 orang yang dipilih dengan metode sampling multistage random sampling. Dengan teknik ini, margin of error yang diterapkan sebesar 2% pada tingkat kepercayaan 95%.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1585 seconds (0.1#10.140)