Lusa, BMKG Akan Gelar Simulasi Gempa M9,0 dan Tsunami di Selatan Jawa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menggelar simulasi peringatan dini gempa M9,0 dan tsunami di Selatan Jawa pada Rabu, 25 Oktober 2023.
Gempa dan tsunami tersebut bukan peristiwa yang terjadi sungguhan, namun hanya simulasi yang merupakan bagian dari kegiatan Indian Ocean Waves Exercise 2023 (IOWave23) sebagai latihan dari mitigasi dan evakuasi dalam merespons peringatan dini tsunami.
“Kegiatan ini dilakukan serentak oleh daerah-daerah yang dalam skenario terdampak oleh tsunami. Jadi dari BMKG Pusat akan mengirimkan skenario peringatan dini, dan daerah yang terdampak akan melakukan tindakan simulasi respon serta pelatihan evakuasi mandiri berdasarkan peringatan dini tersebut,” ungkap BMKG, Senin (23/10/2023).
BMKG menjelaskan pada kegiatan IOWave23 ini terdapat skenario berupa gempa bumi dengan kekuatan M9,0 dengan kedalaman 10 kilometer yang mengakibatkan tsunami di lepas pantai Pulau Jawa. Dalam skenario tersebut, gelombang tsunami menerjang hingga ke pesisir barat barat Sumatera Barat dan Pesisir Nusa Tenggara Timur.
BMKG mengungkapkan rangkaian kegiatan IOWave23 nanti akan menjadi sarana meningkatkan kesadaran bencana dan kewaspadaan terhadap gempabumi dan tsunami melalui kegiatan yang disebut Table Top Exercise (TTX) dan Tsunami Drill.
“TTX merupakan salah satu metode dalam pelatihan yang bertujuan untuk melakukan respons pendalaman dan klarifikasi terhadap produk perencanaan sebuah bencana,” jelas BMKG.
Sementara Tsunami Drill merupakan sebuah simulasi tsunami yang dilaksanakan langsung di lapangan oleh berbagai komponen masyarakat dan stakeholder untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi dan tsunami.
IOWave merupakan latihan sistem peringatan dini tsunami yang diselenggarakan setiap dua tahun dan diikuti oleh seluruh negara di pesisir Samudera Hindia. Sebanyak 25 negara akan melaksanakan simulai ini secara bersama-sama. IOWave telah dilaksanakan pada 2009, 2011, 2014, 2016, 2018, 2020, dan berikutnya akan dilaksanakan tahun ini 25 Oktober 2023.
Gempa dan tsunami tersebut bukan peristiwa yang terjadi sungguhan, namun hanya simulasi yang merupakan bagian dari kegiatan Indian Ocean Waves Exercise 2023 (IOWave23) sebagai latihan dari mitigasi dan evakuasi dalam merespons peringatan dini tsunami.
“Kegiatan ini dilakukan serentak oleh daerah-daerah yang dalam skenario terdampak oleh tsunami. Jadi dari BMKG Pusat akan mengirimkan skenario peringatan dini, dan daerah yang terdampak akan melakukan tindakan simulasi respon serta pelatihan evakuasi mandiri berdasarkan peringatan dini tersebut,” ungkap BMKG, Senin (23/10/2023).
BMKG menjelaskan pada kegiatan IOWave23 ini terdapat skenario berupa gempa bumi dengan kekuatan M9,0 dengan kedalaman 10 kilometer yang mengakibatkan tsunami di lepas pantai Pulau Jawa. Dalam skenario tersebut, gelombang tsunami menerjang hingga ke pesisir barat barat Sumatera Barat dan Pesisir Nusa Tenggara Timur.
BMKG mengungkapkan rangkaian kegiatan IOWave23 nanti akan menjadi sarana meningkatkan kesadaran bencana dan kewaspadaan terhadap gempabumi dan tsunami melalui kegiatan yang disebut Table Top Exercise (TTX) dan Tsunami Drill.
“TTX merupakan salah satu metode dalam pelatihan yang bertujuan untuk melakukan respons pendalaman dan klarifikasi terhadap produk perencanaan sebuah bencana,” jelas BMKG.
Sementara Tsunami Drill merupakan sebuah simulasi tsunami yang dilaksanakan langsung di lapangan oleh berbagai komponen masyarakat dan stakeholder untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi dan tsunami.
IOWave merupakan latihan sistem peringatan dini tsunami yang diselenggarakan setiap dua tahun dan diikuti oleh seluruh negara di pesisir Samudera Hindia. Sebanyak 25 negara akan melaksanakan simulai ini secara bersama-sama. IOWave telah dilaksanakan pada 2009, 2011, 2014, 2016, 2018, 2020, dan berikutnya akan dilaksanakan tahun ini 25 Oktober 2023.