Kisah Cawapres Mahfud MD Awal Mula Terjun ke Politik dan Ditawari Jadi Menteri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon wakil presiden (Cawapres) Mahfud MD pendamping Capres Ganjar Pranowo, membagikan cerita awal mula terjun ke politik dan ditawari menjadi menteri. Kisahnya ini dibagikan Mahfud MD saat menghadiri acara Bimtek DPRD PPP se Indonesia di Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (21/10/2023).
Mahfud mengatakan dirinya dengan partai berlambang Ka'bah bukanlah cerita baru. Bahkan saat dirinya terjun ke politik di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), PPP yang menjadi kendaraan politiknya.
"Saya tuh dulu ketika diminta oleh Gus Dur menjadi menteri, itu Pak Gus Dur bilang, Pak Mahfud ini kan sekarang harus ada partai politik, Pak Mahfud mau partai politiknya apa?" kata Mahfud mengisahkan.
Mahfud melanjutkan, pada era Orde Baru hanya ada PPP yang menjadi orientasi politiknya. Bahkan saat era Ketua Umum Ismail Hasan Metareum, ia sering membantu PPP untuk membuat GBHN dengan menyelenggarakan sejumlah diskusi.
Melalui Ismail Hasan lah Mahfud MD kemudian diminta bertemu dengan Hamzah Haz. Saat bertemu dengan Hamzah Haz untuk meminta rekomendasi dari partai, dia sempat berdebat, namun hal itu tidak berlangsung lama.
"Saya lapor ke Pak Hamzah Haz, Pak saya diminta jadi menteri tapi perlu baju politik. Mau tidak PPP memberikan rekomendasi baju politik ke saya? Semula masih berdebat itu," kenang Mahfud.
"Tapi begitu saya pulang, itu dia (Hamzah Haz) dari atas mobilnya sekitar 5 menit bilang ke saya, Prof saya sudah kirim surat ke Pak Alwi Shihab, Menteri Luar Negeri waktu itu, yang lebih dominan yang menentukan jabatan-jabatan itu dulu," sambungnya.
Surat rekomendasi yang dikirimkan kepada Presiden Gusdur melalui Alwi Shihab itu menyebutkan bahwa Mahfud sudah menjadi anggota PPP. Ia pun disetujui untuk maju dan menempati posisi Menteri Pertahanan.
'Saya sudah kirim surat ke Pak Presiden, menurut Pak Alwi pokoknya Prof Mahfud adalah teman kami orang PPP. Sehingga setuju," Ucapnya.
Oleh karena itu, Mahfud mengaku memiliki hubungan yang panjang dengan PPP.Bahkan saat ini dirinya sangat dekat dengan Plt Ketua Umum PPP Mardiono. Istrinya juga saling mengenal dan saling berkunjung, bahkan saling aktif dalam pengajian majelis taklim.
"Sebelum Pak mardiono jadi Plt pun kita sudah sering ketemu gitu. Jadi lebih mudah untuk ikut mendorong dan membantu Partai Persatuan Pembangunan ini meskipun tentu secara formal tidak bisa dilakukan sekarang secara formalitas," ucapnya.
Pada kesempatan itu Mahfud mengajak kepada seluruh kader PPP untuk bersama-sama bergotong royong dan mendukung antar sesama partai pengusung pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024.
"Semua partai yang mengusung tentu harus mendapat jarak yang sama secara formal, tapi kedekatan-kedekatan ideologi yang membawa Islam sebagai jalan tengah. Nah itu mari kita lakukan bersama-sama," tuturnya.
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
Mahfud mengatakan dirinya dengan partai berlambang Ka'bah bukanlah cerita baru. Bahkan saat dirinya terjun ke politik di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), PPP yang menjadi kendaraan politiknya.
"Saya tuh dulu ketika diminta oleh Gus Dur menjadi menteri, itu Pak Gus Dur bilang, Pak Mahfud ini kan sekarang harus ada partai politik, Pak Mahfud mau partai politiknya apa?" kata Mahfud mengisahkan.
Mahfud melanjutkan, pada era Orde Baru hanya ada PPP yang menjadi orientasi politiknya. Bahkan saat era Ketua Umum Ismail Hasan Metareum, ia sering membantu PPP untuk membuat GBHN dengan menyelenggarakan sejumlah diskusi.
Melalui Ismail Hasan lah Mahfud MD kemudian diminta bertemu dengan Hamzah Haz. Saat bertemu dengan Hamzah Haz untuk meminta rekomendasi dari partai, dia sempat berdebat, namun hal itu tidak berlangsung lama.
"Saya lapor ke Pak Hamzah Haz, Pak saya diminta jadi menteri tapi perlu baju politik. Mau tidak PPP memberikan rekomendasi baju politik ke saya? Semula masih berdebat itu," kenang Mahfud.
"Tapi begitu saya pulang, itu dia (Hamzah Haz) dari atas mobilnya sekitar 5 menit bilang ke saya, Prof saya sudah kirim surat ke Pak Alwi Shihab, Menteri Luar Negeri waktu itu, yang lebih dominan yang menentukan jabatan-jabatan itu dulu," sambungnya.
Surat rekomendasi yang dikirimkan kepada Presiden Gusdur melalui Alwi Shihab itu menyebutkan bahwa Mahfud sudah menjadi anggota PPP. Ia pun disetujui untuk maju dan menempati posisi Menteri Pertahanan.
'Saya sudah kirim surat ke Pak Presiden, menurut Pak Alwi pokoknya Prof Mahfud adalah teman kami orang PPP. Sehingga setuju," Ucapnya.
Oleh karena itu, Mahfud mengaku memiliki hubungan yang panjang dengan PPP.Bahkan saat ini dirinya sangat dekat dengan Plt Ketua Umum PPP Mardiono. Istrinya juga saling mengenal dan saling berkunjung, bahkan saling aktif dalam pengajian majelis taklim.
"Sebelum Pak mardiono jadi Plt pun kita sudah sering ketemu gitu. Jadi lebih mudah untuk ikut mendorong dan membantu Partai Persatuan Pembangunan ini meskipun tentu secara formal tidak bisa dilakukan sekarang secara formalitas," ucapnya.
Pada kesempatan itu Mahfud mengajak kepada seluruh kader PPP untuk bersama-sama bergotong royong dan mendukung antar sesama partai pengusung pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024.
"Semua partai yang mengusung tentu harus mendapat jarak yang sama secara formal, tapi kedekatan-kedekatan ideologi yang membawa Islam sebagai jalan tengah. Nah itu mari kita lakukan bersama-sama," tuturnya.
Lihat Juga: Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
(thm)