Kedekatan Ganjar Pranowo dengan Tokoh Lintas Agama, Simbol Toleransi Mengelola Keberagaman dan Kerukunan Bangsa

Selasa, 17 Oktober 2023 - 14:19 WIB
loading...
Kedekatan Ganjar Pranowo dengan Tokoh Lintas Agama, Simbol Toleransi Mengelola Keberagaman dan Kerukunan Bangsa
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh lintas agama di Kota Tangerang, Banten, Minggu (24/9/2023). Foto/Isty
A A A
JAKARTA - Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo kerap memperlihatkan komitmen kuatnya dalam mengelola keberagaman dan mempromosikan kerukunan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Salah satu hal yang mencolok dari pendekatan Ganjar adalah kedekatannya dengan tokoh agama.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa contoh konkret yang menunjukkan kedekatan Ganjar Pranowo dengan tokoh agama.

Aktivitas Kedekatan Ganjar Pranowo dengan Tokoh Agama


1. Dialog Dengan Tokoh Lintas Agama di Tangerang

Kedekatan Ganjar Pranowo dengan tokoh agama tercermin dalam kunjungan di Kota Tangerang. Ganjar mengundang sejumlah tokoh agama dari berbagai latar belakang.

Pertemuan ini berlangsung di Pondok Pesantren Raudhatussalam Cimone dan dihadiri oleh sejumlah pengasuh pondok pesantren serta tokoh agama berbagai keyakinan, seperti Islam, Buddha, Hindu, Tao, Konghucu, dan Kristen.

Tokoh-tokoh agama yang menghadiri dialog ini adalah Selain itu, ada Romo Ruby Santamoko (Buddha), Gst. Artha (Hindu), Jhoni Tan (Tao), Herman Suhanda (Khonghucu), Pendeta Ronny Samantimbang (Kristen).

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis, Ganjar menekankan pentingnya peran tokoh agama dalam kelahiran dan keberlangsungan negara Indonesia.

Ganjar menyatakan bahwa keberagaman yang ada di Indonesia harus tetap dijaga dan dirawat, dan salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan melibatkan para tokoh agama.

"Apa yang kami lakukan di Jawa Tengah adalah merawat kebinekaan dan toleransi, salah satunya membuat saling menghormati. Candi Borobudur dan Candi Prambanan kami jadikan pusat ibadah bagi umat Buddha dan Hindu, bukan hanya tempat wisata," tutur Ganjar di Pondok Pesantren Raudhatussalam Cimone, Tangerang, Banten, Minggu (24/9/2023)

Ganjar mengungkapkan pendekatan yang telah ia praktikkan di Jawa Tengah. Kerukunan dan toleransi dijaga dengan baik.

Dia menyebut contoh nyata di Candi Borobudur dan Candi Prambanan, yang selain menjadi destinasi wisata juga digunakan sebagai tempat ibadah bagi penganut agama Buddha dan Hindu. Ini menunjukkan komitmen untuk saling menghormati antarumat beragama.

Melalui pemaparan ini Ganjar memberikan pandangan tentang masa depannya, di mana ia berkomitmen untuk melibatkan para tokoh agama dalam pembuatan kebijakan.

Menurutnya, mendengarkan masukan dari para tokoh agama saat merencanakan kebijakan adalah langkah yang penting untuk menjaga situasi kondusif dan mencapai kesepakatan yang lebih luas.

2. Mengunjungi Uskup Agung di Malang

Dalam kunjungan lainnya yaitu di Kota Malang, Ganjar berbincang dengan para tokoh agama di Keuskupan Agung Malang sembari sarapan dengan Uskup Agung Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan beserta para Romo dan tokoh Katolik Malang lainnya.

Reputasi kedekatan Ganjar dengan tokoh agama membuat suasana pertemuan penuh kehangatan dan keakraban, dengan saling sapa dan pujian antara Ganjar dan Mgr. Henricus, yang dihiasi dengan tawa dan canda.

"Tentu kami sangat senang Pak Ganjar mau berkunjung. Ini kunjungan persaudaraan dan kami menerima pak Ganjar dengan senang hati. Tadi kita ngobrol banyak, khususnya tentang pentingnya persaudaraan," ucap Uskup Agung Mgr. Henricus, Jumat (13/10/2023).

Dalam pertemuan ini, Ganjar dan Mgr. Henricus berdiskusi tentang berbagai isu kebangsaan, dengan fokus utama pada nilai-nilai toleransi, persaudaraan, dan perdamaian.

"Ini penting agar suasana damai tetap tercipta. Apalagi jelang pemilu seperti ini, biasanya ada cerita yang tidak mengenakkan. Maka kita mesti menjaga bersama-sama," lanjutnya.

Melalui kesempatan bersilaturahmi ini, mereka membahas isu-isu kebangsaan, kemanusiaan, dan pentingnya menjaga toleransi di tengah proses politik menjelang pemilihan umum. Ganjar menyoroti perlunya menjaga kerukunan dan menghindari perpecahan akibat perbedaan pilihan politik.

"Jangan menyakiti orang karena perbedaan agama, suku, maupun golongan. Agar kita bisa merasakan sebagai sesama anak bangsa yang merdeka," pungkasnya.

Ganjar, Mgr. Henricus, dan para tokoh agama di Malang sepakat untuk menjaga ketertiban dan persatuan dalam menjalani tahun politik. Mereka menekankan pentingnya menghindari tindakan yang bisa menyakiti orang lain berdasarkan perbedaan agama, suku, atau golongan. Dalam suasana yang merdeka, mereka berharap bisa merasakan persatuan sebagai sesama anak bangsa Indonesia.

Pertemuan yang menunjukkan kedekatan Ganjar dengan tokoh agama ini mencerminkan upaya untuk mempromosikan perdamaian, persaudaraan, dan toleransi dalam rangka menjaga stabilitas sosial selama periode politik yang sensitif.

3. Berdialog dengan Banthe di Vihara Mendut

Aktivitas kedekatan Ganjar dengan tokoh agama lainnya juga terjadi pada bulan agustus silam Ganjar sempat mengunjungi Vihara Mendut.

Ganjar disambut oleh Bhante Pannavaro Mahathera dengan ramah. Bhante dengan senyum hangatnya menyambut kedatangan Ganjar dan berbicara tentang hubungan yang erat antara Vihara Mendut dan komunitas muslim setempat.



Bhante menjelaskan bahwa para karyawan di Vihara Mendut adalah muslim dan telah menjadi seperti keluarga bagi mereka. Bhante bahkan menyampaikan keinginan para karyawan untuk berfoto bersama Ganjar.

"Ini Pak, karyawan di Vihara Mendut, semuanya muslim. Sudah saya anggap seperti keluarga. Mereka ingin foto sama Pak Ganjar," ucap Bhante di Vihara Mendut, Magelang, 15 Juli 2023.

Selama kunjungan ke Vihara, Ganjar berinteraksi dengan warga sekitar dan mendengarkan cerita Bhante tentang toleransi beragama di Magelang.

Bhante kemudian mengundang Ganjar ke kediamannya. Keduanya melanjutkan percakapan tentang sejarah Borobudur, perkembangannya, dan berbagai topik lainnya.

Ganjar menekankan bahwa kedekatan dirinya dengan Bhante Pannavaro telah terjalin baik selama beberapa waktu. Ganjar mengungkapkan bahwa Bhante telah memberikan banyak pelajaran tentang toleransi dan bagaimana menjaga kesatuan dalam negara.

Selain itu, ia menyebut bahwa Bhante telah memberikannya sebuah buku yang berisi ceramah dan pandangan pribadi tentang cara memahami perbedaan.

"Beliau banyak mengajarkan kita tentang toleransi. Bagaimana cara kita menjaga negara bersama-sama. Saya senang dapat buku beliau, isinya tentang ceramah dan persepsi beliau, tentang bagaimana kita memahami perbedaan," paparnya.

Menurut Ganjar, kerukunan adalah sebuah konsep yang harus diisi dengan makna yang baik dan damai. Ia memahami bahwa kerukunan antarumat beragama tidak dapat diperoleh melalui fanatisme buta dan ketidakpedulian terhadap hak-hak keberagaman serta perasaan orang lain.

Dengan kata lain, penting untuk menjaga sikap saling menghormati dan peduli terhadap keberagaman agar kerukunan ini dapat terwujud.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2780 seconds (0.1#10.140)